TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih asing asal Bosnia, Milomir Seslija, enggan jadi kambing hitam atas buruknya performa tim Persiba Balikpapan. Tim ‘Beruang Madu’ makin terus terbenam di jurang klansemen sementara kompetisi Liga 1 Indonesia. “Saya sudah memberikan segalanya bagi tim,” kata Milo, Kamis, 1 Juni.
Persiba hanya mampu mengoleksi satu poin dari delapan kali laga sudah digelar dalam keikutsertaan seluruh kompetisi. Satu poin itu diraih dengan menahan imbang PS TNI di Stadion Pakansari Bogor. Saat melawan Persija Jakarta, Perseru Serui, Arema Malang, Sriwijaya FC, Persegres Gresik, Persipura dan Semen Padang mereka kalah.
Lebih dari setengah kekalahan ini dialami Milo yang mengambil alih kursi kepelatihan dari pendahulunya, Timo Scheunemann.
Baca: Liga 1: Mulai Juni, Persiba Kembali ke Stadion Balikpapan
Milo menilai, permainan Persibasudah makin membaik saat pertandingan terakhir menantang Semen Padang. Dia menyebutkan, permainan tim Persiba mampu mengimbangi perlawanan tim tuan rumah yang memperoleh dukungan suporternya.
“Ini bukan kesalahan pelatih, mungkin dari secara skor kita kalah tapi secara permainan kita tidak kalah dari semen Padang,” paparnya.
Kalaupun ada yang harus dipermasalahkan, Milo menuding performa saat pertama kali proses pembentukannya. Seperti diketahui, Milo mengambil alih kursi Pelatih Persiba di awal awal musim sejak ditinggalkan Timo Scheunemann.
“Kalau pun ada yang salah mungkin lebih dipihak dulunya kenapa? Mungkin yang sebelum sebelumnya,” kata Milo.
Dalam pertandingan lawan Semen Padang, Milo juga menuding kepemimpinan wasit yang telah merugikan Persiba. Saat pertandingan tersebut, dia mengklam, Persiba semestinya memperoleh hadiah penalti kala Marlon da Silva dilanggar di area terlarang Semen Padang.
“Saya tidak mau banyak berkomentar banyak tentang wasit, tapi ada peraturan yang mengatakan, jika ada pemain yang dilanggar di dalam kotak oleh oleh dua orang dari belakang maka itu adalah pinalti,” kata Milo.
Penghujung akhir pertandingan, Marlon da Silva disergap dari belakang dua pemain lawan di area kota penalti Semen Padang. Namun wasit pertandingan bergeming serta melanjutkan permainan.
Meski sebenarnya Marlon juga sudah melayangkan protes keras. Namun kembali wait tetap tak mengubris keinginan memperoleh penalti.
Milo berharap pengurus Persiba tetap memberikannya kesempatan memoles tim hingga penghujung kompetisi. Dia berpendapat, para pemain Persiba terus mengalami peningkatan kualitas permainannya selama kompetisi Liga 1 Indonesia.
Milo menyatakan, Persiba membutuhkan sosok pelatih yang konsisten membangun tim dari semenjak awal hingga akhir. Pergantian terlalu sering seorang pelatih akan berdampak negatif dalam perkembangan suatu tim kesebelasan. "Ini adalah penyakitnya sepak bola Indonesia, begitu prestasi turun, langsung ganti pelatih. ini yang menyebabkan, sulitnya tim berkembang, kalau terlalu sering ganti pelatih,” ujarnya.
Sejak menukangi Persiba, Milomir Seslija belum memberikan hasil positif. Dari empat laga yang telah dilakoni Persiba belum meraih satu poin pun. Ia mengawali laga perdana yang pahit saat disikat Sriwijaya FC skor 0 – 2 di Stadion Gajayana Malang. Pelatih asing ini makin terpuruk digasak Gresik United skor 2 – 1 di Stadion Tridarma Gresik.
Persiba juga harus mengakui ketangguhan tim tamu Persipura skor 0 – 2 di Stadion Gajayana Malang. Tim lemah Semen Padang juga mampu mengungguli Persiba skor 2 – 1 di Stadion Agus Salim.
Kekalahan demi kekalahan ini menjadikan Marlon da Silva kian terbenam di dasar klansemen sementara Liga 1 Indonesia. Persiba hanya mampu mengoleksi satu poin dari delapan laga sudah digelar.
Dua laga selanjutnya bisa menjadi krusial penentuan nasib Milo menukangi Persiba. Tim ini segera menggelar dua laga kandang lawan Borneo FC dan Bhayangkara FC.
Borneo FC merupakan musuh bebunyutan Persiba sebagai presentasi persaingan dua kota utama di Kaltim yakni Samarinda – Balikpapan. Apalagi pertandingan sepertinya akan kembali digelar di Stadion Parikesit Balikpapan setelah sebelumnya meminjam Stadion Gajayana Malang.
SG WIBISONO