TEMPO.CO, Porto - Tim Leicester City seolah hanya pergi berlibur ke Porto pada Kamis nanti. Dalam laga terakhir fase grup G, hasil apa pun tak akan mempengaruhi tim besutan Claudio Raineri yang sudah memastikan diri lolos ke babak knock out Liga Champions 2016.
Ranieri bahkan berencana merotasi besar-besaran timnya saat menghadapi FC Porto nanti. Karena itu, dia mencoba mempertimbangkan akan menurunkan Leonardo Ulloa sebagai ujung tombak. Striker asal Argentina itu diharapkan bisa tampil cemerlang dalam laga tanpa beban di Estadio do Dragao.
Dia beralasan, pertandingan match day enam ini adalah kesempatan bagi pemain-pemain pilarnya untuk istirahat dan memulihkan tenaga. Dia berharap bisa memberi jeda istirahat kepada Jamie Vardy dan Riyad Mahrez. Namun rencana untuk merotasi pemain akan diputuskan pada menit-menit akhir sebelum pertandingan.
Terlepas dari rotasi pemain, Leicester City memang sedang moncer di fase grup G Liga Champions. Tim berjuluk The Foxes itu baru kebobolan satu kali sepanjang babak penyisihan. Jika di pertandingan terakhir nanti Leicester kembali aman tanpa kebobolan, mereka akan masuk daftar tim elite yang bisa melalui fase grup hanya dengan kebobolan satu gol.
Prestasi ini membuat Leicester memimpin Grup G dengan mengoleksi 13 poin dari lima laga. Leicester mencetak tujuh gol dan kebobolan satu gol saja. Namun, kejayaan di Liga Champions, belum tentu menjadikannya jawara di liga domestik.
Leicester yang menjadi juara bertahan Liga primer Inggris, kini terpuruk dan hanya berjarak dua poin dari tim penghuni zona merah. Bahkan, menurut mantan bek Liverpool, Jamie Carragher, Leicester City dalam posisi bahaya dan terancam terdegradasi.
“Kita sempat mengira Leicester bakal degradasi pada musim lalu. Namun mereka melakukan upaya yang luar biasa dan akan menjadi perbincangan di masa depan,” kata Carragher. “Mereka kini harus berhati-hati karena sebagai tim juara yang kemudian terancam terdegradasi, juga akan menjadi cerita yang sama besarnya seperti saat mereka menjuarai liga.”
Sebelumnya, Leicester City menaklukkan FC Porto saat menjamunya di King Power Stadium, 28 September lalu. Gol tunggal Islam Slimani membawa The Foxes menang di depan pendukungnya sendiri. Namun Leicester kini tidak akan diunggulkan dalam pertandingan yang digelar di hadapan pendukung Porto.
Apalagi Porto diperkirakan akan ngotot untuk memetik kemenangan. Tim tuan rumah berada di posisi kedua dengan delapan poin. Kondisi itu belum aman karena hanya selisih dua poin dengan FC Copenhagen di posisi ketiga. Artinya, pertandingan ini bagi tim asuhan Nuno Espirito Santo menjadi partai final yang akan menentukan lanjut atau tidak ke babak 16 besar. “Kami sangat fokus dan harus menang,” kata Espirito Santo.
Selain harus menang, kemungkinan lain FC Porto untuk melenggang ke babak selanjutnya adalah berharap dari hasil pertandingan FC Copenhagen melawan Club Brugges pada hari yang sama, Kamis nanti. Jika Porto menelan kekalahan, tim itu hanya bisa berharap rivalnya, FC Copenhagen, ditahan imbang saat menghadapi Club Brugges.
Untuk hasil maksimal, Espirito Santo sudah menyiapkan skuad terbaiknya, termasuk menduetkan Andre Silva dan Diogo Juta di lini depan. Sedangkan Oliver Torres dan Danilo Pereira menjaga di posisi tengah. Adapun Miguel Layun, Ruben Neves, dan Yacine Brahimi kemungkinan masih belum bisa diturunkan karena cedera.
DAILYMAIL| ESPNFC| PORTUGOAL.NET| ANTO