TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat sepak bola Edi Ellison meminta pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia segera bergerak cepat mencari asisten pelatih tim nasional senior Luis Milla Aspas. Asisten pelatih yang dimaksud Edi adalah pelatih asli Indonesia yang akan melengkapi dua asisten yang dibawa Milla dari Spanyol.
“Tujuan pertama, jelas untuk transfer ilmu pelatih Milla ke pelatih Indonesia,” kata Edi ketika dihubungi Tempo, Senin.
Namun ada alasan lain yang tak kalah penting, yakni menutupi kelemahan pelatih Milla dalam berbahasa Inggris. Seperti diketahui, Milla kurang bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Kondisi ini, menurut Edi, PSSI membutuhkan asisten pelatih Indonesia yang fasih berbahasa Inggris.
Tujuannya, agar asisten pelatih itu bisa menjadi jembatan komunikasi yang terputus antara penerjemah bahasa Spanyol-Inggris Luis Milla dan para pemain. “Lagi pula, tak semua pemain kita bisa berbahasa Inggris dengan lancar. Jadi, butuh sosok asisten pelatih asli Indonesia yang fasih berbahasa Inggris,” kata Edi.
Sayangnya, solusi tersebut tak serta-merta bisa diterapkan dengan cepat dan mudah oleh PSSI. Sebab, menurut Edi, tak banyak pelatih Indonesia yang fasih berbahasa Inggris. “Mungkin ada yang bisa, tapi pertanyaannya, apakah dia punya sertifikat pelatih A versi AFC? Ini masalah lagi,” kata Edi.
Edi menyebutkan satu nama pelatih Indonesia yang cukup memenuhi kriteria sebagai asisten Milla. Ia adalah Liestiadi, mantan pelatih klub PSM Makassar 2015 dan Persegres Gresik United 2016. Menurut dia, Liestiadi pernah menjadi asisten pelatih tim nasional pada 2011–2012 saat Indonesia mempersiapkan pra-Piala Dunia 2014. Ketika itu dia menjadi asisten pelatih asal Belanda, Wim Rijsbergen. “Tapi itu contoh saja.”
Menurut Edi, PSSI harus cepat menentukan pilihan. Sebab, persiapan tim nasional untuk menghadapi SEA Games 2017 sudah terbilang mepet. “Pelatihan baru mulai Februari, dan SEA Games dimulai Agustus, belum lagi urusan adaptasi pemain dan pelatih, jadi mepet sekali,” kata dia.
INDRA WIJAYA