TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang yang tidak menyukai hari Senin. “I don’t like Monday,” kata mereka. David Moyes, manajer Sunderland, bisa jadi salah satunya.
Senin malam ini, pada hari yang disebut Boxing Day atau sehari selepas Natal, ia akan kembali ke markas mantan klubnya, Manchester United, untuk melakoni laga antara tim asuhannya, Sunderland, melawan Setan Merah pada pekan ke-18 kompetisi Liga Primer.
Ini bukan kunjungan biasa. Tidak hanya karena klubnya masih berada di zona degradasi. Di sana juga terlalu banyak kenangan yang bisa mengombang-ambingkan emosinya.
Semua bagaikan jet coaster, yang naik-turun dengan cepat, menukik, dan membuat perut mual. Di tribun selatan, wajahnya pernah dipajang dan diberi tulisan “The Chosen One”.
Moyes memang kelewat berani mengambil tawaran menggantikan Sir Alex Ferguson. Padahal semua orang tahu, prestasi Manchester United di tangan Fergie sungguh luar biasa.
Banyak pelatih besar yang menolak tawaran ke Old Trafford, salah satunya karena pencapaian istimewa Fergie itu.
"Anda boleh saja meragukan siapa saja yang mengambil pekerjaan ini. Tapi saya punya cara sendiri. Saya katakan, pekerjaan ini cocok untuk saya dan semoga sukses,” kata dia saat itu.
Namun hanya delapan bulan Moyes berada di sana. Pagi sekali setelah tak tertidur di pusat latihan Carrington, Moyes beroleh kabar: ia dipecat pada hari itu, 22 April 2014.
Keberadaan Moyes di MU terbilang amat cepat dibanding masa kontrak yang ditekennya, yakni diharuskan berada di sana hingga enam tahun.
Dua tahun berlalu, Moyes datang lagi ke Old Trafford. Meski United tak juga beranjak membaik setelah kepergiannya, dalam beberapa laga terakhir, tim itu dianggap mulai menapaki jalan yang benar.
Bukan hari yang bagus untuk Moyes. Sementara Boxing Day selama ini berarti hari bertukar kado dan membukanya bersama-sama, bagi Moyes, Boxing Day bisa berarti hari “bertinju”. Tidak hanya dengan lawannya, Manchester United, tapi juga dengan kenangan-kenangan yang pernah dilaluinya.
THE SUN | MIRROR | IRFAN