TEMPO.CO, Jakarta - Stade Louis II selalu menjadi musuh tambahan buat tim-tim yang menjadi lawan Monaco di kandangnya. Di stadion ini pulalah Manchester City akan menjalani laga kedua babak 16 Besar Liga Champions, Rabu, 15 Maret 2017, atau Kamis dinihari di Indonesia.
Jangan berharap laga antara dua klub terpandang di kompetisi tertinggi Eropa ini bakal disaksikan lebih dari 50 ribu pasang mata di stadion. Meski terletak di negara kecil namun supergemerlap itu, Stade Louis II hanya berkapasitas 18 ribu penonton saja.
Seperti dilansir Daily Mail, letak stadion tepat di bawah bukit karang dan tak jauh dari pantai Laut Mediterania. Karena areanya yang terbatas, maka tempat parkir berlantai empat berada di bawah lapangan dan bisa menampung 1.320 mobil. Posisi tempat parkir ini yang sering dikeluhkan banyak pelatih yang timnya bermain di sana.
Karena area yang terbatas itu, maka Louis II bukan hanya berfungsi sebagai stadion tapi juga gelanggang olahraga. Di bawah tanah pula terdapat berbagai arena olahraga, kolam renang ukuran Olimpiade (50 meter), dan perkantoran.
Di salah satu sisi stadion tertutup pilar yang menghalangi cahaya matahari sehingga membutuhkan bantuan lampu. Meski kondisinya mungkin kurang sempurna buat banyak klub, para pemain, dan pelatih, tidak demikian halnya dengan para penonton, terutama yang datang dari luar negeri. Mereka bisa menikmati indahnya Laut Mediterania dan tebing karang dari tribun stadion serta kehidupan di sekitar yang glamor, penuh orang kaya, dan deretan kasino.
Bagaimana dengan klub-klub yang menjadi lawan Monaco? Pelatih Manchester United, Sir Alex Ferguson, mengeluhkan timnya yang tak bisa bermain maksimal di perempatfinal Liga Champions 1998 dan laga berakhir imbang tanpa gol.
Arsenal juga pernah merasakan siksaan bermain di Louis II pada babak 16 Besar Liga Champions 2015 dalam pertandingan yang diguyur hujan lebat. Baik United maupun Arsenal akhirnya tersingkir karena gol tandang lawan.
PIPIT