Hadapi Argentina di 16 Besar, Desailly: Prancis Tak Lebih Baik

Reporter

Terjemahan

Editor

Febriyan

Jumat, 29 Juni 2018 15:56 WIB

Pemain timnas Prancis, Olivier Giroud berpelukan dengan pemain timnas Denmark, Mathias Jorgensen di akhir laga grup C Piala Dunia 2018 di Stadion Luzhniki, Moskow, Rusia, Selasa, 26 Juni 2018. Laga terakhir grup C Piala Dunia 2018 berakhir dengan skor kacamata 0-0. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan bek Prancis, Marcel Desailly, tak menganggap negaranya sebagai tim favorit dalam babak 16 besar Piala Dunia 2018 menghadapi Argentina. Bahkan, menurut dia, Prancis sebenarnya tak lebih baik ketimbang Argentina meski berstatus sebagai juara grup C.

Desailly menilai Argentina saat ini memang sedang menghadapi masalah. Jorge Sampaoli tampak tak bisa memadukan kemampuan para bintangnya menjadi satu. Padahal, ada nama Lionel Messi, Sergio Aguero, Angel di Maria, Paulo Dybala, Gonzalo Higuain, Nicholas Otamendi, hingga Marcos Rojo di skuad tim Tango.

Dengan deretan bintang seperti itu, hasil satu kemenangan satu kali seri dan satu kekalahan pada babak penyisihan grup dinilai Desailly sebagai sesuatu yang sangat buruk.

"Mereka memiliki banyak penyerang berbakat, banyak pemain menyerang dengan kemampuan tinggi, tapi mereka tampak tak bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Mereka sangat kesulitan. Apakah itu masalah sistem? Apakah itu masalah semangat?" ucap Desailly dalam kolomnya di laman The Guardian.

Sebaliknya, dia pun tak menilai Prancis lebih baik ketimbang Argentina pada Piala Dunia 2018 ini. Skuad Ayam Jago harus bersusah payah kala menghadapi Australia, bahkan menang berkat gol bunuh diri bek Aziz Behich.

Advertising
Advertising

Menghadapi Peru, Prancis pun hanya menang tipis 1-0 berkat gol Kylian Mbappe dan pada laga terakhir mereka hanya bermain imbang 0-0 dengan Denmark.

Padahal, Prancis juga diisi pemain-pemain bintang, seperti bekas pemain termahal dunia, Paul Pogba, penyerang Antoine Griezmann, Kylian Mbappe, bek Samuel Umtiti, serta Raphael Varane.

"Sebagai suporter Prancis, saya mengharapkan mereka menunjukkan sesuatu berbeda sekarang. Dan jujur Prancis belum menunjukkan sesuatu yang membuat kami merasa optimis untuk memberikan kami harapan," ujarnya.

Desailly menduga buruknya performa Prancis dalam babak penyisihan dikarenakan gaya permainan lawan yang membuat Griezmann cs frustasi. Karena itu, dia menyarankan kepada Deschamps untuk mengubah gaya permainan dalam laga melawan Argentina. Menurut dia, Prancis harus membiarkan Argentina menguasai bola sebelum menekan mereka dengan serangan balik cepat.

"Kami memiliki pemain yang sangat baik dalam melakukan serangan balik dan mungkin kami tak siap mengontrol permainan. Saya sangat menantikan pertarungan Sabtu besok," kata pemain yang ikut membawa Prancis menjadi juara dunia 1998 dan juara Eropa 2000 itu.

Laga babak 16 besar Piala Dunia 2018 antara Prancis dan Argentina akan berlangsung pada Sabtu malam, pukul 21.00 WIB.

THE GUARDIAN

Berita terkait

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

4 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

8 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

13 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

21 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

22 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

22 hari lalu

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

Nikaragua bergabung dengan Meksiko memutuskan hubungan dengan Ekuador setelah pasukan menyerbu kedutaan Meksiko di Quito.

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

22 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

27 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

28 hari lalu

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

April Mop atau April Fool's Day pada 1 April punya kisah panjang sejak 1582.

Baca Selengkapnya

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

31 hari lalu

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard

Baca Selengkapnya