Sejumlah suporter melakukan aksi unjukrasa di depan Gedung Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bandung, 16 Mei 2015. Pengunjuk rasa menuntut adanya kejelasan liga dan persepakbolaan Indonesia akibat kisruh PSSI dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga. ANTARA/Novrian Arbi
TEMPO.CO,Blitar - Puluhan suporter sepak bola dan mahasiswa melakukan aksi turun jalan. Mereka mengajak masyarakat mendukung Menteri Pemuda dan Olahraga melawan mafia sepak bola di tubuh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia demi menyelamatkan sepak bola Tanah Air.
Unjuk rasa yang dilakukan para suporter dalam wadah Gerakan Rakyat Anti Mafia Bola (Gerambol) Blitar dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Blitar yang dilakukan siang tadi, 29 Mei 2015, di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Blitar ini menarik perhatian masyarakat.
Mereka berorasi mendesak pemerintah tak mundur menghadapi mafia di tubuh PSSI yang berlindung di balik FIFA. “Kita lawan semua gerakan anti-reformasi PSSI,” kata Iqbal Fatawi, Ketua Gerambol Blitar, dalam orasinya, Jumat, 29 Mei 2015.
Menurut Iqbal, saat ini terdapat kelompok tertentu yang berupaya merongrong Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi, yang tengah melakukan reformasi di tubuh PSSI. Kelompok tersebut ialah mafia sepak bola yang selama ini mencari keuntungan finansial dengan "menjual" klub melalui sejumlah cara, dari pengaturan skor hingga penyuapan wasit.
Ketua PMII Blitar Ahmad Khoirudin bahkan menuding para mafia ini juga memanfaatkan olahraga untuk kepentingan politis. Karena itulah upaya Kementerian Olahraga membersihkan PSSI dari para mafia harus didukung.
Menurut Ahmad, siapa pun yang melawan rencana reformasi PSSI dengan bersembunyi di balik FIFA adalah biang kerok kekisruhan sepak bola di Indonesia yang sebenarnya. “FIFA yang diagung-agungkan pengurus PSSI terbukti juga bobrok,” katanya.
Dia juga meminta Menteri Olahraga tak mundur menghadapi ancaman FIFA yang selama ini diembuskan. Menurut dia, semua suporter di Indonesia menyatakan siap berada di belakang Menteri Olahraga untuk membersihkan PSSI dari para penjahat bola.
Penangkapan enam pejabat tinggi FIFA yang ditengarai terlibat aksi mafia menjadi bukti bahwa olah raga ini sudah tidak murni lagi. Karena itu, Menteri Olahraga diminta terus melakukan reformasi PSSI meski menghadapi banyak tekanan.