Mafia di FIFA Sudah Mirip Kartel Narkoba?

Reporter

Kamis, 28 Mei 2015 12:07 WIB

Markas besar FIFA di Zurich, Swiss, 27 Mei 2015. Philipp Schmidli/Getty Images

TEMPO.CO, NEW YORK - Kepolisian Swiss menangkap enam pejabat puncak FIFA terkait dengan skandal korupsi yang melanda organisasi sepak bola dunia itu, Rabu, 27 Mei 2015. Skandal korupsi ini menjadi topik utama media sosial dan pemberitaan dunia. New York Times, koran terbitan Amerika, malah menyatakan tiga lembaga Amerika Serikat--Kejaksaan Agung, FBI, dan Direktorat Jenderal Pajak Amerika Serikat IRS--melukiskan badan sepak bola dunia FIFA setara dengan keluarga mafia dan kartel-kartel narkoba.

Seperti dilansir New York Time hari ini, 28 Mei 2015, aparat penegak hukum Amerika Serikat bahkan menyebut para pejabat puncak FIFA memperlakukan keputusan bisnis FIFA untuk memperkaya diri mereka sendiri. (Baca: 9 Hal Soal Jeffrey Webb, Bos FIFA yang Ditangkap Polisi)

"Seorang pejabat sepak bola bisa mengutip suap sekitar US$ 10 juta dolar (Rp 131 miliar)," kata Jaksa Agung Amerika Serikat Loretta E. Lynch.

Lynch juga menyebut, "Individu-individu dan organisasi-organisasi sepak bola ini terlibat dalam suap untuk memutuskan siapa yang menayangkan pertandingan-pertandingan, di mana pertandingan-pertandingan itu akan digelar, dan siapa yang seharusnya memimpin organisasi yang mengelola sepak bola di seluruh dunia."

Para pejabat FIFA yang ditangkap kemarin langsung diperiksa, dengan tudingan suap, pemerasan, dan pencucian uang. Mereka ditangkap kepolisian Swiss, atas permintaan kepolisian dan kejaksaan Amerika.

Kejaksaan Agung Amerika Serikat sebelumnya mengumumkan 14 nama, sebagian di antaranya direktur pemasaran sepak bola dari Amerika dan Amerika Selatan. Mereka diduga telah menyogok US$ 150 juta (hampir Rp 2 triliun) dalam kaitannya dengan berbagai turnamen sepak bola besar. Enam dari 14 nama itu, sudah ditangkap yaitu Eduardo Li, Jeffrey Webb, Eugenio Figueredo, Jack Warner, Julio Rocha, Costas Takkas, Rafael Esquivel, dan Jose Maria Marin san Nicolas Leoz. (Baca: Kasus Korupsi di FIFA Terkait Piala Dunia 2018 dan 2022?)

Menurut New York Times, suap dan korupsi terjadi di banyak lini di FIFA. Selain pemilihan presiden FIFA, New York Time mengutip sumber, transaksi juga menyangkut hak tayang siaran hingga pemilihan tuan rumah piala dunia. Lalu lintas uang suap cukup rumit, tapi Jaksa Agung Amerika Serikat sudah mendeteksi itu. Nilainya mencapai jutaan dolar Amerika. Salah satu yang dideteksi adalah transaksi pada tawaran tender Afrika Selatan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010.

NEW YORK TIME | REUTERS | AW

Berita terkait

Sepp Blatter Mengaku Gagal Melindungi Sepak Bola dari Intervensi Politik dan Bisnis

21 Desember 2022

Sepp Blatter Mengaku Gagal Melindungi Sepak Bola dari Intervensi Politik dan Bisnis

Sepp Blatter mengatakan telah mencoba mengendalikan bisnis tetapi telah berulang kali gagal.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Pemilihan Qatar sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2022 dan Skandal Suap FIFA

12 November 2022

Kilas Balik Pemilihan Qatar sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2022 dan Skandal Suap FIFA

The Guardian merilis laporan adanya dugaan suap kepada para pejabat FIFA untuk memilih Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Baca Selengkapnya

Sepp Blatter Sebut Qatar Sebagai Pilihan Buruk untuk Piala Dunia 2022

9 November 2022

Sepp Blatter Sebut Qatar Sebagai Pilihan Buruk untuk Piala Dunia 2022

Mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter, mengatakan seharusnya yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 adalah Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Profil Gianni Infantino, Presiden FIFA yang Bertemu Presiden Jokowi

19 Oktober 2022

Profil Gianni Infantino, Presiden FIFA yang Bertemu Presiden Jokowi

Gianni Infantino bertemu Presiden Jokowi bicarakan persepakbolaan nasional setelah Tragedi Kanjuruhan. Ini profil Presiden FIFA.

Baca Selengkapnya

Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

8 Juni 2022

Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presiden UEFA Michel Platini dijadwalkan menghadiri persidangan di pengadilan Swiss, Rabu, 8 Juni 2022.

Baca Selengkapnya

FIFA Ajukan Gugatan Kriminal pada Mantan Presidennya, Sepp Blatter

22 Desember 2020

FIFA Ajukan Gugatan Kriminal pada Mantan Presidennya, Sepp Blatter

Badan sepak bola dunia atau FIFA mengumumkan bahwa mereka telah mengajukan gugatan kriminal terhadap mantan presidennya, Sepp Blatter.

Baca Selengkapnya

Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

3 Agustus 2020

Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

Badan sepak bola dunia FIFA menyatakan pihak berwenang Swiss tidak mempunyai alasan untuk meluncurkan penyelidikan kriminal atas Gianni Infantino.

Baca Selengkapnya

Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

26 Mei 2020

Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

Badan sepak bola dunia (FIFA) menskors presiden federasi sepak bola Haiti Yves Jean-Bart terkait kasus pelecehan seks.

Baca Selengkapnya

FIFA Desak Swiss Lanjutkan Penyelidikan Kasus Hukum Sepp Blatter

3 Mei 2020

FIFA Desak Swiss Lanjutkan Penyelidikan Kasus Hukum Sepp Blatter

Badan Sepak Bola Dunia atau FIFA mendesak Kejaksaan Agung Swiss melanjutkan proses penyelidikannya terhadap kasus pelanggaran hukum Sepp Blatter.

Baca Selengkapnya

Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

8 April 2020

Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

Rusia dan Qatar membantah isu bahwa mereka melakukan suap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

Baca Selengkapnya