TEMPO.CO, Amsterdam - Direktur Olahraga Ajax, Marc Overmars, menilai Marco van Ginkel melakukan kesalahan bergabung ke Chelsea. Pemain legendaris Arsenal dan Barcelona itu menilai bakat Van Ginkel akan lebih terasah jika bermain untuk Ajax ketimbang di Chelsea.
Van Ginkel dikabarkan telah setuju hijrah ke Stamford Bridge. Pemain gelandang itu menandatangani kontrak berdurasi lima tahun. Chelsea dikabarkan merogoh kocek hingga 8 juta poundsterling untuk mendapatkannya dari Vitesse Arnhem.
Overmars mengakui bahwa Ajax sangat berminat mendapatkan jasa pemain timnas Belanda U-21 itu. Namun Van Ginkel lebih memilih The Blues. Dengan usianya yang baru 20 tahun, Overmars menilai Van Ginkel akan sulit menembus tim utama The Blues yang diisi bintang kelas dunia.
“Van Ginkel adalah pemain muda berbakat dan kami sangat ingin mendatangkannya ke Ajax,” kata Overmars kepada BBC Sport seperti dilansir Sports Mole, Jumat, 5 Juli 2013. “Apakah keputusannya pindah ke Chelsea terlalu dini atau tidak, saya tidak tahu. Bersama Ajax, dia akan memainkan banyak pertandingan dan bermain di Liga Champions."
Chelsea sendiri memiliki hubungan kerjasama dengan Vitesse. Dalam beberapa musim terakhir, The Blues sering meminjamkan pemain mudanya ke Vitesse. Alhasil, Vitesse lebih mengedepankan The Blues ketika ada klub yang meminati pemainnya. “Kami tidak bisa bernegosiasi dengan pemain (Van Ginkel), karena Chelsea memiliki perjanjian kerjasama dengan Vitesse,” ujar Overmars.
Tidak hanya Ajax yang sering menelurkan pemain hebat, Vitesse juga dikenal sebagai klub yang kerap melahirkan pemain bintang. Roy Makaay, Sander Westerveld, Danko Lazovic, Pierre van Hooijdonk. dan Philip Cocu adalah jebolan akademi Vitesse.
“Hal yang paling penting bagi si pemain (Van Ginkel) adalah mendapatkan menit bermain di tim utama. Semoga proses transfernya berjalan baik, dan dia masuk ke dalam tim utama,” tutur Overmars.
