TEMPO.CO, Jakarta - Kapten tim Persib Bandung, Atep, berkomentar ihwal regulasi yang diterapkan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tentang masalah pemain muda. PSSI menetapkan lima pemain muda di bawah usia 23 tahun harus memperkuat setiap klub yang akan berlaga di kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2017.
Menurut Atep, peraturan yang ditetapkan PSSI itu ada nilai positif dan negatifnya bagi semua klub yang bakal berlaga di kompetisi sepak bola tertinggi di Tanah Air. Sebab, kata dia, tidak setiap klub akan siap menjalankan regulasi itu.
"Ya, sebetulnya saya pribadi menyambut baik masalah pembatasan umur itu, tapi kan pasti akan ada akibat yang harus ditanggung setiap klub kalau saja regulasi itu resmi ditetapkan oleh PSSI," ujar Atep saat dihubungi wartawan, Rabu, 11 Januari 2017.
Pemilik nomor punggung 7 bersama Persib ini mengatakan regulasi itu cenderung terlalu dipaksakan. Sebab, kata dia, ketika setiap tim diwajibkan memainkan minimal 3 pemain di bawah usia 23 tahun dalam setiap pertandingan, ada kemungkinan akan berdampak pada kualitas liga sendiri.
"Sebenarnya enggak harus seperti itu juga sihm karena sekarang juga sudah semakin banyak pemain muda yang bisa bersaing dengan pemain-pemain senior. Kalaupun tidak dibatasi seperti itu, akan bisa lebih baik, artinya berdasarkan kualitas. Tapi kalau dibatasi, nantinya berefek pada pemain muda yang tidak mampu bermain dan dipaksakan. Itu juga akan berpengaruh terhadap kualitas kompetisi sendiri," katanya.
Atep menilai, regulasi yang coba diterapkan PSSI cenderung dipaksakan dan lebih memilih jalur instan. Dia mengatakan demikian lantaran mental pemain muda belum tentu mampu bersaing mengarungi kerasnya kompetisi tertinggi di Indonesia.
Seharusnya PSSI lebih memaksimalkan pembenahan kompetisi kelompok umur. Sehingga jenjang karier pemain akan lebih matang dan bisa lebih siap ketika menginjakkan kakinya di kompetisi sepak bola terbaik di Tanah Air. "Kalau pemain U-23 harus bermain 3 orang setiap kali bermain, saya sangat tidak setuju," ucapnya.
Sementara itu, untuk regulasi yang mewajibkan setiap tim penghuni ISL mendaftarkan maksimal dua pemain di atas usia 35 tahun, Atep menilai regulasi itu cenderung sia-sia.
Pasalnya, kata dia, ketika liga berjalan dengan baik dan persaingan antar-pemain semakin ketat, pembatasan usia tidak perlu lagi diterapkan. Alasannya, usia bukan patokan bagi pemain untuk tidak mampu bersaing.
"Ya, kalau itu, menurut saya, lebih ke regulasi yang mubazir, karena kan kalau di lapangan bagusnya lebih dibuktikan dengan kualitas bermain, meski sudah berusia di atas 35 tahun. Kalau toh masih bisa bersaing, kenapa tidak," katanya. "Jadi ini seolah menghalangi rezeki pemain sepak bola, ya," ujar Atep.
Asisten Pelatih Persib, Herry Setiawan, mengatakan akan menerima setiap regulasi yang diketuk palu oleh PSSI. Herry lebih bersikap mengambil sisi positif terkait regulasi itu. "Mungkin ini yang terbaik dan sudah dipikirkan matang-matang sama yang di atas (PSSI). Harapannya, mudah-mudahan ini yang terbaik untuk sepak bola Indonesia ke depan," katanya.
AMINUDIN A.S.
Baca:
Man United Kalahkan Hull, Ada 5 Kesimpulan Menarik
Hadapi ISL 2017, Zulkifli Syukur Berlabuh di PSM Makassar
Kejutan, Arsenal Beli Cohen Bramall, Pemain Muda Klub Gurem
Prediksi Super Komputer: Arsenal dan MU Gagal Masuk 4 Besar