Persib Bandung Berharap Tidak Ada Wasit Asing di Liga 1 2018
Reporter
Tempo.co
Editor
Nurdin Saleh
Sabtu, 13 Januari 2018 14:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, berharap agar pihak penyelenggara Liga 1 musim 2018 ini tidak lagi menggunakan wasit asing sebagai pengadil lapangan. Menurut dia, pemakaian wasit asing tak tepat karena di dalam negeri juga banyak wasit bagus.
"Sebetulnya malu juga ya kalau pake wasit asing. Kalau kita masih mampu dan bisa, kita kan masih bisa mencetak wasit-wasit baru," ujar Umuh saat ditemui di Kongres PSSI di Tangerang, Sabtu, 13 Januari 2018.
Di Liga 1 musim 2017, PSSI memang telah menerapkan tambahan berupa adanya enam wasit asing pada paruh kedua musim. Keenam wasit itu berasal dari Australia, Iran hingga Kyrgyztan. Kala itu, PSSI berharap agar wasit asing tersebut dapat meningkatkan mutu kompetisi di Liga 1.
Namun, menurut pandangan Umuh, penggunaan wasit asing cenderung tidak menguntungkan bagi kelangsungan Liga 1. Disamping menghambur-hamburkan biaya, kata Umuh, wasit asing yang digunakan di Liga 1 juga memiliki kualitas yang lebih buruk dari wasit lokal yang ada di Indonesia. "Semua (wasit asing) lebih buruk dari kita. Lebih buruk dari (wasit) yang ada di lokal," katanya.
Sebelumnya, pada ajang Liga 1 musim 2017, Persib Bandung memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan atas kepemimpinan wasit asing asal Australia, Shaun Evans. Kala itu, Persib tengah menghadapi Persija untuk menjalani pertandingan pekan ke 33.
Wasit Shaun Evans terpaksa harus menghentikan pertandingan setelah pemain Persib menolak melanjutkan laga. Pemain Persib memprotes kepemimpinan wasit yang dinilai merugikan mereka, termasuk tidak menganggap gol striker Persib Ezechiel Ndouassel. Komdis PSSI pun akhirnya memutuskan Persib kalah WO 3-0 dari Persija Jakarta.
Tak hanya Shaun Evans yang mendapat protes atas kepemimpinannya di kompetisi Liga 1 lalu. Wasit asal Iran Hasan Akrami, juga diprotes saat laga Madura United kontra Borneo FC. Bahkan Akrami mendapat serangan fisik dari suporter Madura United yang masuk ke lapangan. Pemain dan manajemen Madura pun nyaris ikut terlibat dalam kekerasan ini.
ERLANGGA DEWANTO