TEMPO.CO, Jakarta - Wartawan olahraga kawakan Brasil, Rubens Pozzi, memberi gambaran soal seberapa besar arti klub Chapecoense bagi penggemar sepak bola Brasil, dalam video yang ditampilkan situs ESPN Brasil.
Chapecoense merupakan tim yang pekan ini menarik perhatian dunia karena kisahnya yang tragis. Mereka sedang berada dalam perjalanan menuju Medellin, Kolombia, untuk menjalani final Copa Sudamericana--final kejuaraan kontinental pertama yang pernah mereka ikuti. Namun, pesawat yang mereka carter jatuh di area pegunungan. Dari 77 penumpang, hanya 6 yang selamat.
"Ini adalah tim termanis di Brasil," kata Pozzi. "Semacam tim kedua buat semua orang. Jadi kalau Anda adalah suporter sebuah tim besar di Brasil, mungkin Chapecoense adalah tim favorit keduamu."
Menurut Pozzi, Chapecoense merupakan tim yang sangat baik dan bersahabat sehingga semua orang mencintai mereka.
Banyak yang bersedih atas kecelakaan maut yang mereka alami karena Chapecoense sedang berada di musim terbaiknya. Mereka seakan sedang berada di jalan cerita sebuah dongeng Cinderella.
Cerita Chapecoense agak mirip kisah Leicester City, setidaknya dari segi kejutan yang dibuat. Chapecoense baru dipromosikan ke Seri A, liga kasta tertinggi Brasil, tiga tahun lalu. Namun, dengan satu pertandingan tersisa musim ini, klub itu ada di peringkat kesembilan. Tidak seperti Leicester City, Chapecoense memang belum menjadi juara. Namun setidaknya klub kecil ini bisa berada di atas klub-klub lain yang punya sejarah lebih bersinar dan duit lebih banyak.
Chapecoense baru muncul pada 1970-an. Klub itu merupakan hasil merger dua klub amatir. Tahun 2008 adalah masa terburuk Chapecoense karena tidak lolos, bahkan di level keempat liga nasional Brasil. Namun, setelah itu, tim itu mampu bangkit pada tahun-tahun selanjutnya—finis di tempat ke-3 Seri D; finis di tempat ke-7, ke-5, dan ke-3 di Seri C; finis ke-2 di Seri B; serta finis ke-15, ke-14, dan ke-9 di Seri A musim ini (dengan satu pertandingan tersisa).
Tim ini boleh dibilang salah satu tim kecil di Brasil. Leg kedua final Copa Sudamericana bahkan rencananya tidak akan diadakan di Chapeco. Sebab, stadion di kota itu, Arena Conda, tidak memenuhi standar untuk mengadakan final kejuaraan internasional.
ESPN | THE GUARDIAN | GADI MAKITAN