Buntut Kerusuhan Bola, Mediasi PSIS Vs Persis Solo Buntu
Editor
Erwin prima
Rabu, 8 Juli 2015 14:33 WIB
TEMPO.CO, Semarang - Panitia turnamen Piala Polda Jateng-Intidana 2015 telah melakukan pertemuan dengan PSIS Semarang dan Persis Solo untuk membahas kelanjutan turnamen tersebut. Pada Sabtu, 4 Juli 2015, pertandingan final leg pertama tak bisa dilanjutkan karena terjadi kerusuhan suporter.
Namun, dalam pertemuan beberapa jam pada Selasa, 7 Juli 2015, belum dicapai kesepakatan. “Belum menghasilkan keputusan, karena ada dua keinginan yang berbeda antara pihak PSIS dan Persis Solo,” kata ketua panitia turnamen itu, Aam Ichwan, Selasa malam, 7 Juli 2015.
Dalam mediasi yang digelar di kantor PSSI Jawa tengah, Citarum, Semarang, pihak Persis yang diwakili Sapto Joko Purwadi meminta leg pertama yang terhenti pada menit ke-26 dilanjutkan di Semarang dengan ditonton hanya pendukung PSIS Semarang.
Setelah itu, dilanjutkan leg kedua di Solo pada 11 Juli nanti yang hanya disaksikan pendukung Persis Solo, tanpa kehadiran suporter PSIS Semarang. Adapun kubu PSIS yang diwakili Setyo Agung Nugroho meminta laga lanjutan leg pertama dan pertandingan leg kedua digelar di tempat netral.
Aam Ichwan mengaku masih mempertimbangkan dua opsi yang belum ada titik temu tersebut. Pertandingan tanpa kedatangan suporter tamu dinilai tidak akan efektif. Di sisi lain, jika laga digelar di tempat netral, operator akan kesulitan menentukan siapa tuan rumahnya. "Karena butuh biaya, lalu siapa yang mau menanggung. Tim juga butuh pemasukan dari tiket penonton," ucapnya.
Sementara itu, kelompok pendukung PSIS Semarang, Panser Biru, meminta tetap diperbolehkan menonton pertandingan tim kesayangannya jika digelar di Solo. “Meski ada ancaman bentrok dengan pendukung tim tuan rumah (Persis Solo), kami tetap ingin ngluruk ke Solo,” ujar Ketua Umum Panser Biru Wareng. Adapun pendukung PSIS, Snax, ingin tetap ada yang menjadi juara dalam turnamen ini.
Karena PSIS dan Persis Solo belum sepakat, pertemuan pun dihentikan. Rencananya, kedua tim akan melakukan mediasi lagi pada Rabu, 8 Juli 2015.
ROFIUDDIN