TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Agum Gumelar mengatakan syarat menjadi Ketua Umum PSSI 2015-2019 haruslah orang yang mampu menghadapi tantangan kekinian. Sebab, sepak bola di Indonesia saat ini sudah menjadi industri.
"Jadi dibutuhkan orang yang punya wawasan manajer," ujar Agum saat menjadi salah satu narasumber dalam diskusi "Menakar Calon Ketua Umum PSSI yang Kapabel" di Gedung Serba Guna Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa, 14 April 2015.
Mantan Ketua Komite Normalisasi PSSI itu juga menegaskan, pemimpin PSSI nantinya juga harus bisa menjadi mitra pemerintah. "PSSI itu mitra pemerintah. Artinya, PSSI itu bukan bawahan Menpora, tapi mitra," ujarnya.
Syarat utama berikutnya, Agum menambahkan, figur Ketum PSSI haruslah orang yang mampu mempersatukan orang-orang sepak bola. Ia berharap tidak ada lagi istilah orang Arifin Panigoro, orang Nirwan Bakrie, atau orang Nurdin Halid.
Agum berharap Kongres PSSI yang akan diikuti oleh 107 pemilik suara di Surabaya pada Sabtu, 18 April 2015, berlangsung lancar.
Kesan Jusuf Kalla, Agum Gumelar, dan Ahmad Heryawan pada Solihin GP
55 hari lalu
Kesan Jusuf Kalla, Agum Gumelar, dan Ahmad Heryawan pada Solihin GP
Sejumlah tokoh daerah dan nasional melayat jenazah Solihin GP (Gautama Purwanegara) di rumah duka maupun di Gedung Sabau Markas Kodam III Siliwangi, Bandung, Selasa, 5 Maret 2024. Selewat tengah hari jenazah Solihin GP alias Mang Ihin diserahkan pihak keluarga ke Panglima Kodam III Siliwangi untuk menjalani prosesi pemakaman secara militer hingga di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung. "Pak Solihin seorang pemimpin yang tegas tapi sangat ramah ke rakyat," kata mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Bandung menjelang pemakaman.
