Piala Dunia 2018: Benjamin Pavard, Pisau Swiss Army Asal Prancis

Reporter

Terjemahan

Editor

Febriyan

Senin, 16 Juli 2018 10:39 WIB

Pemain Prancis, Kylian Mbappe, Benjamin Pavard, dan Lucas Hernandez, saat mengikuti sesi latihan di kamp latihan Prancis di Istra, Rusia, 4 Juli 2018. Prancis akan melawan Uruguay pada 6 Juli 2018. REUTERS/Tatyana Makeyeva

TEMPO.CO, Jakarta - Nama Benjamin Pavard mencuat pada pergelaran Piala Dunia 2018 setelah menjadi pilihan utama skuad Prancis asuhan Didier Deschamps. Bek kelahiran 28 Maret 1996 (22 tahun) itu mampu menggeser seniornya, Djibril Sidibe, dari sisi kanan pertahanan Les Blues.

Pavard tercatat melakoni enam dari tujuh laga Prancis di Piala Dunia 2018. Secara statistik, performanya tersebut sangat istimewa. Sebagai bek, dia hanya melakukan 9 pelanggaran dan mengantongi satu kartu kuning. Dia juga mampu mencetak satu gol spektakuler pada laga perempat final kontra Argentina.

Sebelum ajang Piala Dunia 2018, nama Pavard nyaris tak terdengar. Lahir di sebuah kota kecil Maubeuge, Pavard dinilai sebagai salah satu contoh sukses Prancis dalam melahirkan bek-bek tangguh kelas dunia. Selain Pavard, ada nama Raphael Varane, Samuel Umtiti hingga Lucas Hernandez yang kini mengisi lini belakang mereka.

Karir Pavard dimulai ketika dia bergabung bersama akademi Lille sejak 2005 lalu. Sempat masuk ke dalam skuad senior klub Prancis itu, dia memutuskan hengkang ke klub Jerman, Vfb Stuttgart, pada 2016. Saat itu, dia menilai karirnya terancam karena Pelatih Frederic Antonetti tak menjadikannya pilihan utama.

Pelatih Vfb Stuttgart, Hannes Wolf, merupakan tokoh yang mampu mengasah bakat alami Benjamin Pavard. Dia memberikan Pavard kepercayaan dalam skema 3 pemain belakang yang akhirnya membawa Stuttgart kembali ke divisi utama Bundesliga, sebutan Liga Jerman, pada musim itu.

Advertising
Advertising

Sebagai pemain belakang, Pavard dinilai memiliki banyak kelebihan. Selain tubuhnya yang memiliki tinggi 186 cm, Pavard juga dikenal sebagai pemain yang cerdas. Dia sangat piawai dalam membaca permainan lawan seakan-akan dia adalah seorang bek senior yang kenyang pengalaman.

Kemampuannya menempatkan diri juga luar biasa. Dia kerap berada di posisi yang tepat untuk memotong bola sebelum memasuki area pertahanan timnya.

Secara statistik, di Liga Jerman, Pavard masuk ke dalam salah satu bek terbaik musim lalu. Dia mencatatkan angka 3,2 dalam memenangkan duel udara per pertandingan serta melakukan 1,9 jegalan per pertandingan dengan 1,6 jegalan diantaranya dianggap bersih.

Direktur Olahraga Stuttgart, Michael Reschke, menyebutkan bahwa kemampuan Benjamin Pavard tersebut lahir dari instingnya yang tinggi. Menurut dia, lapangan bola merupakan rumah bagi Pavard. Reschke juga menyebut Pavard sebagai sosok yang merendah dan selalu mengutamakan tim.

"Dia sangat pintar dalam bermain bola dengan insting yang alami. Dia seakan berada di rumahnya sendiri di lapangan," ujarnya memuji performa Pavard di Piala Dunia 2018 dan Stuttgart.

"Dia selalu memahami strategi apa yang sedang di mainkan dan bagaimana itu bisa bekerja baik dengan teknik ataupun pemahaman teknik yang dia miliki."

"Dia tak melakukan sesuatu untuk bersinar. Dia melakukan itu karena itu merupakan solusi yang tepat untuk timnya saat itu. Itu yang membuat dia spesial," lanjutnya.

Tak hanya memukau saat bertahan, Pavard juga dikenal sebagai bek yang memiliki kemampuan menyerang sangat baik. Dia memiliki kepercayaan diri menggiring bola serta kuat dalam duel satu lawan satu.

Soal yang satu itu, Benjamin Pavard juga dikenal sebagai bek yang memiliki keputusan tepat. Dia hanya akan maju ke depan jika dia menilai area pertahannya cukup aman untuk ditinggalkan. Jika tidak, dia akan cepat mengalirkan bola ke lini tengah dengan umpan-umpannya yang terkenal akurat.

Kemampuannya yang cukup komplit membuat Wolf tak jarang memainkan Benjamin Pavard sebagai gelandang bertahan. Bahkan, karena keunikannya bisa bermain di berbagai posisi itu, si pelatih memberikan julukan Si Pisau Swiss Army kepada Pavard, merujuk kepada pisau multi fungsi dari Swiss.

BLEACHER REPORT| EVENING STANDARD | EIF SOCCER

Berita terkait

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

1 hari lalu

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

2 hari lalu

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

Kalau sudah pernah ke Istana Versailles dan ingin mencari tempat baru, berikut ini adalah istana terbaik di dekat Paris

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

2 hari lalu

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

Emmanuel Macron mengutuk blokade oleh demonstran pro-Palesitna yang menutup pintu-pintu gerbang masuk ke universitas.

Baca Selengkapnya

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

5 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

5 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

6 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

12 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

17 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

22 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

30 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya