TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erwin Dwi Budiawan mengatakan Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) telah menyiapkan sanksi terhadap sepak bola Indonesia.
Salah satu cara menghindari sanksi itu, menurut dia, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi harus mencabut Surat Keputusan Nomor 01307 Tahun 2015 yang tidak mengakui seluruh kegiatan keolahragaan PSSI sebelum batas waktu yang diberikan FIFA yaitu 29 Mei 2015. "Salah satu jalan agar terbebas dari sanksi FIFA itu adalah mencabut SK Menteri karena bentuk intervensi pemerintah," kata Erwin di Jakarta, Rabu 27 Mei 2015.
Ketua Umum PSSI, La Nyalla Matalitti bersama wakilnya Hinca Panjaitan saat ini berusaha melobi FIFA agar sepak bola Indonesia tidak dijatuhi sanksi. Misalnya, dengan melaporkan putusan sela Pengadilan Tata Usaha Negara yang menganulir keputusan Menpora. Akan tetapi, Erwin mengatakan upaya itu belum berhasil sebab itu bukan keputusan akhir. "Mereka cuma minta cabut SK, maka sanksi tidak diberikan," ujar Erwin.
Surat Keputusan Pembekuan PSSI oleh Menpora itu diterbitkan pada 17 April 2015 atau sehari sebelum PSSI menggelar Kongres Luar Biasa untuk memilih pengurus baru. Menteri Imam mengeluarkan surat itu setelah mengirimkan Surat Teguran Tertulis ketiga kepada PSSI yang ketika itu masih dipimpin Djohar Arifin Husin karena tetap membiarkan dua klub yang tidak mendapat rekomendasi Badan Olahraga Profesional Indonesia, yaitu Arema Cronus dan Persebaya Surabaya tetap ikut berkompetisi.
Menurut La Nyalla, kata Erwin, FIFA telah menyiapkan surat sanksi terhadap Indonesia dan akan dijatuhkan pada 30 Mei 2015 atau sehari setelah batas waktu yang diberikan jika Menteri Imam tidak mencabut SK itu. "Pak La Nyalla bahkan berpesan pada saya tadi pagi, beliau sudah berusaha keras agar kita tidak di-suspend," ujar Erwin.
Terkait kasus penggerebekan ofisial FIFA, menurut Erwin, tidak mempengaruhi jalannya Kongres Pemilihan Presiden Federasi Sepak Bola Dunia di Zurich. Saat ini La Nyalla dan Hinca sudah berada di markas FIFA untuk menghadiri kongres itu. "Yang digerebek itu bukan FIFA tetapi ofisial FIFA terkait kaus suap," ujar dia.
Selanjutnya: Strategi Politik PSSI
<!--more-->
Strategi Politik PSSI
Sementara La Nyalla dan Hinca berada di FIFA, Erwin bersama anggota Komite Eksekutif PSSI terus menggalang dukungan politis. Setelah Selasa kemarin mereka Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi Bidang Olahraga DPR, sehari kemudian mereka Rapat Dengar Pendapat dengan Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI).
Dalam rapat di DPD, PSSI meminta agar DPD mendesak Menpora mencabut SK itu. Pengurus PSSI menyampaikan ancaman FIFA jika SK itu tidak dicabut. Selain itu, pengurus PSSI mengungkapkan selama ini telah berusaha bertemu dengan Menteri tetapi tidak pernah diterima.
Setelah rapat, Ketua Komite III DPD, Hardi Selamat Hood membacakan tiga poin penting keputusan. Pertama, meminta Presiden, Pemerintah, Menpora, mentaati putusan sela PTUN. Kedua, mencabut SK Pembekuan terhadap PSSI. Ketiga, meminta keberadaan BOPI ditinjau kembali.
Surat keputusan itu, kata Hardi, akan disampaikan ke Menpora sore hari setelah rapat. Ia menegaskan keputusan lembaganya itu demi kepentingan sepak bola tanah air. "Kami tidak ingin memihak PSSI ataupun pemerintah," ujar dia, Rabu, 27 Mei 2015.
Mendekati batas waktu akhir yang diberikan FIFA, Menteri Imam tidak berada di kantornya. Menteri Imam sedang berada di Bangka Belitung untuk menghadiri Kejuraan nasional sepak bola Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) dan Pusat Pengembangan Latihan Pelajar Daerah (PPLD).
RINA WIDIASTUTI
Berita terkait
Imam Nahrawi Bebas Bersyarat dari Lapas Sukamiskin dan Wajib Lapor ke Bapas
2 Maret 2024
Imam Nahrawi bebas dengan status bersyarat dan masih harus wajib lapor hingga 5 Juli 2027.
Baca SelengkapnyaGebyar Diskon Remisi Napi Korupsi Sepanjang 2023, Terakhir Rombongan Juliari Batubara Dikorting 1 Bulan
5 Januari 2024
Sejumlah napi korupsi dapat remisi selama 2023. Koruptor dapat remisi tak perlu jadi justice collaborator dan bayar lunas denda serta uang pengganti.
Baca SelengkapnyaTak Hanya Syahrul Yasin Limpo, Empat Menteri ini Mengundurkan Diri Saat Terseret Kasus Korupsi
9 Oktober 2023
Syahrul Yasin Limpo bukanlah yang pertama, lantas siapa saja menteri yang pernah mengundurkan diri karena kasus korupsi?
Baca SelengkapnyaKilas Balik Kasus Korupsi Setya Novanto dan Imam Nahrawi, Napi Korupsi yang Dapat Remisi 17 Agustus 2023
18 Agustus 2023
Setya Novanto dan Imam Nahrawi mendapat remisi. Begini kasus korupsi Setnov dan eks Menpora itu.
Baca SelengkapnyaSetya Novanto dan Imam Nahrawi Dapat Diskon Masa Tahanan, Napi Korupsi Bisa Terima Remisi?
18 Agustus 2023
Setya Novanto merugikan negara hingga Rp 2,3 triliun, sedangkan Nahrawi hingga Rp 18,1 miliar. Sebagai napi koruptor, pantaskah keduanya dapat remisi?
Baca SelengkapnyaPemerintah Beri Remisi Koruptor, TII: Tidak Ada Komitmen Untuk Perangi Korupsi
18 Agustus 2023
TII menilai remisi koruptor merupakan bukti lemahnya komitmen pemerintah terhadap pemberantasan korupsi.
Baca SelengkapnyaNapi Korupsi Lapas Sukamiskin Dapat Remisi di HUT ke-78 RI, Ada Setya Novanto dan Imam Nahrawi
18 Agustus 2023
Napi korupsi yang ada di Lapas Sukamiskin Bandung menerima remisi di HUT ke-78 RI. Ada nama Setya Novanto dan Imam Nahrawi yang menerima remisi.
Baca Selengkapnya5 Menteri Jokowi yang Terjerat Kasus Korupsi, 2 Di antaranya Menteri Sosial
27 Juli 2023
Pada dua periode pemerintahan Jokowi, setidaknya terdapat 5 menteri yang terjerat kasus korupsi, dari Juliari Batubara hingga Johnny G. Plate.
Baca SelengkapnyaPSSI Pernah Dibekukan FIFA 8 Tahun Lalu, Ini Penyebabnya
2 Juni 2023
FIFA pernah membekukan PSSI pada akhir Mei 2015 lalu. Apa penyebabnya?
Baca SelengkapnyaWajah 5 Menteri Jokowi Terjerat Kasus Korupsi, Juliari Batubara hingga Johnny G. Plate
21 Mei 2023
Sejumlah Menteri era Jokowi tersandung kasus korupsi termasuk Juliari Batubara dan Johnny G. Plate. Ini wajah mereka.
Baca Selengkapnya