TEMPO.CO, Jakarta - Erick Thohir yang pernah menjadi pemiliki Inter Milan, tidak ingin disamakan dengan Roman Abramovich sang pemilik klub Liga Primer Inggris, Chelsea. Menurut Erick sangat banyak kendala yang membuatnya tidak dapat seserius Abramovich dalam mengelola klub sepakbola yang dimiliki.
Berikut ini kutipan wawancara Sapto Yunus, Mohamad Reza Maulana, dan Indra Wijaya dari Tempo dengan Erick di Jakarta, Rabu malam, 12 Juli 2017, berkaitan dengan cara pengelolaan yang dia terapkan terhadap Inter Milan.
Ada anggapan Anda tak seserius pemodal asing lain, misalnya Roman Abramovich di Chelsea?
Ya, ya, ya. Banyak pengusaha dari Asia kan tidak tinggal di kota klubnya. Berbeda dengan pengusaha Eropa yang dekat. Tapi, kalau pengusaha Amerika Serikat di Liga Primer Inggris, seperti Stan Kroenke di Arsenal, juga tidak datang ke klubnya tiap hari. Jadi, dalam mengelola klub, ada dua pendekatan: pemilik day-to-day di sana atau pemilik membentuk manajemen di sana. Abramovich bisa sering datang karena dekat dari Rusia ke London.
Baca: WAWANCARA, Erick Thohir: Saham Dijual, Inter Milan Juga Untung
Apa yang Anda harapkan saat membeli Inter Milan, tiga tahun lalu?
Saya adalah fan Inter. Kebetulan, secara kesempatan bisnis, bisa masuk. Kenapa tidak? Selama tiga tahun saya menjadi presiden, Inter stabil secara keuangan. Di lapangan, kami mengganti pemain-pemain berumur dengan pemain muda berbakat.
Baca: Erick Thohir Bangun Stadion Senilai Rp 6,6 Triliun di Washington
Siapa saja pemain yang masuk kategori itu?
Tahun pertama ada Danilo D’Ambrosio, Mauro Icardi. Berikutnya, Ivan Perisic, Geoffrey Kondogbia, dan Gary Medel. Daftarnya masih panjang. Saya datangkan lebih dari 20 pemain. Tahun ini masuk Joao Mario, Roberto Gagliardini, Milan Škriniar, Antonio Candreva, Gabriel Barbosa, dan Borja Valero. Enam pemain itu didorong oleh Suning Group. Saya yakin, di bawah Suning, Inter akan bagus. Sebab, dana mereka besar sekali.
Baca: WAWANCARA, Erick Thohir: Saya Dilarang Mundur dari Inter Milan
Sebelum berkongsi, Anda melakukan riset tentang Suning?
Awalnya, kami mencari rekanan dari Cina. Waktu itu ada beberapa perusahaan, tapi saya lihat Suning yang paling serius dan berkomitmen. Mereka perusahaan retail besar dengan pendapatan 55 miliar euro. Besar sekali.
Untuk kelanjutan wawancara Erick Thohir soal Inter Milan simak terus di kanal Bola Tempo.co.
DON