TEMPO.CO, Palembang – Klub sepak bola kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan, Sriwijaya FC, melepas tiga pemain asingnya, yakni Morimakan Koita (Mali), Goran Ljubojevic (Kroasia), dan Abdoulaye Maiga (Mali). Menurut Sekretaris Sriwijaya FC Achmad Haris, ketiga pemain itu dilepas karena kompetisi liga sepak bola Indonesia, Liga Bank Nasional Qatar, dihentikan oleh PSSI dengan alasan force majeure (keadaan memaksa).
Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga membekukan PSSI karena mengikutsertakan dua klub yang tidak direkomendasikan oleh Badan Olahraga Profesional Indonesia untuk mengikuti liga Indonesia, yaitu Persebaya dan Arema Cronus. Pembekuan dilakukan pada 17 April. Pada saat dibekukan pun PSSI masih menggelar kongres luar biasa yang memilih La Nyalla Matalitti.
Sriwijaya berkeinginan mempertahankan pemain dan pelatihnya. Namun klub yang berdomisili di Kota Palembang ini tidak sanggup membayar gaji mereka terus-menerus sementara pemasukan tidak ada. Sriwijaya FC mempersilakan ketiga pemain itu untuk mencari klub lain agar karier mereka tidak hancur sementara kompetisi liga Indonesia masih belum menentu.
“Namun jika liga kembali bergulir, ketiganya akan tetap menjadi prioritas untuk kami rekrut. Sayang sekali kalau mereka tetap di sini tanpa kegiatan," ujar Robert Heri, Manajer Sriwijaya FC.
Selain melepas ketiga pemain tersebut, Sriwijaya FC juga merumahkan sementara waktu pelatih dan para pemainnya. Menurut Robert, pihaknya terpaksa memotong gaji pemain dan pelatih hingga 90 persen dari nilai kontrak mereka. Namun pemain lokal yang tetap ingin bersama Sriwijaya FC tetapi tidak tinggal di Palembang gajinya akan dibayar 25 persen. Hal itu juga diberlakukan pada pelatih Benny Dollo serta asistennya Hendri Susilo. Di antara pemain yang gajinya dibayar hanya 25 persen terdapat Syakir Sulaiman, Dian Agus Prasetyo, dan Patrich Wanggai. "Yang tetap bersama tim akan kami bayarkan sebesar 25 persen," tutur Robert.
“Kami berharap ada keajaiban, sehingga kompetisi digelar kembali dan tim kami dapat kembali utuh,” ucap Haris. Ia berharap akan ada kesepakatan baru Menpora, PSSI, dan semua pihak yang berkepentingan langsung dengan persepakbolaan Indonesia. "Kami berharap dalam waktu dekat ini ada keajaiban," kata Haris, di Palembang, Sabtu, 23 Mei 2015.
PARLIZA HENDRAWAN
Berita terkait
Divonis Bersalah, Ini Rangkaian Perbuatan Joko Driyono
23 Juli 2019
Joko Driyono dihukum 1,5 tahun penjara atas perbuatannya dalam kasus perusakan barang bukti pengaturan skor Liga Indonesia.
Baca SelengkapnyaHakim Sidang Joko Driyono: Perkara Sederhana, Hanya Saja ...
2 Juli 2019
Jaksa penuntut umum meminta waktu tiga hari lagi untuk menyelesaikan berkas tuntutan untuk Joko Driyono.
Baca SelengkapnyaJaksa Belum Siap, Sidang Tuntutan Joko Driyono Ditunda Lagi
2 Juli 2019
Joko Driyono dan penasehat hukumnya menyatakan tidak keberatan dengan penundaan sidang kedua kalinya tersebut.
Baca SelengkapnyaAlasan Joko Driyono Sempat Mangkir dari Dua Panggilan Polisi
25 Maret 2019
Satgas Antimafia Sepak Bola sebelumnya telah melayangkan dua panggilan kepada Joko Driyono.
Baca SelengkapnyaJoko Driyono Batal Diperiksa Hari Ini
21 Maret 2019
Joko Driyono seharusnya diperiksa kelima kalinya sebagai tersangka perusakan barang bukti kasus mafia bola hari ini pukul 10.00 WIB.
Baca SelengkapnyaSempat Mangkir, Joko Driyono Kembali Dipanggil Polisi Besok
20 Maret 2019
Satgas Antimafia Bola telah memeriksa Joko Driyono sebanyak empat kali berkaitan dengan kasus perusakan barang bukti pengaturan skor bola.
Baca SelengkapnyaIni Alasan Polisi Tak Menahan Joko Driyono
1 Maret 2019
Satgas Antimafia Bola sebelumnya menyatakan Joko Driyono telah mengakui perbuatannya dalam kasus perusakan barang bukti.
Baca SelengkapnyaSatgas Antimafia Bola Kembali Periksa Joko Driyono Hari Ini
27 Februari 2019
Satgas Antimafia Bola sebelumnya menyita uang Rp 300 juta saat menggeledah apartemen milik Joko Driyono pada 14 Februari 2019.
Baca SelengkapnyaPolisi Jelaskan Uang Rp 300 Juta di Apartemen Joko Driyono
22 Februari 2019
Dalam penggeledahan di apertemen Joko Driyono, penyidik menyita uang Rp 300 juta.
Baca SelengkapnyaRisau Kasus Pengaturan Skor, Manajer U-15 Minta Arahan Satgas
22 Februari 2019
Satgas Antimafia Sepak Bola tengah memburu sejumlah orang yang terlibat match fixing atau pengaturan skor.
Baca Selengkapnya