TEMPO.CO, Belo Horizonte - Pertandingan semifinal melawan Uruguay adalah ujian sebenarnya bagi Brasil di Piala Konfederasi 2013. "Pertemuan kami adalah derby Amerika Selatan. Beberapa orang bahkan mengatakan pertemuan kami lebih hebat dibanding antara Brasil dan Argentina. Tidak ada yang favorit pada pertandingan nanti," kata kiper Julio Cesar.
Itulah sebabnya, Cesar enggan jemawa menjelang laga. Padahal Brasil sedang on fire. Mereka tidak terkalahkan dalam tiga pertandingan di turnamen ini, bahkan menang cukup telak dengan skor 4-2 atas runner-up Piala Eropa, Italia.
"Saya berharap Brasil kembali mendapat hasil bagus nanti karena tim nasional Uruguay sangat percaya diri setelah memenangi Copa America. Dalam beberapa pertemuan terakhir kami dengan mereka, kami selalu mendapat hasil bagus. Pasti hal ini cukup mencemaskan mereka," ujar penjaga gawang klub Queens Park Rangers itu.
Namun, menghadapi tetangganya, Brasil sendiri tidak lengkap. Bek tengah David Luiz diragukan bisa tampil penuh setelah mengalami cedera ketika menghadapi Italia pada pertandingan terakhir babak grup.
Padahal pemain Chelsea itu selama ini menjadi kepingan utama pelatih Luiz Felipe Scolari untuk menjaga keseimbangan lini belakang. Posisi Luiz mungkin akan diisi pemain belakang Bayern Muenchen, Dante.
Sedangkan di tim Uruguay, Andres Scotti dipastikan tidak akan bermain lantaran terkena akumulasi kartu. Posisi pemain belakang klub Nacional itu akan diisi pemain Atletico Madrid, Diego Godin. Namun absennya Scotti tidak dianggap Cesar sebagai keuntungan bagi Brasil.
Menurut Cesar, kekuatan utama tim yang dua kali meraih gelar juara dunia itu ada di lini depan. "Lini depan mereka berbahaya. Mereka punya Edinson Cavani, Luis Suarez, dan Diego Forlan. Kami harus hati-hati. Lengah sedikit saja bisa menguntungkan mereka," katanya.
Tidak berbeda dengan Cesar, kubu Uruguay enggan jemawa. Mereka memberi respek kepada tim tuan rumah, terlebih setelah melihat perkembangan permainan yang ditunjukkan selama Piala Konfederasi.
“Ini akan menjadi pertandingan yang keras. Brasil adalah tim tangguh dan mereka bermain di depan pendukung sendiri," ujar pelatih Uruguay, Oscar Tabarez. "Kita tunggu saja nanti apa yang terjadi di lapangan."
Berdasarkan rekor pertemuan kedua tim, sejauh ini tim Samba memang masih unggul dibanding Uruguay. Dari total 70 kali pertemuan, Brasil memenangi 32 pertandingan, berbanding 19 milik Uruguay. Bahkan dalam pertandingan terakhir kedua tim pada Juni 2009 di Kualifikasi Piala Dunia Afrika Selatan, Uruguay, yang menjadi tuan rumah, kalah telak 0-4.
"Brasil memang tim kuat dan punya banyak pemain bagus. Tapi kami juga punya banyak pemain bagus, dan kami akan memberikan yang terbaik yang kami bisa," kata Abel Hernandez, pemain yang mencetak empat gol ke gawang Tahiti pada pertandingan terakhir babak grup.
Peringatan yang sama soal kualitas tim Brasil dilontarkan kapten Diego Perez. Menurut dia, Brasil diuntungkan karena punya jadwal istirahat lebih panjang dibanding timnya. "Jadi kami harus segera pulih secepatnya untuk semifinal. Itu fokus kami sekarang," ujar Perez, yang mencetak satu gol saat lawan Tahiti.
AFP | FIFA | CONMEBOL | ARIE FIRDAUS