TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memutuskan untuk memilih Ratu Tisha Destria sebagai sekretaris jenderal yang baru untuk periode 2017–2020. Keputusan tersebut diambil melalui rapat komite eksekutif PSSI di Markas Komando Cadangan Strategis Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, Jakarta, Jumat lalu.
Dalam rapat tersebut, Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, mengusulkan nama perempuan yang akrab dipanggil Tisha ini. Selanjutnya, 12 anggota komite eksekutif PSSI setuju dan memberikan keputusan. “Walhasil telah terjadi kesepakatan Tisha akan jadi sekjen hingga periode 2020,” kata Wakil Ketua Umum PSSI Iwan Budianto.
Tisha telah menyingkirkan 29 kandidat lain yang mendaftarkan diri untuk menjadi sekretaris jenderal PSSI yang baru menggantikan Ade Wellington. Ade mundur setelah mengajukan surat pengunduran diri pada 10 April lalu.
Tiga puluh calon sudah melalui serangkaian proses seleksi mulai dari tes psikologi, tes kesehatan, hingga wawancara khusus. Hasilnya, tim seleksi meloloskan tiga calon terbaik, yakni Tisha, Alief Syachviar, dan Alvin Aprianto.
Baca: Jadi Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria Torehkan Sejarah
“Departemen personalia menyatakan kalau Tisha itu nomor satu di tes kesehatan, nomor satu di tes psikologi, dan nomor satu di tes organisasi sepak bola,” kata Iwan.
Tisha sebenarnya bukan nama baru di jagat sepak bola nasional. Dia pernah menjabat Direktur Kompetisi dan Operasional PT Gelora Trisula Semesta, perusahaan operator kompetisi Indonesia Soccer Championship 2016. Kini, Tisa menjabat Direktur Kompetisi di PT Liga Indonesia Baru, yang menaungi Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 atau Liga Nusantara.
Iwan mengatakan, salah satu alasan dipilihnya Tisha, perempuan berusia 32 tahun itu dianggap cakap dalam bidang organisasi dan pengelolaan kompetisi. Tisha juga dianggap mampu menjalin komunikasi dengan banyak pihak.
Iwan dan pengurus PSSI lainnya pun meminta Tisha untuk memilih salah satu jabatan, yakni antara di PT Liga Indonesia Baru dan kursi Sekretaris Jenderal PSSI. “Dia sudah menjawab untuk tinggalkan jabatan lama dan memilih Sekjen PSSI,” kata Iwan.
Ia juga memastikan bahwa Tisha tak punya masalah komunikasi dengan wartawan. Ia pun menjamin Tisha dapat dihubungi wartawan 24 jam. Sebab, sebelumnya muncul kabar bahwa salah satu pertimbangan mundurnya Ade dari kursi Sekretaris Jenderal PSSI adalah tak mampu berkomunikasi apik dengan media.
“Kesediaan berkomunikasi dengan wartawan selama 24 jam masuk dalam salah satu pertanyaan saat uji kelayakan dan kepatuhan. Saat itu Tisha menjawab sanggup,” kata Iwan.
Tisha mengatakan sudah menerima informasi penunjukan dirinya sebagai sekretaris jenderal dari PSSI. Ia pun siap menjalankan tugas dan kewajiban yang diberikan federasi sepak bola Indonesia itu. “Semoga yang terbaik untuk sepak bola Indonesia ke depannya,” kata Tisha.
Mantan bintang klub sepak bola Bayern Muenchen, Giovane Elber, menyanjung keputusan PSSI yang mengangkat sekretaris jenderal perempuan. Elber pun mengatakan kesetaraan gender sudah muncul di sepak bola Indonesia.
“Semua orang berhak menjadi pengisi posisi penting di federasi sepak bola, dan itu bukan masalah gender,” kata Elber.
Elber berharap muncul lagi perempuan-perempuan lain di dunia sepak bola Indonesia. Pria berusia 44 tahun itu juga berharap Indonesia segera mengikuti Jerman dalam organisasi sepak bola.
“Di Jerman sudah lazim wasit perempuan di liga dan tim nasional perempuan Jerman juga cukup bagus,” kata pencetak 92 gol untuk Bayern Muenchen tersebut.
WORLD SOCCER | ANTARA | INDRA W