Perempat Final Piala Dunia 2018: Jalan Penebusan Suarez

Reporter

Terjemahan

Editor

Hari Prasetyo

Jumat, 6 Juli 2018 05:10 WIB

Pemain timnas Uruguay, Diego Godin menggendong Luis Suarez saat merayakan kemenangan mereka seusai laga babak 16 besar Piala Dunia 2018 melawan Portugal di Fisht Stadium, Rusia, Sabtu, 30 Juni 2018. Uruguay sukses mengalahkan Portugal 2-1. REUTERS/Murad Sezer

TEMPO.CO, Jakarta - Pertandingan perempat final Piala Dunia 2018 melawan Prancis di Stadion Nizhny Novgorod, Jumat malam, 6 Juli, akan menjadi kesempatan buat penyerang Uruguay, Luis Suarez, untuk menuntaskan perubahan sosoknya secara sempurna.

Baca: Piala Dunia 2018: Uruguay Vs Prancis, Pembalasan Didier Deschamps

Suarez dulu memang dikenal sebagai pemain yang bertalenta tinggi, tapi temperamental dan suka bikin heboh di lapangan. Tindakannya yang paling terkenal adalah menggigit lawannya di lapangan.

Baca: Uruguay Vs Prancis, Luis Suarez Bicara Ancaman Mbappe

Namun, sekarang, pada pergelaran Piala Dunia 2018 ini, Suarez sedang menjalani transformasi dirinya sebagai pemain yang matang, tenang, dan menjadi inspirator bagi timnya di lapangan.

Baca: Piala Dunia 2018: Kroasia Siap Hadapi Gaya Bunglon Rusia

“Saya harus menjadi salah satu pemain yang tenang di lapangan. Pasalnya, ada banyak pemain muda sekarang dalam skuad kami. Beberapa di antaranya baru tampil. Saya harus memimpin mereka dengan memberi contoh,” kata Suarez kepada para wartawan di Rusia pekan ini.

“Dengan bermain pada banyak pertandingan tim nasional, saya belajar banyak tentang bagaimana mengatasi situasi yang terjadi di lapangan,” Suarez menambahkan.

Advertising
Advertising

Pemain bernama lengkap Luis Alberto Suarez Diaz ini sekarang berusia 31 tahun. Ia telah menjalani karier pemain seniornya selama sembilan tahun. Dari klub di negaranya, Nacional, Groningen, Ajax Amsterdam, Liverpool, dan Barcelona.

Di tim nasional senior, Suarez telah bermain selama tujuh tahun dan mengikuti Piala Dunia tiga kali.

Kehebatan Suarez yang kelak membawanya ke Liverpool dan Barcelona ditemukan secara tidak sengaja oleh pemandu bakat dari klub Liga Belanda, Groningen.

Pemandu bakat dari Groningen itu terbang ke Uruguay pada pertengahan 2006 sebenarnya untuk mengamati penyerang muda yang dipromosikan, yaitu Elias Figueroa.

Tapi, setelah datang di Uruguay, utusan dari Groningen itu malah tertarik kepada penyerang lain yang tampil sebuah gol indah dan begitu liat mengamankan bola ketika dalam penguasaannya. Namanya Luis Suarez.

Direkrut Groningen yang bermain di Eredivisie atau divisi tertinggi di Liga Belanda, menjadi pintu buat Suarez untuk menjelajah Eropa.

Keandalannya dalam hal mencetak gol dengan cepat membawanya ke klub yang lebih tersohor di Belanda, yaitu Ajax, kemudian Liverpool, dan sekarang Barcelona. Sejalan dengan perkembangannya di klub, Suarez juga terus meningkatkan produktivitasnya di tim nasional Uruguay.

Tapi, seiring dengan gaya permainannya yang eksplosif di lapangan, Suarez juga mengalami perkembangan emosi yang tak terkendali di lapangan.

Suarez sebenarnya sudah menyerang lawannya secara fisik ketika bermain di Ajax. Tapi, kelakuannya yang liar itu baru mencuat di Liga Primer Inggris, ketika ia menggigit tangan pemain Chelsea, Branislav Ivanovic.

Hanya saja, tindakannya yang tak senonoh itu paling terasa dampaknya pada Piala Dunia 2014. Ia dipulangkan setelah menggigit bek Italia dan kena skorsing sejumlah pertandingan.

Empat tahun sebelumnya pada perempat final Piala Dunia melawan Gahana di Johannesburg, Afrika Selatan, Suarez dengan sengaja menahan sundulan lawannya di depan gawang Uruguay pada babak perpanjangan waktu dengan kedua tangannya.

Suarez menangis terisak-isak ketika mendapat kartu merah. Tapi, ketika dalam adu penalti, pemain Ghana, Asamoah Gyan, gagal mencetak gol, Suarez di tepi lapangan tertawa untuk merayakannya. Uruguay kemudian menang adu penalti dan lolos ke semifinal.

Suarez pun dipuja sebagai pahlawan di Uruguay. Tapi, pelatih Ghana saat itu, Milovan Rajevac, menyebutnya sebagai penjahat dan curang.

Suarez pemain brilian, tapi sering bermasalah dalam kariernya karena kerap gagal mengontrol naluri keliarannya. Ia sering mendapat sanksi karena menggigit, berpura-pura dijegal lawan alias diving, dan melecehkan lawan secara rasial.

Tapi, seiring kepindahannya ke Barcelona selepas Piala Dunia 2014, Suarez mulai lebih bisa mengontrol emosinya. Di La Liga Spanyol, ia lebih tenang dan mencetak lebih dari 150 gol buat Barcelona.

Suarez pun menginspirasi tim Uruguay menyambut perempat final Piala Dunia 2018 melawan Prancis ini dengan ketenangan dan kebijkannya.

Setelah mengalami trauma di Brasil 2014, Pelatih Uruguay, Oscar Tabarez, tetap percaya pada Suarez. Tabarez meyakini penyerang Barcelona bisa belajar dari pengalaman-pengalaman buruknya.

Tabarez meyakini Suarez sekarang adalah Diego Forlan pada tim Uruguay masa sebelumnya, yang berperan sebagai mentor buat rekan-rekannya di lapangan.

Di Rusia tahun ini, Uruguay sudah memenangi empat pertandingannya. Suarez mencetak dua gol, menghindari kontroversi, dan membagikan kematangannya.

Suarez memang tidak mencetak gol ketika Uruguay mengalahkan Portugal 2-1 pada 16 besar. Tapi, umpan-umpannya yang tajam punya peranan besar, termasuk pada gol pertama yang dicetak Edinson Cavani.

Suarez kini sudah melewati produktivitas seniornya, Forlan, yang mencetak enam gol di Piala Dunia. Melawan Prancis pada perempat final Piala Dunia 2018, Jumat ini, ia hanya butuh mencetak satu gol lagi untuk menyamai pencetak gol terbanyak Uruguay pada Piala Dunia dan pahlawan tim itu pada 1950-an, Oscar Miguez, yang membobol gawang lawan delapan kali.

Baca: Piala Dunia: Uruguay Vs Prancis, Cavani Berpacu Pulihkan Diri

Kalau itu terjadi dan kemudian Uruguay lolos ke semfinal, penebusan Luis Suarez terhadap “dosa-dosanya” akan lebih lengkap.

REUTERS | ESPN

Berita terkait

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

2 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

6 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

12 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

20 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

20 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

20 hari lalu

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

Nikaragua bergabung dengan Meksiko memutuskan hubungan dengan Ekuador setelah pasukan menyerbu kedutaan Meksiko di Quito.

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

21 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

25 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Tiba di Manchester United dengan Banyak Sensasi pada 2020, Facundo Pellistri Mungkin Hengkang Musim Panas Ini

25 hari lalu

Tiba di Manchester United dengan Banyak Sensasi pada 2020, Facundo Pellistri Mungkin Hengkang Musim Panas Ini

Saat ini, Facundo Pellistri bermain untuk Granada dengan status pinjaman dari Manchester United.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

26 hari lalu

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

April Mop atau April Fool's Day pada 1 April punya kisah panjang sejak 1582.

Baca Selengkapnya