TEMPO.CO, Jakarta - Istilah marquee player adalah mengacu pada seorang atlet yang dianggap sangat populer, terampil atau luar biasa dalam olahraga profesional. Kini istilah tersebut sering disebut-sebut dalam pergelaran liga sepak bola profesional di Indonesia 2017, atau yang dikenal sebagai Liga 1 2017. Marquee player diperkenalkan di Liga 1 dengan tujuan membuat liga ini populer.
Baca: Daftar Lengkap Marquee Player Liga 1 2017
PSSI menggariskan, pemain marquee player dalam Liga 1 adalah yang pernah bermain untuk tim nasional negaranya dalam tiga Piala Dunia terakhir (2006, 2010, dan 2014). Pemain tersebut juga boleh disebut marquee player jika dalam delapan tahun terakhir pernah bermain di liga top Eropa, seperti: Liga Primer Inggris, La Liga Spanyol, Bundesliga Jerman, Seri A Italia, Eredivisie Belanda, Ligue 1 Prancis, Super Lig Turki, atau Primeira Liga Portugal. Jadi dua syarat itu bisa saling menggantikan.
Hanya marquee player berusia maksimal 35 tahun yang boleh berlaga di Liga 1. PSSI juga memberikan aturan bahwa ketentuan mengontrak pemain asing adalah 2+1+1, yaitu dua pemain non-Asia, ditambah satu pemain Asia, ditambah satu marquee player. Jika suatu klub tidak mampu mengontrak marquee player, maka klub itu hanya boleh memakai tiga pemain asing: dua pemain non-Asia dan satu Asia.
Baca: Jawaban Semen Padang Soal Isu Kontrak Didier Zokora Capai Rp 7 M
Soal bayaran, PSSI memberikan batasan nilai kontrak sebesar Rp 15 miliar per tahun bagi setiap tim yang memakai marquee player. Michael Essien ditengarai sebagai marquee player Liga 1 termahal, dengan bayaran antara Rp 8-9 miliar.
Istilah marquee player, pertama kali dipopulerkan di Liga Sepakbola Profesional Amerika Serikat (MLS/Major League Soccer) pada tahun 2007. Saat itu klub Los Angeles Galaxy membuat gebrakan dengan mendatangkan pesepakbola terpopuler sedunia, David Beckham, yang sebelumnya merumput di Real Madrid.
PSSI | DON