TEMPO.CO, Jakarta - Keinginan kuat mempertahankan keunggulan, menurut pelatih tim nasional Indonesia, Alfred Riedl, menentukan nasib timnas pada semifinal kedua Piala Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF) di Stadion My Dinh, Hanoi, Vietnam, Rabu, 7 Desember 2016, mulai pukul 18.30 WIB yang disiarkan RCTI.
Indonesia hanya butuh hasil seri pada laga tersebut. Timnas mengalahkan Vietnam 2-1 pada semifinal pertama di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Sabtu pekan lalu.
Tapi Vietnam tak mudah dihadang dengan hanya menumpuk pemain di depan gawang. Indonesia mesti bermain menyerang, seperti pada Sabtu pekan lalu, tapi dengan sistem pertahanan yang lebih baik.
"Akan sangat sulit menghadapi semangat luar biasa Vietnam dalam laga besok," ucap Riedl dalam konferensi pers di Hanoi, Selasa, 6 Desember 2016.
"Di sepak bola, Anda harus berjuang keras. Keinginan kuat yang sangat menentukan."
Lolos ke final Piala AFF 2016 akan menjadi kado bagi awal reformasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Reformasi ini sudah menghasilkan kepengurusan baru.
Namun untuk mencapainya tidak mudah. Vietnam hanya butuh kemenangan 1-0 pada laga malam nanti untuk lolos ke final karena mencetak satu gol tandang di Pakansari.
Kekhawatiran ini bisa terjadi jika Indonesia terlalu bertahan demi mengejar hasil seri. Taktik defensif total yang populer disebut strategi parkir bus ini berisiko membiarkan diri untuk terus ditekan.
Apalagi pelatih Vietnam, Nguyen Huu Thang, sudah mengisyaratkan bahwa timnya akan tampil habis-habisan. "Ini ujian psikologis. Kami akan mengupayakan segalanya untuk lolos," ujarnya.
Menghadapi tekad Vietnam ini, Indonesia tak boleh dalam posisi defensif. Apalagi, dalam sepak bola, ada teori bahwa pertahanan terbaik adalah menyerang. Tampil agresif akan memaksa lawan tidak mudah meninggalkan daerah permainannya.
"Kami akan bermain seperti pada pertemuan pertama," tutur Riedl di Hanoi, Senin lalu.
PSSI | ESPN | INDRA WIJAYA | FEBRIYAN