TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi akhirnya mengambil langkah tegas dengan membekukan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Keputusan itu diambil setelah tiga surat teguran tertulis tidak ditanggapi serius oleh PSSI.
"Dasarnya sudah kuat, SP1 (surat peringatan 1), SP2, dan SP3. Pembekuan ini untuk semua kegiatan keolahragaan yang dilakukan PSSI," ujar Deputi V Bidang Harmonisasi Kemenpora Gatot S. Dewa Broto saat dihubungi, Sabtu, 18 April 2015.
Dalam surat keputusan yang ditandatangani Menpora Imam Nahrawi, 17 April 2015, dijelaskan, sampai tenggat batas waktu yang telah ditetapkan dalam surat teguran tertulis I, II, dan III, PSSI nyata-nyata secara sah dan meyakinkan telah terbukti mengabaikan dan tidak mematuhi kebijakan pemerintah. Berdasarkan itulah, Menpora memberikan sanksi administratif dengan tidak mengakui semua kegiatan keolahragaan yang dilakukan PSSI. Keputusan berlaku sejak surat itu ditetapkan.
"Nanti Menpora akan membuat tim transisi," kata Gatot.
Mengenai transisi, dalam surat keputusan Menpora itu, pemerintah akan membentuk tim yang mengambil alih hak dan kewenangan PSSI sampai terbentuknya kepengurusan PSSI yang kompeten sesuai dengan mekanisme organisasi dan statuta FIFA. Tim ini bertanggung jawab dan berkewajiban menyampaikan laporan kepada Menpora.
Terkait dengan persiapan SEA Games 2015 di Singapura, tim nasional sepak bola harus terus berjalan. Pemerintah bersama KONI dan KOI sepakat bahwa dua lembaga itu bersama Program Indonesia Emas (PRIMA) akan menjalankan persiapan timnas.
Sedangkan semua pertandingan Indonesia Super League (ISL) 2015, Divisi Utama, Divisi I, II, dan III tetap berjalan sebagaimana mestinya dengan supervisi KONI dan KOI bersama Asprov PSSI dan klub setempat.
Surat itu juga menyatakan biaya yang timbul akibat ditetapkannya keputusan Menpora tersebut dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran/DIPA Kemenpora tahun anggaran 2015.
RINA WIDIASTUTI