TEMPO.CO, Dortmund - Pelatih tim nasional Jerman, Joachim Loew, mengatakan Lukas Podolski akan mendapatkan sambutan yang sangat layak ketika sang juara dunia bertemu Inggris dalam pertandingan persahabatan yang dimainkan pada Rabu.
Pertandingan itu diharapkan akan menjadi panggung sempurna, di mana Podolski, yang sangat populer di kalangan para penggemar Jerman, siap mengukir penampilan timnas ke-130-nya sekaligus yang terakhir. Ia akan tampil sejak awal sebagai kapten untuk pertama kalinya.
Jerman tidak akan diperkuat beberapa pemain akibat cedera. Pada Minggu, Loew menatap pertandingan kualifikasi Piala Dunia Grup C di Azerbaijan. Timnya memuncaki klasemen setelah meraih empat kemenangan beruntun.
Podolski, 31 tahun, yang melakukan debutnya pada 2004, merupakan pemain dengan penampilan terbanyak peringkat ketiga untuk negaranya dan berada di peringkat keempat dalam daftar pencetak gol terbanyak negaranya dengan 48 gol.
"Ia adalah spesimen unik, tidak ada seorang pun yang dapat benar-benar menggantikan dia," kata Loew kepada para pewarta. "Bagi saya, ini akan menjadi momen indah tapi menyedihkan karena ia merupakan salah satu pemain terhebat yang pernah ada di Jerman."
"Lukas dan diri saya sendiri telah melalui perjalanan panjang bersama-sama," kata Loew. Adapun dia melatih Podolski selama 13 tahun di timnas sebagai asisten pelatih kemudian menjadi pelatih kepala sejak 2006.
"Kami telah melewati banyak rintangan, banyak turnamen, dan kekecewaan, tapi juga merupakan kenikmatan terbesar sebagai pelatih dan pemain dengan kemenangan di Piala Dunia 2014. Jadi panggung besok merupakan sesuatu yang layak. Jerman melawan Inggris adalah atmosfer yang bagus," ucap Loew.
Podolski, pemain sayap yang cepat dan dikenal dengan sepakan keras kaki kirinya, memiliki karakter periang. Dia akan terus berkiprah di klub sepak bola ketika ia bersiap meninggalkan klub Turki, Galatasaray, pada akhir musim untuk bergabung dengan klub Jepang, Vissel Kobe, di Liga Jepang.
"Tiga belas tahun ini merupakan tahun-tahun yang hebat dan menyenangkan, dan saya bangga terhadap mereka," kata Podolski, yang merupakan bagian dari generasi pemain Jerman penuh talenta, yang mencakup Bastian Schweinsteiger dan Philipp Lahm, yang bangkit setelah 2004.
Saat ditanyai oleh para pewarta Inggris mengenai apa yang membuat Jerman begitu sukses selama bertahun-tahun, Podolski, yang juga pernah bermain untuk Arsenal, Bayern Muenchen, dan Inter Milan, mengatakan hal itu terjadi karena mereka bertahan dengan satu pelatih yang sama selama lebih dari satu dekade.
"Mungkin alasan utama adalah bahwa kami memiliki pelatih yang bagus untuk selama lebih dari sepuluh tahun, dan setelah 2004 kami memulai perjalanan yang mungkin tidak dilakukan negara-negara lain," tuturnya.
Inggris memiliki enam pelatih dalam periode yang sama.
"Apa yang terjadi di Inggris di level junior, saya tidak tahu. Namun para pemain menjadi lebih kuat, dan jika mereka tidak menghadapi Jerman di turnamen, mungkin mereka dapat berkembang," tuturnya sambil tertawa. Demikian laporan Reuters.
ANTARA