TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris David Cameron sekali lagi mendesak Sepp Blatter untuk melepaskan jabatannya sebagai Presiden Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA). Cameron mengutarakan pendapatnya di sela-sela pertemuan dengan Perdana Menteri Jerman Angela Merkel di Berlin mengenai reformasi Uni Eropa.
Cameron mengatakan Blatter memang seharusnya pergi dari FIFA. "Anda tidak bisa mengabaikan tuduhan korupsi pada organisasi sebesar itu dan berpura-pura bahwa orang yang memimpinnya saat ini adalah figur yang tepat untuk memimpinnya lagi," kata Cameron seperti ditulis The Guardian, 29 Mei 2015.
Menurut Cameron, apa yang dilihat publik saat ini adalah sisi buruk dari permainan sepak bola yang indah. Blatter memang seharusnya hengkang dari FIFA. "Semakin cepat itu terjadi, semakin baik," ujar Cameron.
Sebelumnya, Cameron dan Ketua Persatuan Sepak Bola Inggris Greg Dyke telah bergabung dengan para tokoh dunia yang mendesak Blatter turun dari jabatannya.
Blatter berada dalam posisi terjepit setelah sejumlah petinggi FIFA ditangkap dan ditahan polisi Swiss, Rabu, 27 Mei 2015, karena dugaan menerima suap, penggelapan pajak, dan pencucian uang. Penangkapan itu dilakukan atas permintaan Amerika Serikat yang didasarkan pada hasil penyelidikan Biro Investigasi Federal (FBI).
Ketua Asosiasi Federasi Sepak Bola Eropa Michel Platini juga telah meminta Blatter mundur. Legenda sepak bola Prancis itu menyebut Blatter "seperti teman" dan secara pribadi juga telah meminta Blatter mundur. Menurut Platini, krisis yang menimpa FIFA saat ini mencapai taraf "memuakkan" dan dia bilang "orang sudah bosan". Namun Blatter menolak untuk mundur dan menyatakan kongres FIFA untuk pemilihan presiden baru tetap berlangsung.
Blatter ingin memperpanjang jabatannya untuk periode kelima sejak menduduki posisi presiden FIFA sejak 1998. Dalam pemilihan kali ini dia bersaing dengan Pangeran Ali bin al-Hussein dari Yordania yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden. Adapun Anggota Komite Eksekutir FIFA asal Inggris, David Gill, mengatakan akan mundur jika Blatter terpilih lagi.
GABRIEL WAHYU TITIYOGA
Berita terkait
Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss
3 Agustus 2020
Badan sepak bola dunia FIFA menyatakan pihak berwenang Swiss tidak mempunyai alasan untuk meluncurkan penyelidikan kriminal atas Gianni Infantino.
Baca SelengkapnyaKasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti
26 Mei 2020
Badan sepak bola dunia (FIFA) menskors presiden federasi sepak bola Haiti Yves Jean-Bart terkait kasus pelecehan seks.
Baca SelengkapnyaDivonis Bersalah, Ini Rangkaian Perbuatan Joko Driyono
23 Juli 2019
Joko Driyono dihukum 1,5 tahun penjara atas perbuatannya dalam kasus perusakan barang bukti pengaturan skor Liga Indonesia.
Baca SelengkapnyaHakim Sidang Joko Driyono: Perkara Sederhana, Hanya Saja ...
2 Juli 2019
Jaksa penuntut umum meminta waktu tiga hari lagi untuk menyelesaikan berkas tuntutan untuk Joko Driyono.
Baca SelengkapnyaJaksa Belum Siap, Sidang Tuntutan Joko Driyono Ditunda Lagi
2 Juli 2019
Joko Driyono dan penasehat hukumnya menyatakan tidak keberatan dengan penundaan sidang kedua kalinya tersebut.
Baca SelengkapnyaAlasan Joko Driyono Sempat Mangkir dari Dua Panggilan Polisi
25 Maret 2019
Satgas Antimafia Sepak Bola sebelumnya telah melayangkan dua panggilan kepada Joko Driyono.
Baca SelengkapnyaJoko Driyono Batal Diperiksa Hari Ini
21 Maret 2019
Joko Driyono seharusnya diperiksa kelima kalinya sebagai tersangka perusakan barang bukti kasus mafia bola hari ini pukul 10.00 WIB.
Baca SelengkapnyaSempat Mangkir, Joko Driyono Kembali Dipanggil Polisi Besok
20 Maret 2019
Satgas Antimafia Bola telah memeriksa Joko Driyono sebanyak empat kali berkaitan dengan kasus perusakan barang bukti pengaturan skor bola.
Baca SelengkapnyaIni Alasan Polisi Tak Menahan Joko Driyono
1 Maret 2019
Satgas Antimafia Bola sebelumnya menyatakan Joko Driyono telah mengakui perbuatannya dalam kasus perusakan barang bukti.
Baca SelengkapnyaSatgas Antimafia Bola Kembali Periksa Joko Driyono Hari Ini
27 Februari 2019
Satgas Antimafia Bola sebelumnya menyita uang Rp 300 juta saat menggeledah apartemen milik Joko Driyono pada 14 Februari 2019.
Baca Selengkapnya