Seorang balita dengan di gendong turut serta meramaikan pawai ratusan bonek, suporter fanatik klub Persebaya dalam aksi simpatik hari ulang tahun Persebaya ke 86 di jalan Grahadi, Surabaya, (18/6). TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Jakarta - Bonek, pendukung Persebaya 1927, akan mendatangi anak usaha Mahaka Sports, pomotor Piala Presiden, di Surabaya mulai Jumat ini, 28 Agustus hingga 30 Agustus 2015. Mereka menggelar demonstrasi menentang keterlibatan Persebaya United dalam turnamen Piala Presiden.
Menghadapi aksi tersebut, Mahaka menyatakan masih mencari jalan keluar atas persoalan itu. Mereka berharap kick-off turnamen yang bakal digelar pada Ahad, 30 Agustus itu tak terganggu. "Kami sedang mencari solusi," kata Hasani Abdulgani, Direktur Utama Mahaka Sports.
Kisruh Persebaya kembali memanas setelah Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) merekomendasikan Surabaya bermain di Piala Presiden. Rekomendasi terbit setelah klub yang dinaungi PT Mitra Muda Inti Berlian itu berganti nama menjadi Persebaya United.
Kebijakan itu dinilai jalan tengah atas dualisme kepengurusan antara Persebaya versi PT MItra Muda dan Persebaya versi PT Persebaya Indonesia. Namun rupanya Bonek yang mendukung Persebaya versi PT Persebaya tetap menolak kebijakan tersebut. Mereka ngotot melarang Persebaya United berlaga dalam turnamen. "Sikap kami sampai hari ini menolak Persebaya United karena menggunakan nama Persebaya," kata Andi Peci, Ketua Presidium Arek Bonek 1927.
Sekretaris Jenderal BOPI Heru Nugroho mengatakan lembaganya tak bisa berbuat banyak karena klaim Bonek belum didasari hukum formal. Perlu ada kebijakan pemerintah maupun putusan pengadilan yang menyatakan nama Persebaya hanya boleh dimiliki oleh Persebaya 1927, "Kami butuh fatwa," katanya.
Heru berharap persoalan ini bisa diselesaikan Pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun Surabaya. Sebab lembaganya tak punya kewenangan tanpa ada landasan hukum yang kuat, "Ini bukan persoalan hukum lagi tapi sejarah," ucapnya.