Paket Reformasi untuk Bersihkan FIFA Disetujui, Ini Isinya  

Reporter

Jumat, 4 Desember 2015 12:19 WIB

Para awak media berkumpul di depan markas FIFA di Zurich, Swiss, 30 Mei 2015. FIFA meminta seluruh tanggung jawab tim nasional dan kompetisi sepak bola Indonesia diserahkan kepada PSSI. REUTERS/Arnd Wiegmann

TEMPO.CO, Jakarta - Komite eksekutif FIFA menyetujui paket rencana-rencana reformasi pada Kamis yang ditujukan untuk membersihkan badan sepak bola dunia yang dihantam skandal itu. Komite ini mengusulkan pemeriksaan-pemeriksaan integritas dan pembatasan masa kerja ofisial-ofisial senior serta pemisahan baru terhadap posisi-posisi manajemen dan kebijakan.

Proposal-proposal itu, yang juga meningkatkan perwakilan untuk perempuan, akan dipresentasikan pada Februari di kongres FIFA, yang memiliki kekuatan untuk mengubah statuta-statutanya, demikian dilaporkan Reuters.

Di saat yang sama, komite eksekutif, yang saat ini dikepalai oleh presiden sementara karena skors yang dijatuhkan kepada Sepp Blatter, menunda keputusan untuk proposal kontroversial perihal penambahan jumlah peserta Piala Dunia dari 32 tim menjadi 40 tim.

Ironisnya, pengumuman yang diniatkan untuk membantu FIFA membersihkan diri dibayang-bayangi oleh penahanan anggota komite eksekutif Alfredo Hawit dan Juan Angel Napout di hotel mewah di Zurich, tempat mereka menginap, dan berita-berita bahwa para ofisial AS mengeluarkan 14 dakwaan baru terkait korupsi di sepak bola.

Hawit dan Napout, yang merupakan perwakilan kepala konferasi sepak bola Amerika Latin dan Selatan CONCACAF dan CONMEBOL, ditahan oleh polisi Swiss atas permintaan otoritas-otoritas AS dengan dugaan meraup jutaan dolar uang suap terkait hak-hak televisi.

Penangkapan-penangkapan itu merupakan bagian dari serangkaian penyelidikan korupsi yang melebar, setidaknya terhadap Blatter, yang diskors selama 90 hari dan akan digantikan pada kongres di Februari.

Pelaksana tugas Presiden Issa Hayatou mengatakan, pekerjaan komite telah selesai menjelang yang direncanakan pada Kamis, di mana kurang dua orang anggota di meja rapat.

"Ajang-ajang ini menggarisbawahi keperluan untuk membentuk program reformasi FIFA yang lengkap pada hari ini," ucapnya kepada para pewarta. "Rekomendasi-rekomendasi ini menandai awal dari perubahan budaya di FIFA. Langkah maju yang besar telah diambil."

Di bawah proposal-proposal yang diajukan, presiden FIFA dan ofisial-ofisial pemimpin akan dibatasi hanya menjabat selama tiga masa jabatan yang masing-masing selama empat tahun, dan melakukan pemeriksaan integritas terpusat sebelum menduduki posisi-posisi tersebut.

Batas usia 74 tahun, yang telah diajukan pada rencana delapan poin yang asli oleh kepala komite audit dan kepatuhan Domenico Scala, tidak dimasukkan.

"Kami mencoret pembatasan-pembatasan usia karena hal itu merupakan definisi arbitrer," kata Francois Carrard, kepala Komite Reformasi FIFA, yang menindaklanjuti rencana asli Scala.

Dewan FIFA berisi 36 orang akan menggantikan 25 anggota Komite Eksekutif dan mempersiapkan "arah strategis secara keseluruhan", sedangkan sekretariat jenderal akan mengawasi "tindakan-tindakan operasional dan komersial yang diperlukan untuk mengefektifkan strategi eksekutif."

Scala mengatakan, dirinya puas karena komite eksekutif telah bulat mendukung reformasi, terpisah dari pembatasan masa jabatan, tapi masih ada yang disoroti olehnya.

"Ini merupakan krisis yang dalam dan akan ada perubahan," ucapnya pada sambungan conference call. "Sistem, proses, peraturan, program-program kepatuhan, itu adalah hal yang benar. Namun Anda memerlukan perubahan budaya."

Di bawah proposal-proposal yang ada, setidaknya akan ada satu perwakilan perempuan di Dewan untuk masing-masing dari keenam konfederasi level benua.

FIFA mengatakan, statuta-statutanya akan memasukkan pasal baru yang mewajibkan anggota-anggota federasi untuk menghormati hak asasi manusia meski tidak menjelaskan bagaimana hal itu akan diimplementasikan.

Jumlah "standing committees" akan dikurangi dari 26 menjadi sembilan, dan salah satunya akan merupakan komite baru yang dibentuk dari perwakilan-perwakilan liga-liga nasional, klub, dan para pemain.

Proposal untuk memperbesar Piala Dunia masih ditahan. "Belum ada keputusan mengenai proposal ini, tapi itu akan diperdebatkan lebih lanjut," kata FIFA dalam pernyataannya.

Banyak orang yang terlibat dalam sepak bola meyakini 32 merupakan jumlah partisipan ideal untuk Piala Dunia, dan turnamen yang lebih besar akan lebih sulit diatur dan berpeluang mengalami penurunan kualitas.

ANTARA

Berita terkait

Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

8 Juni 2022

Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presiden UEFA Michel Platini dijadwalkan menghadiri persidangan di pengadilan Swiss, Rabu, 8 Juni 2022.

Baca Selengkapnya

Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

3 Agustus 2020

Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

Badan sepak bola dunia FIFA menyatakan pihak berwenang Swiss tidak mempunyai alasan untuk meluncurkan penyelidikan kriminal atas Gianni Infantino.

Baca Selengkapnya

Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

26 Mei 2020

Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

Badan sepak bola dunia (FIFA) menskors presiden federasi sepak bola Haiti Yves Jean-Bart terkait kasus pelecehan seks.

Baca Selengkapnya

Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

8 April 2020

Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

Rusia dan Qatar membantah isu bahwa mereka melakukan suap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

Baca Selengkapnya

Skandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi

7 April 2020

Skandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi

Empat mantan anggota Komite Eksekutif FIFA disebut menerima suap hingga jutaan dolar Amerika untuk pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2022, Ini Kecurangan yang Dituduhkan ke Qatar

31 Juli 2018

Piala Dunia 2022, Ini Kecurangan yang Dituduhkan ke Qatar

Tim pencalonan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 dituduh menggunakan cara-cara kotor untuk menang.

Baca Selengkapnya

Boikot Bertambah Mendekati Pembukaan, Piala Dunia 2018 Batal?

27 Maret 2018

Boikot Bertambah Mendekati Pembukaan, Piala Dunia 2018 Batal?

Negara-negara yang menyatakan akan melakukan boikot bertambah ketika Piala Dunia 2018 tinggal tiga bulan lagi.

Baca Selengkapnya

Presiden FIFA: Piala Dunia 2018 Tak Akan Jadi Ajang Perang

19 Maret 2018

Presiden FIFA: Piala Dunia 2018 Tak Akan Jadi Ajang Perang

Presiden FIFA Gianni Infantino menegaskan kecemasan terhadap potensi bentrok suporter Rusia dan Inggris tak akan terjadi di Piala Dunia 2018.

Baca Selengkapnya

FIFA Didesak Batalkan Chechnya sebagai Markas Timnas Mesir

13 Februari 2018

FIFA Didesak Batalkan Chechnya sebagai Markas Timnas Mesir

Keputusan FIFA untuk mengijinkan ibukota Chechnya, Grozny, sebagai markas Timnas Mesir mengundang protes.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2018: Peluang Arab Saudi di Mata Sami Al-Jaber

3 Februari 2018

Piala Dunia 2018: Peluang Arab Saudi di Mata Sami Al-Jaber

Sami Al-Jaber bangga tim Arab Saudi bisa bermain pada partai pembukaan Piala Dunia 2018.

Baca Selengkapnya