TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih tim nasional sepak bola Indonesia usia di bawah 22 tahun (timnas U-22), Luis Milla, mengatakan strategi permainan anak-anak asuhnya gagal diterapkan kala bersua Thailand dalam pertandingan terakhir Grup H kualifikasi Piala Asia U-23 2018, Ahad, karena lapangan tergenang air.
Pertandingan Indonesia versus Thailand di Stadion Nasional, Bangkok, Thailand, berakhir dengan skor imbang 0-0. Hasil itu membuat tim Garuda gagal melaju ke putaran final Piala Asia U-23 pada Januari 2018 di Cina. Kedua tim tidak bisa menampilkan permainan terbaik karena sekitar 40 persen lapangan tergenang air akibat hujan deras yang turun hampir sepanjang laga.
"Sebenarnya, kami sudah memahami permainan Thailand, tapi ternyata kondisi lapangan membuat kami kesulitan bermain. Para pemain bekerja sangat keras untuk berlaga di lapangan seperti itu," katanya kepada media Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Jakarta, Ahad.
Pelatih asal Spanyol itu melanjutkan, hal itulah yang membuat timnya terpaksa bermain dengan bola-bola panjang demi menciptakan gol.
Bahkan, demi menyukseskan perubahan strategi tersebut, Milla mengaku sengaja menggeser posisi Hansamu Yama Pranata dari bek tengah menjadi penyerang untuk mendampingi Marinus Mariyanto Manewar pada akhir-akhir pertandingan.
"Kami membutuhkan dua pemain besar untuk mencetak gol melalui skema bola panjang. Namun tidak berhasil dan itu membuat saya sedih. Melihat kerja keras pemain, seharusnya mereka mendapatkan hadiah lolos dari babak grup kualifikasi," ujarnya.
Salah satu pemain timnas U-22, Febri Haryadi, menuturkan hasil kacamata dengan Thailand tidak memuaskan. Namun dirinya berusaha mengambil hikmah dari persoalan tersebut. "Ini menjadi pembelajaran bagi kami," ucapnya.
Dari Grup H kualifikasi Piala Asia U-23 2018, Malaysia menjadi tim yang lolos ke putaran final di Cina setelah berhasil mengalahkan Mongolia dengan skor 2-0 dalam laga yang digelar sebelum Indonesia versus Thailand, Minggu.
Timnas U-22 berada di peringkat ketiga Grup H dengan empat poin dari tiga laga, yang merupakan hasil sekali kalah (dari Malaysia 0-3), sekali menang (atas Mongolia 7-0), dan sekali seri (dengan Thailand 0-0).
Malaysia menjadi yang terbaik di Grup H dengan enam poin dari dua kemenangan dan sekali kalah di tiga pertandingan. Thailand berada di peringkat kedua dengan lima poin dari dua hasil seri dan sekali menang, sementara juru kunci ditempati Mongolia.
Kegagalan di kualifikasi Piala Asia U-23 merupakan hasil negatif pertama Milla dalam turnamen resmi sejak ditunjuk sebagai pelatih timnas U-22 dan senior oleh PSSI pada Januari 2017.
Berikutnya, tantangan pelatih yang pernah bermain untuk Barcelona dan Real Madrid itu adalah membawa Timnal U-22 merebut medali emas SEA Games 2017 di Malaysia pada pertengahan Agustus 2017. Terakhir kali emas sepak bola SEA Games diraih Indonesia pada 26 tahun lalu, tepatnya pada SEA Games 1991 di Manila, Filipina.
ANTARA