Pemain timnas sepakbola putri Amerika Serikat Abby Wambach (kiri) menghibur pemain timnas Jepang, Homare Sawa usai pertandingan final sepakbola putri Olimpiade 2012 di Stadion Wembley, London (9/8) yang dimenangkan timnas AS. REUTERS/Toru Hanai
TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok pemain sepak bola wanita memutuskan menggugat badan sepak bola dunia (FIFA) dan asosiasi sepak bola Kanada atas keputusan penggunaan lapangan dengan rumput sitetis untuk Piala Dunia wanita 2015.
Mereka menganggap putusan itu sebagai bentuk diskriminasi. Penggunaan lapangan sintetis juga dianggap akan merusak keindahan permainan bola dan berisiko untuk kesehatan.
Gugatan itu sudah didaftarkan ke Pengadilan Hak Asasi Manusia Ontario. Di antara para pemain yang ikut menggugat adalah Abby Wambach, penyerang Amerika Serikat. Selain itu, ada Alex Morgan dari Amerika, Nadine Angerer (Jerman), Fabiana Da Silva Simoes (Brasil), dan Veronica Boquete (Spanyol). "Putusan itu tak adil buat para pemain," ujar Wambach.
Sedangkan Hampton Dellinger, pengacara yang mewakili para pemain, menuntut agar pemain wanita diperlakukan sama dengan pemain pria. Termasuk soal pilihan tempat bermain. "Pada akhirnya, kami yakin keadilan dan kesetaraan akan mengalahkan kekeraskepalaan dan diskriminasi gender," tuturnya.
Selasa lalu, wakil FIFA yang mengunjungi Kanada menegaskan tak akan mundur karena gugatan itu. "Kami akan tetap bermain di rumput buatan dan tak ada rencana B tentang itu," kata Tatjana Haenni, ketua kompetisi sepak bola wanita FIFA.