TEMPO.CO, Jakarta - Komunitas pemerhati sepak bola, Save Our Soccer (SOS), mengkritik keputusan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengampuni sejumlah pelaku Sepak Bola Gajah.
Pengampunan itu diberikan melalui Surat Keputusan bernomor 021/KEP/PK-PSSI/I/2017 tentang Peninjaun Kembali (PK) terhadap hukuman yang dijatuhkan Komite Disiplin PSSI. Hukuman itu dijatuhkan atas pemain dan pelatih yang terlibat insiden Sepak Bola Gajah antara PSS Sleman dan PSIS Semarang. Saat itu, Oktober 2014, kedua tim terlihat jelas bermain supaya kalah. Video pertandingan babak delapan besar Grup N Divisi Utama 2014 itu menyebar secara online hingga media-media luar seperti Daily Mail, The Guardian, dan Eurosport, menulis insiden itu.
Baca: Pacar dan Mantannya Bertengkar, Sergio Aguero Cuek Saja
“Niat PSSI cukup baik. Mereka memberikan pengampunan kepada sejumlah pemain, pelatih dan ofisial yang terlibat sepak bola gajah agar bisa kembali mengais rezeki di sepak bola," kata Akmal Marhali, koordinator Save Our Soccer, dalam rilis persnya. "Tapi, cara pengambilan putusannya sangat tidak transparan dan mengundang tanda tanya."
Menurut Akmal, keputusan PSSI terkesan mendadak, tanpa proses rekonstruksi dan pengungkapan fakta sesungguhnya. "Tak ada penjelasan secara gamblang kenapa sebagian mendapatkan pengampunan, sementara sebagian lagi tidak,” kata dia.
Baca: Manchester United Pakai Jalur Belakang untuk Gaet Griezmann
Dalam keputusan Komite Disiplin PSSI bernomor 213/DU/KD-PSSI/XI/2014, 50 pemain dari dua klub itu mendapat hukuman. Lalu, setelah rapat komite eksekutif PSSI pada 10 Januari 2017, Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi mengeluarkan surat keputusan soal pengampunan terhadap 23 dari 50 pemain itu.
Dari PSS Sleman, ada 10 pemain yang diampuni. Mereka adalah Heri Kiswanto, Edi Broto, Herwin Sirajudin, Anang Hadi, Mudah Yulianto, Eko Setiawan, Ridwan Awaludin, Moniaga Bagus, Wahyu Gunawan, dan Marwan Muhammad.
Sementara, dari PSIS Semarang ada 13 personel. Pemain-pemain itu adalah Eko Riyadi, Setiawan Londo, Budi Cipto, Vidi Hasiholan, Syahrul Anam, Eli Nasoka, Taufik Hidayat, Andi Rohmad, Frangky, Sunar Sulaiman, Saptono, Ronald Fagundez, dan Julio Alcorse.
"Tentu, ini kabar gembira bagi mereka yang mendapatkan pengampunan karena bisa kembali berkiprah di sepak bola nasional. Tapi, bagaimana nasib 27 pemain lain yang statusnya masih menggantung?" kata Akmal.
Baca: Piala Presiden, Ada Kompromi Soal Aturan Pemain Asing
Selain itu, Akmal juga mendorong PSSI menemukan dan mengungkap dalang sepak bola gajah itu. Dia berharap PSSI memberi hukuman seberat-beratnya kepada otak insiden itu. Menurut Akmal, PSSI bisa menugasi Departement Sport Intelegent, Fary Djemy Francis, dan Departemen Kepatuhan dan Integritas, John Fresly Hutahayan, yang baru saja dilantik, Jumat, 27 Januari 2017.
PSSI diharapkan membentuk Tim Pencari Fakta, melakukan rekonstruksi ulang, dan meminta keterangan yang sebenar-benarnya kepada para pelaku untuk menemukan dalang atau aktor di balik layar.
GADI MAKITAN