TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 30 penggemar tim nasional Indonesia mendatangi Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk mengeluhkan praktek calo penjualan tiket semifinal Piala AFF 2016 Indonesia versus Vietnam. Mereka berdiri di sekitar gerbang gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga yang dijaga aparat keamanan. Mereka menyuarakan protes sambil sesekali menyanyikan yel-yel dukungan untuk timnas.
"Calonya banyak banget, Mas. Bahkan saya lihat sendiri satu orang dari calo itu bawa tiket sebundel," ujar Bagus, calon pembeli tiket yang khusus datang dari Malang untuk menonton laga tim nasional, Jawa Tengah, di kantor Kemenpora, Jakarta, Jumat, 2 Desember 2016.
Samsul, juga mengatakan muak dengan tingkah para calo yang bisa menjual tiket seharga mencapai Rp 350 ribu per lembar, padahal harga resmi cuma Rp 100 ribu saja.
"Calo-calo itu, saya lihat sendiri, bisa punya berlembar-lembar tiket, lebih dari sepuluh sepertinya. Bayangkan saja jika mereka ada seratus orang, dikali sepuluh, pantas saja tiket cepat habis," tutur Samsul, yang berasal dari Tangerang.
Padahal pemerintah tengah getol memberantas pungutan liar.
Para penggemar tim nasional ini sebenarnya tidak mempermasalahkan tiket habis, asalkan tidak ada praktek percaloan di sekitar lokasi. "Petugas pengamanannya diam-diam saja, Bang," tutur penggemar tim nasional lain, Herman.
PSSI dan pihak panitia penyelenggara memang menyediakan 10 ribu lembar tiket kategori tiga yang dijual secara fisik di pintu utara Stadion Gelora Bung Karno, Senayan.
Dalam pertemuan dengan para pewarta, Kamis, 1 Desember 2016, PSSI menyatakan pembelian tiket di GBK harus menyertakan KTP atau SIM dan maksimal pembelian empat tiket untuk satu orang, demi menghindari praktek calo.
Panitia penyelenggara sendiri menyediakan tiket dengan tiga kategori, yaitu VIP/kategori satu dengan harga Rp 300 ribu, kategori dua Rp 200 ribu, dan kategori tiga Rp 100 ribu.
Untuk VIP, penyelenggara menyediakan 1.500 tiket. Kelas dua ada 4.000 tiket dan kelas tiga 21 ribu tiket.
ANTARA