Liga 1: Disomasi Mantan CEO Mereka, Konflik PSMS Belum Selesai?
Reporter
Iil Askar Monza (Kontributor)
Editor
Hari Prasetyo
Selasa, 3 April 2018 20:09 WIB
TEMPO.CO, Medan - Setelah mendapatkan hasil buruk dalam dua laga awal Liga 1, PSMS Medan kembali mendapat kabar tidak baik. Teranyar, PSMS disomasi oleh mantan Chief Executive Officer (CEO) mereka, Syukri Wardi. Somasi merupakan peringatan atau teguran terhadap pihak calon tergugat para proses hukum.
Baca: PSMS Ditekuk Bhayangkara FC, Djanur Ungkap Kelemahan Timnya
Syukri melayangkan somasi terhadap PT Kinantan Medan Indonesia dan sponsor apparel PSMS, DJ Sport. Syukri sebagai pemilik PT Pesemes Medan mengklaim hak paten merek dan logo PSMS.
Sekretaris Umum PSMS, Julius Raja, membenarkan jika Syukri telah mensomasi pihaknya. "Benar memang somasi dia terhadap PT Kinantan Indonesia dan DJ Sport tertanggal 24 Maret 2018 kemarin", ujar Julius di Sekretariat PSMS Kebun Bunga pada Selasa, 3 April 2018.
Julius menceritakan jika konflik diawali dualisme PSMS saat kisruh di tubuh PSSI beberapa tahun yang lalu. Saat itu, PSMS yang bermain di Indonesia Super League (ISL) dipimpin oleh Indra Sakti. Sedangkan PSMS versi Indonesia Primer League (IPL) diketuai oleh Syukri Wardi
Di tengah-tengah konflik tersebut, Edy Rahmayadi yang saat itu menjabat Pangdam 1 Bukit Barisan mencoba melakukan pendekatan kepada kedua pihak. Hasilnya Indra Sakti dan Syukri Wardi secara sukarela menyerahkan kepengurusan PSMS kepada Edy.
Bahkan, menurut Julius, Syukri juga menandatangani sebuah surat kosong yang disertai materai. Sedangkan menyangkut isi surat, Syukri mempersilakan Edy untuk menulisnya. Setelah itu, para pihak terkait itu menganggap permasalahan dualisme telah selesai.
Karenanya, Julius merasa heran ketika saat ini Syukri kembali menggugat merek dan logo PSMS.
"Kita rasa sudah clear malam itu. Selain di atas materai, ada juga saksinya," Julis melanjutkan.
Baca: Liga 1: Belum Panas Bersama Persija, Begini Jawaban Addison Alves
Setelah kesepakatan tersebut, perjanjian damai dipegang oleh ajudan Edy Rahmayadi. Saat ini perjanjian tersebut sedang dicari, karena ajudan Edy telah berganti beberapa kali.
IIL ASKAR MONDZA