TEMPO.CO, Manchester – Setelah ditahan imbang 1-1 oleh Everton, Manchester United berupaya meraih tiga poin saat bertandang ke tim peringkat terbawah Liga Primer Inggris, Sunderland, Minggu, 9 April 2017.
Pemecatan Louis van Gaal Mei dari jabatan manajer dan pelatih utama Manchester United dimaksudkan mengakhiri era sepak bola steril yang dianggap membosankan sebagian besar penggemar klun berjulukan Setan Merah.
Jose Mourinho datang ke Old Trafford dengan mengatakan dia memahami tradisi klub memainkan sepak bola yang menghibur dan mencetak banyak gol. Kehadiran Jose, yang meraih gelar juara bersama Chelsea, Inter Milan, dan Real Madrid, tentu saja awalnya mengisyaratkan periode yang cerah untuk Manchester United.
Delapan bulan setelah van Gaal berpisah dengan United, statistik berbicara lain. Barisan depan United yang diisi Zlatan Ibrahimovic, Henrikh Mkhitaryan, Wayne Rooney, Anthony Martial, Juan Mata, dan Marcus Rashford, sekilas akan menakutkan bagi para bek lawan.
Namun, setelah menjalani laga ke-29, Manchester United hanya mampu membuat 43 gol ke gawang lawan. Koleksi gol itu kalah jauh dibanding yang dicetak Liverpool (60 gol), Chelsea (62), Arsenal (61), Tottenham (60), dan Everton (53).
Baca Juga: Ditahan Everton, Pemain Manchester United Dinilai Kurang Pede
Di Stadion Old Trafford, Manchester United hanya menyarangkan 21 gol dari 16 laga. Rekor enam kemenangan dan sembilan seri di Old Trafford menjadi statistik terburuk United di kompetisi domestik sejak musim 1973/1974, saat mereka terdegradasi dari liga utama. Selain Ibrahimovic dengan 16 gol, gol-gol yang disarangkan penyerang dan pemain kreatif United cukup irit: Pogba empat gol, Mkhitaryan, Rashford dan Martial masing-masing tiga; serta Rooney dua gol.
Dibanding standar tinggi yang ditetapkan pelatih legendaris United, Sir Alex Ferguson, Setan Merah di bawah asuhan Mourinho tak bisa menyamainya. Tingkat konversi gol Ronney dan kawan-kawan hanya 11,9 persen dari total 499 tendangan ke gawang lawan.
Dalam catatan Opta Sport, barisan depan United sering menyia-nyiakan peluang besar. Dari 64 kali clear cut chances (pemain diharapkan mencetak gol saat berhadapan langsung dengan kiper atau dari jarak sangat dekat), United Cuma mencetak 20 gol. Tingkat konversi 31,25 persen ini menjadi yang terburuk di Liga Primer.
DAILY MIRROR | HOTMA SIREGAR
Simak Juga: Prestasi Mourinho di Manchester United Lebih Buruk daripada Van Gaal