TEMPO.CO, Jakarta--Pemerintah mengaku tidak bisa serta-merta membubarkan Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI), meski di satu sisi pemerintah hanya mengakui Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai organisasi yang sah. Alasannya, kata Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Joko Pekik, KPSI juga didukung anggota PSSI, sehingga akhirnya lahir Kongres Luar Biasa di Ancol, Jakarta, pada Maret lalu.
"Secara yuridis, pemerintah mengakui PSSI sebagai organisasi sah. Tapi secara de facto KPSI tidak bisa dihilangkan begitu saja karena mereka didukung anggota PSSI," ujar Joko Pekik, Senin, 17 Desember 2012.
Karena ruwetnya permasalahan tersebut, kata Joko, maka pemerintah akan menunggu arahan dari konfederasi Sepak bola Asia (AFC), yang akan hadir ke Jakarta pada awal Januari tahun depan. "Dari sana kami tahu kerangka kerja seperti apa yang harus kami lakukan," ujar joko, yang juga anggota tim Gugus Tugas bentukan Kemenpora.
Kedatangan AFC sendiri, dikatakan Joko, sangat vital dalam membantu penyelesaian sengkarut sepak bola nasional. Pasalnya, AFC telah mendapat mandat langsung dari Federasi Sepak bola Internasional (FIFA) dalam rapat Komite Eksekutif di Tokyo, Jepang, beberapa waktu lalu.
Tim AFC yang datang ke Jakarta, disebut-sebut akaan dipimpin langsung Pelaksana tugas Presiden AFC, Zhang Jilong. Kabar itu pun disampaikan Ketua tim Gugus tugas, rita Subowo.
FIFA sebelumnya memberi tenggat hingga Maret 2013 kepada Indonesia untuk menyelesaikan masalah internal. Jika tidak kunjung usai, otoritas sepak bola dunia itu menyatakan akan memberi sanksi tegas, termasuk kemungkinan mencabut partisipasi Indonesia di sepak bola Internasional.
Namun penyelesaian masalah sepertinya akan menemui kendala berat, khususnya mengenai pengembalian empat anggota komite Eksekutif PSSI yang telah diberhentikan, yaitu La Nyalla Mattalitti, Roberto Rouw, Erwin Dwi Budiawan, dan tony Apriliani. PSSI meminta keempat orang tersebut meminta maaf secara tertulis agar bisa kembali menempati jabatannya seperti semula. Tapi dengan tegas keinginan itu ditepis La Nyalla cs.
"Saya tidak akan meminta maaf," kata La Nyalla.
ARIE FIRDAUS
Berita terkait
FIFA Datangi PSSI Terkait dengan KLB, Ini Hasilnya
12 April 2019
PSSI berkonsultasi dengan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) di Jakarta terkait kongres luar biasa (KLB).
Baca SelengkapnyaKAI Pantau Perjalanan Ratusan Bonek Surabaya-Bandung
6 Januari 2017
Ratusan anggota Bonek hendak menyampaikan aspirasi saat Kongres PSSI dilaksanakan di Bandung, Ahad, 8 Januari 2017.
Baca SelengkapnyaPSSI Bahas Nasib Alfred Riedl di Kongres Tahunan Bulan Depan
28 Desember 2016
Dalam kongres tahunan PSSI, selain dilakukan evaluasi terhadap kinerja Riedl, dibahas nasib tujuh klub, termasuk Persebaya Surabaya.
Baca SelengkapnyaProtes PSSI, Ribuan Bonek Gelar Aksi Parade Bela Persebaya
26 Desember 2016
Andi meminta Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi melihat dan mendengar tuntutan Bonek.
Baca SelengkapnyaKomite Eksekutif PSSI Terpilih, 4 Orang Bukan dari Kubu 85
11 November 2016
Edy berencana mengajak 12 anggota Komite Eksekutif PSSI untuk secepatnya bekerja.
Kecewa Kongres PSSI, Ribuan Bonek Tutup Jalan di Surabaya
10 November 2016
Bonek juga menyalakan flare sambil menutup jalan dan membakar tempat sampah dari karet.
Baca SelengkapnyaEdy Rahmayadi Terpilih Jadi Ketua Umum PSSI, Ini Pesan Kemenpora
10 November 2016
Edy Rahmayadi harus segera melakukan konsolidasi internal segera seusai Kongres PSSI.
Baca SelengkapnyaSave Our Soccer: Negara Gagal Mereformasi PSSI
10 November 2016
Menurut Akmal Marhali masih ada upaya-upaya kelompok tertentu untuk membuat kongres PSSI hanya milik kelompok tertentu.
Edy Rahmayadi Resmi Terpilih Jadi Ketua Umum PSSI 2016-2020
10 November 2016
Edy Rahmayadi mendapatkan 76 suara, mengalahkan Moeldoko yang memperoleh 23 suara.
Baca SelengkapnyaPendukung Edy Rahmayadi Masih Solid
9 November 2016
Ketua Asosiasi Provinsi PSSI DKI Jakarta Gusti Randa menepis adanya rumor bahwa dukungan dari anggota kelompok 85 sudah tak solid lagi.
Baca Selengkapnya