TEMPO.CO, Sidoarjo - Perwakilan keluarga suporter Persebaya Surabaya alias Bonek yang meninggal karena overdosis minuman keras oplosan di Subang, Jawa Barat, mengaku ikhlas dengan kematian anggota keluarganya. Namun keluarga berharap pihak terkait memberikan penjelasan mengenai penyebab pasti kematian anggota keluarga mereka tersebut.
“Mohon keluarga diberikan penjelasan penyebab kematian anggota keluarga kami,” kata Edo Sutrisno, perwakilan keluarga korban atas nama Brian Adam Firdaus, di kediaman korban di Jalan Brigjen Katamso, Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad, 8 Januari 2017.
Edo mengatakan penjelasan itu perlu disampaikan karena keluarga merasa ada kejanggalan dengan peristiwa yang menewaskan enam orang Bonek tersebut. “Kenapa anak-anak Surabaya sendiri yang meninggal, sedangkan anak Subang tidak ada yang bermasalah? Itu yang kami pertanyakan,” ujarnya.
Baca: 4 Bonek Dirawat di RS Ciereng Subang karena Overdosis
Di luar itu semua, Edo berharap jenazah korban segera dipulangkan untuk dimakamkan. Edo menyebut anak sulung adiknya itu berangkat bersama belasan temannya ke Bandung pada Kamis, 5 Januari 2017, untuk menghadiri kongres tahunan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Sebelumnya, Lima Bonek diberitakan tewas setelah menenggak minuman keras berkadar alkohol 70 persen dengan campuran Sprite dan air kelapa muda pada Jumat malam. Minuman keras itu merupakan jamuan dari Singgih, salah satu aktivis Viking (sebutan suporter Persib Bandung) Kecamatan Compreng, Subang.
Mereka sebagian meninggal dalam perjalanan di Jalan Raya Pagaden, Subang, pada Sabtu. Adapun korban lain meninggal saat dirawat intensif di rumah sakit daerah setempat. Mereka di antaranya Brian Adam Firdaus, 17 tahun, Rudi (23), Hasrul alias Foka (22), Nazif (18), Syahrul (18). Semuanya merupakan warga Waru, Sidoarjo.
Selain itu, tiga korban lain masih mendapat perawatan intensif di rumah sakit setempat. Mereka adalah Anton, 18 tahun, Adot (18), dan Wawan (22). Kelima jenazah telah dipulangkan sekitar pukul 10.30 dengan tiga ambulans dan kini masih dalam perjalanan.
NUR HADI