Prediksi Babak 8 Besar Piala Dunia 2018, Uruguay Vs Prancis

Reporter

Terjemahan

Editor

Febriyan

Kamis, 5 Juli 2018 13:26 WIB

Pemain Prancis, Paul Pogba, Presnel Kimpembe, dan Lucas Hernandez, mengontrol bola saat mengikuti sesi latihan di kamp latihan Prancis di Istra, Rusia, 4 Juli 2018. REUTERS/Tatyana Makeyeva

TEMPO.CO, Jakarta - Uruguay akan menghadapi Prancis pada babak 8 besar Piala Dunia 2018 di Stadion Nizhny Novgorod, Jumat malam nanti. Kedua tim akan tampil tanpa kekuatan terbaiknya.

Uruguay akan kehilangan mesin gol utamanya, Edinson Cavani. Penyerang asal klub Paris Saint-Germain itu telah mencetak tiga gol, termasuk dua di antaranya saat Uruguay menaklukkan Portugal pada babak 16 besar. Sayangnya, Cavani mengalami cedera pada laga itu dan diragukan absen pada laga melawan Prancis.

Kehilangan Cavani merupakan kerugian besar bagi Uruguay. Pasalnya, tanpa Cavani, Luis Suarez yang sudah mencetak dua gol di Piala Dunia 2018 tampaknya akan kesulitan menggedor lini belakang Prancis yang dihuni dua bek tangguh, Samuel Umtiti dan Raphael Varane.

Baca: Inilah Final Ideal untuk Piala Dunia 2018

Pelatih Oscar Tabarez tampaknya akan memilih Cristhian Stuani sebagai tandem Suarez. Namun kualitas penyerang klub Girona FC di Spanyol itu tentu tak akan setajam Cavani.

Meskipun tampil tanpa Cavani, rasa optimisme tetap terpancar dari kubu Uruguay. Gelandang Uruguay, Lucas Torreira, menyatakan Tabarez telah menganalisis kelemahan Prancis dan mereka siap mengeksploitasi kelemahan tersebut.

Advertising
Advertising

"Ini akan menjadi laga yang sulit. Mereka memiliki pemain penting di lini tengah yang memiliki kecepatan. Kami telah menganalisis permainan dan kelemahan mereka, sehingga kami bisa memanfaatkannya," ujarnya.

Pemain Prancis, Adil Rami, menilai absennya Cavani sebagai sebuah keuntungan. Menurut dia, Cavani sebenarnya bisa menjadi ancaman serius bagi Prancis jika bermain.

Baca: Ben Kasyafani Yakin Inggris Juara Piala Dunia 2018

“Sayangnya, ketidakberuntungan satu orang menjadi keuntungan buat yang lain,” kata Rami. “Kita membicarakan Edinson Cavani, salah satu penyerang terbaik di dunia, dan dia tengah dalam performa bagus di turnamen ini. Jadi saya pikir ini tidaklah buruk buat kami bahwa dia cedera.”

Prancis sendiri akan tampil tanpa gelandang Blaise Matuidi, yang harus menjalani hukuman akumulasi kartu. Namun hal itu tak menjadi masalah. Pelatih Didier Deschamps memiliki banyak stok gelandang berkualitas untuk menggantikan Matuidi.

Pemain muda Corentino Tolisso atau gelandang berpengalaman Steven Nzonzi bisa menjadi pilihan bagi Deschamps. Nzonzi, yang menyatakan siap mengisi posisi Matuidi, pun menilai timnya tak terlalu bergantung pada satu orang, sehingga siapa pun yang diturunkan tak akan menjadi masalah.

"Kami telah menunjukkan bahwa kami adalah tim sesungguhnya. Tim yang tangguh dan kuat," ujarnya. "Tujuan kami adalah melangkah lebih jauh dan saya kira kami memiliki kemampuan untuk melakukan itu. Energi dalam skuad kami sangat positif. Kami memiliki semua bahan yang dibutuhkan."

Baca: Piala Dunia: Burung Beo di Paris Ramalkan Prancis Ungguli Uruguay

Yang harus diwaspadai Uruguay adalah trio penyerang Olivier Giroud, Antoine Griezmann, dan Kylian Mbappe. Giroud, meskipun belum mencetak gol di Piala Dunia 2018, bermain cukup apik sebagai penyerang tunggal di jantung pertahanan lawan. Dia menjadi penarik pemain belakang lawan, sehingga bisa membuat Griezmann dan Mbappe memiliki ruang untuk mencetak gol.

Bintang utama Prancis tentu saja Kylian Mbappe. Dua golnya ke gawang Argentina pada babak 16 besar lalu menegaskan kemampuannya sebagai pemain muda paling berbahaya di Piala Dunia 2018. Kecepatannya, ketenangannya mengeksekusi peluang, serta kepintarannya mencari celah di pertahanan lawan harus diwaspadai lini belakang Uruguay, yang akan dikomandoi oleh Diego Godin.

Antoine Griezmann juga sosok yang bisa menjadi pemecah kebuntuan bagi Prancis. Penyerang asal Prancis itu sangat piawai melepaskan tembakan dari luar kotak penalti. Dari lima percobaan Griezmann sejauh ini, empat di antaranya mengarah tepat ke sasaran. Hanya, memang belum ada yang berbuah menjadi gol.

Selain dari Griezmann, ada ancaman dari lini tengah Prancis. Gelandang Paul Pogba juga bisa menjadi ancaman serius jika diberikan ruang tembak oleh para pemain Uruguay.

Dengan kekuatan skuad yang lebih unggul, Prancis seharusnya bisa menundukkan Uruguay. Namun kepintaran Oscar Tabarez meramu strategi tampaknya akan menjadi keunggulan bagi mereka.

Tabarez dan Deschamps sempat dua kali beradu strategi, dan hasilnya adalah satu kali menang untuk Uruguay dan satu laga lainnya berakhir imbang. Dalam sejarahnya, Uruguay juga lebih sering meraih kemenangan dalam delapan pertemuan kedua tim, dengan mengantongi tiga kemenangan, sedangkan Prancis hanya mampu memetik satu kemenangan. Kemenangan Prancis itu pun terjadi lebih dari tiga dekade lalu.

FIFA

Berita terkait

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

5 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

1 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

7 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

11 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

17 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

25 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

25 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

26 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

30 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

31 hari lalu

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

April Mop atau April Fool's Day pada 1 April punya kisah panjang sejak 1582.

Baca Selengkapnya