TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Paris Saint-Germain Laurent Blanc melarang Zlatan Ibrahimovic membuka kaus untuk memamerkan tatonya saat tim itu menjamu Chelsea di laga pertama babak 16 besar Liga Champions, Rabu dinihari, 18 Februari 2015. Hal itu dimaksudkan demi menghindari hukuman kartu kuning.
Setelah mencetak gol pada laga melawan Caen, Sabtu lalu, Ibrahimovic yang bekerja sama dengan Program Pangan Dunia PBB, membuka seragamnya kemudian menunjukkan tato yang tertulis nama-nama orang yang menderita kelaparan di seluruh dunia. Ia pun kemudian mendapat kartu kuning.
Nah, hal itu tampaknya membuat Laurent Blanc khawatir. "Saya menyadari komitmennya untuk sebuah yayasan, tapi secara pribadi saya tidak tahu kalau dia punya beberapa tato tertulis nama di tubuhnya," kata Blanc.
Aksi memamerkan tato itu, menurut Blanc, mungkin berguna untuk menyukseskan misi Ibra menolong sesama. "Jika dengan menunjukkan tato itu kemudian menjadi topik pembicaraan di setiap website di dunia yang menyukseskan dirinya dan yayasan itu, namun bagi kami mendapatkan kartu kuning adalah kerugian," kata dia.
Ia khawatir Ibra tak bisa tampil dalam laga berikutnya, di kandang Chelsea. "Bayangkan jika permainan menjadi panas dan dia mendapat kartu kuning kedua. Permainan kami akan berakhir," kata Blanc cemas.
Blanc berharap Ibra mengerti kekhawatirannya. "Saya tidak tahu apakah melepas seragam adalah hal terpuji. Saya berharap dia tidak akan melepas bajunya lagi jika mencetak gol karena dia akan mendapatkan kartu kuning lagi. Itu sesuatu yang perlu dia renungkan," kata mantan pelatih timnas Prancis itu.
Ibrahimovic sendiri sebelumnya mengaku tidak menyesal telah melakukan aksi menunjukkan tato yang berbuah kartu kuning itu. "Jika saya bisa, saya ingin menulis semua nama di tubuh saya, tetapi ada 805 juta orang menderita kelaparan di dunia," kata pemain asal Swedia itu.
