Manajer Liverpool Brendan Rodgers duduk di bangku sebelum pertandingan Liga Premier Inggris melawan Crystal Palace di Selhurst Park, London, 23 November 2014. REUTERS/Eddie Keogh
TEMPO.CO, Jakarta - Posisi pelatih Brendan Rodgers mulai digoyang setelah Liverpool secara mengejutkan takluk 3-1 di kandang Crystal Palace, Selhurst Park, dalam lanjutan Liga Primer Inggris, Ahad malam, 23 November 2014. Sejumlah suporter menggalang kampanye lewat Twitter agar Rodgers segera dipecat.(Baca: Liverpool Ditekuk Palace, Rodgers Mulai Digoyang)
Kemarahan suporter itu bisa dimaklumi. Pasalnya ini menjadi kekalahan keempat secara beruntun yang diraih The Reds setelah sebelumnya ditekuk Chelsea 2-1 dan Newcastle 1-0 di Liga Primer serta Real Madrid 1-0 di Liga Champions.
Hasil ini membuat posisi Liverpool yang musim lalu nyaris juara, kian jauh dari empat besar yang menjanjikan tiket Liga Champions. Tim asuhan Brendan Rodgers ini menghuni urutan ke-12 klasemen dengan nilai 14 dari 12 laga.
Seusai pertandingan, Rodgers pun menyadari posisinya tidak lagi aman. "Saya tak cukup sombong untuk mengatakan bahwa saya bisa bertahan di posisi ini dalam kondisi apapun juga," kata dia. "Semua manajer akan mengatakan hal sama, Anda harus memenangi pertandingan. Saya memiliki komunikasi baik dengan pemilik. Kami jujur dan terbuka. Tapi, kami memang harus meraih kemenangan dan tampil baik."
Ia mengakui musim ini jadi perjalanan terburuk dalam karier melatihnya. "Kami harus menemukan solusi dengan cepat karena ini sangat mengecewakan. Kami harus membuat perubahan di musim panas, di fase apapun kami harus bisa tampil lebih baik," kata Rodgers.