Tim Transisi Susun Statuta PSSI, Bersiap Gelar Kongres
Editor
Nurdin Saleh TNR
Kamis, 29 Oktober 2015 12:39 WIB
Adapun M. Khusen Yusuf, Staf Khusus Kementerian Olahraga, mengatakan instansinya sudah membangun komunikasi dengan FIFA untuk menyiapkan KLB. Ada kemungkinan, kata dia, bakal dibentuk komite normalisasi untuk mensukseskan KLB tersebut. "Ada proses komunikasi dengan FIFA untuk menyiapkan KLB," ujarnya dalam grup Pers Kemenpora. "Tapi saya belum bisa berkomentar lebih jauh," katanya saat dihubungi, kemarin.
Bila demikian, nasib sepak bola Tanah Air bakal mirip pada 2011. Kala itu FIFA membentuk Komite Normalisasi untuk mengambil alih PSSI yang terpuruk di bawah kepemimpinan Nurdin Halid, politikus Golkar. Ini artinya, kursi La Nyalla Machmud Mattalitti, Ketua Umum PSSI, juga bakal goyah. Itulah sebabnya Togar Manahan Nero, kuasa hukum PSSI, menentang langkah Kementerian Olahraga. "Menteri jangan terlalu sombong karena negara ini bukan kerajaan yang bisa mengubah aturan organisasi masyarakat seenaknya," ujarnya kemarin. "Itu akan menimbulkan kemarahan."
Togar mengingatkan bahwa pemerintah bakal kesulitan menggelar KLB karena perhelatan organisasi itu mempunyai aturan baku sendiri. Misalnya, KLB harus didasari kemauan PSSI dan anggotanya. Ia pun meminta pemerintah tak mengakomodasi keinginan politik pihak tertentu yang hendak menggantikan La Nyalla. "Itu jelas akan ditolak PSSI maupun FIFA," ucapnya.
Sama halnya bila Tim Transisi mengubah statuta PSSI, Togar mengatakan statuta organisasinya dibuat mengikuti standar internasional yang dibuat FIFA. Bila pemerintah campur tangan di dalamnya, Togar yakin akan semakin membikin kisruh sepak bola Tanah Air. Pemerintah, kata dia, selayaknya berfokus pada tugas pokoknya menyiapkan infrastruktur keolahragaan yang baik untuk masyarakat.
Togar juga ragu pemerintah bakal menggunakan celah kedatangan FIFA untuk melobi terwujudnya rencana tersebut. Induk sepak bola dunia itu, kata dia, sudah pesimistis terhadap pemerintah karena belum juga merespons surat mereka. FIFA, kata dia, meminta bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada 2-3 November. "Tapi belum ada tanggapan sampai sekarang, padahal waktunya sudah mepet," katanya. "Saya tidak tahu apa FIFA masih mau bertemu Presiden atau tidak."
TRI SUHARMAN