TEMPO.CO, Madrid - Presiden Real Madrid Florentino Perez menegaskan kalau Mourinho pergi karena diusir oleh publik Spanyol. Namun ada alasan lain yang mengindikasikan bahwa Perez-lah yang memaksa Mourinho pergi. Langkah tersebut ditempuh Perez agar citranya tidak rusak jelang pemilihan presiden baru Real Madrid pada 16 Juni mendatang.
Bersamaan dengan pengumuman kepergian Mourinho, Perez menegaskan dia akan maju kembali menjadi presiden Real Madrid. "Real Madrid lebih bersatu daripada sebelumnya," kata Perez seperti kutip Marca, Senin, 20 Mei 2013. "Saya tidak tahu apakah ada calon lain. Selalu ada setidaknya satu, kecuali di pemilihan sebelumnya. Mungkin akan sehat jika ada lebih dari satu kandidat."
Akhir tahun lalu harian olahraga terbesar dan paling berpengaruh di Spanyol, Marca, mengadakan jajak pendapat yang menunjukkan 82,4 persen dari 100 ribu Madridista menginginkan Mourinho pergi. Sebulan kemudian Guardian melansir hasil jajak pendapatnya yang melibatkan 704 responden. Sebanyak 61,6 persen responden mengatakan komentar dan ulah Mourinho buruk bagi citra klub.
Sikap beberapa kelompok suporter Madrid yang berpengaruh macam Los Dos dan De Ronda makin membuat Perez berpikir-pikir untuk mempertahankan Mourinho. Mereka mengatakan publik Madrid tidak suka dengan kontroversi yang selalu menyertai Mourinho.
Perez meraih kursi presiden Madrid pada 2009 lalu dengan mengusung kampanye Los Galacticos jilid II. Pelatih Manuel Pellegrini, Kaka, Cristiano Ronaldo, Xabi Alonso, dan Karim Benzema menjadi perwujudan kampanyenya tersebut. Nirgelar di musim pertama, Mourinho kemudian ditransfer dari Inter pada 2010. Namun selama 3 musim, Mourinho hanya mampu memberi tiga gelar bergengsi: Copa del Rey 2010/11, La Liga 2011/12, dan Piala Super Spanyol 2012.
