Sejumlah pemain Timnas Inggris, (ki-ka atas) Fraser Forster, Danny Welbeck, Adam Lallana, Jack Wilshire dan Daniel Strurridge berfoto bersama sejumlah penari tarian asal Brasil, Capoeria di Rochina Favela, Brasil. dailymail.co.uk
TEMPO.CO, Jakarta - Timnas Jerman dan Belgia saat ini tengah memasuki masa keemasan. Kedua tim seperti tak pernah susah menemukan pemain muda berbakat. Kini, keduanya menduduki posisi pertama dan keempat dalam peringkat dunia.
Kondisi itu tak pelak membuat Inggris iri. Asosiasi sepak bola negara itu (FA) akhirnya memutuskan melucurkan program baru yang disebut "DNA Inggris". Inilah program pelatih dan pembinaan yang meniru dua negara itu.
"Sangat berbahaya untuk meniru negara lain, tapi kami akan makin ketinggalan bila tak mengambil pelajaran dari negara lain," kata Dan Ashworth, Direktur Pengembangan elite FA. "Jelas sekali, dua negara yang melintas di pikiran adalah Belgia dan Jerman. Apa yang kami lakukan tak sama dengan mereka, tapi mungkin visinya sama."
Program ini akan diluncurkan FA di hadapan 1.500 pelatih pada pekan ini. Program meliputi lima area: kebanggan untuk mewakili Inggris di semua level timnas (who we are), bermain dengan filosopi tertentu (how we play), keterampilan dan kemampuan yang harus dimiliki pemain Inggris (the future England player), dan pelatihan yang bisa mendukung kondisi ini (how we coachandhow we support).
Program ini akan memastikan pelatih setiap tingkatan timnas memakai metode dan gaya yang sama. Gaya bermain itu akan terus dibawa para pemain saat berpindah level timnas. "Yang berubah harusnya hanyalah ukuran kaus mereka," ujar Dan.