TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih tim nasional Vietnam, Nguyen Huu Thang, menilai kapten tim Indonesia, Boaz Theofilius Erwin Solossa, sebagai pemain yang harus diwaspadai timnya pada pertandingan semifinal kedua Piala Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF) 2016, Rabu, 7 Desember 2016, mulai pukul 18.30 WIB yang disiarkan RCTI.
"Dia pemain kunci di tim (Indonesia) yang memiliki kemampuan luar biasa mengangkat motivasi rekan-rekannya," kata Huu Thang mengomentari sosok kapten Persipura Jayapura dalam kompetisi Indonesia Soccer Championship 2016 tersebut dalam konferensi pers menjelang pertandingan di Hanoi, Vietnam, Selasa kemarin. "Ia pemain yang sangat berbahaya di depan."
Boaz, pemain kelahiran Sorong, Papua, masih memiliki "daya ledak yang tinggi" pada usia 30 tahun. Ia mencetak satu dari dua gol kemenangan 2-1 Indonesia pada semifinal pertama Piala AFF 2016 di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Sabtu pekan lalu.
Meski pelatih Alfred Riedl menggantikannya pada menit ke-61 dengan Evan Dimas Darmono dalam laga semifinal pertama, kematangan dan konsistensi Boaz selama membela tim nasional Indonesia tetap diperlukan sebagai pemain utama malam ini.
Boaz tak hanya mempunyai kualitas teknik menggiring bola yang tinggi serta akurasi dan tendangan kaki kiri yang baik. Ia juga memiliki ketahanan dan semangat juang tinggi yang diperlukan untuk memotivasi permainan rekan-rekannya.
Meski Huu Thang mengatakan bukan cuma Boaz yang bagus di timnas Indonesia, Boaz menjadi kunci permainan malam nanti.
Keberhasilan Vietnam "mematikan” peran Boaz bisa menjadi ancaman besar buat Indonesia. Pasalnya, skuad tim berjulukan Garuda ini sekarang didominasi pemain muda.
Hanya Boaz, Andik Vermansyah, kiper Kurnia Meiga, Evan, dan segelintir pemain lain yang memiliki jam terbang internasional yang banyak.
Dengan dukungan Boaz, Riedl akan berusaha menahan serbuan Vietnam, yang hanya membutuhkan kemenangan 1-0 untuk lolos ke final. Adapun Boaz dan kawan-kawan hanya memerlukan hasil seri untuk melaju ke partai puncak.
Indonesia juga bisa lolos bila kalah 3-2 atau 4-3 karena perhitungan gol pada partai tandang. Tapi, jika Boaz cs kalah 2-1, sehingga skor keseluruhan 3-3, pertandingan akan dilanjutkan dengan adu penalti bila skor tak berubah sampai babak perpanjangan waktu usai. Riedl mengatakan sudah menyiapkan secara khusus latihan adu penalti.
"Apakah latihan adu penalti memang menjadi rencana tim-tim lain? Ini bukan soal Anda melatih adu penalti pemain hingga hebat. Ada perbedaan antara latihan dan pertandingan," ujarnya. "Di pertandingan sebenarnya, ada situasi bahwa Anda ada dalam tekanan di belakang gawang. Hal ini tidak terjadi saat latihan. Bagi saya, ini adalah masalah mental."
Adapun Huu Thang mengaku tidak memikirkan skenario adu penalti. "Dalam benak kami, kami yakin meraih kemenangan untuk lolos ke babak final," ucapnya.
Huu Thang juga tidak memikirkan reuni dengan Riedl, pelatihnya semasa ia menjadi pemain tim nasional Vietnam. "Saya hanya berfokus pada hasil 90 menit. Selama 18 tahun, saya pernah menjadi pemain asuhan Riedl. Itu memang masa mengesankan, tapi fokus kami adalah pertandingan saat ini."
PSSI | ESPN | INDRA WIJAYA