Pengaturan Skor: Vigit Waluyo Ungkap Upeti untuk Komite Wasit

Jumat, 25 Januari 2019 18:48 WIB

Ilustrasi Sepak Bola. (shutterstock.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Praktik lancung pengaturan skor di kompetisi sepak bola terus terkuak. Yang terbaru muncul pengakuan panjang lebar dari Vigit Waluyo, salah satu tersangka kasus tersebut.

Vigit diperiksa Satuan Tugas Antimafia Sepak Bola di Marpolda Jawa Timur, Kamis, 24 Januari 2019. Selepas pemeriksaan itu ia memberi keterangan pada wartawan.

Berikut poin-poin penting dari pengakuan Vigit:

Klub yang terlibat
Vigit menyatakan hanya terlibat pengaturan pertandingan (match setting) di Liga 2. Beberapa klub yang berkompetisi di kasta kedua tersebut diakuinya pernah meminta bantuannya.

"Klub yang dengan saya hanya (PSMP) Mojokerto Putra dengan (PSS) Sleman dengan Kalteng Putra juga," kata Vigit saat konferensi pers.

Vigit Waluyo. twitter.com

Vigit menegaskan pihaknya tidak bermain selain untuk ketiga klub itu. "Karena kami nggak pernah di Liga 1, kami hanya di Liga 2. Di liga 2 ini kami untuk kepentingan (klub) kami sendiri, nggak bermain dengan kepentingan klub lain," katanya.

Baca: Persija Jakarta Tanggapi Tudingan Pengaturan Skor

Untuk PSS Sleman, pria yang kini mendekam di Lapas Sidoarjo karena korupsi dana pinjaman PDAM Sidoarjo itu, mengakui ada beberapa oknum PSSI yang mengamankan. "Karena kondisi tim PSS Sleman sendiri itu memang bagus."

Namun begitu, kata dia, pihaknya pada akhirnya tetap menitipkan PSS Sleman kepada komite wasit agar tetap dilindungi dari kontaminasi dari pihak lain. Dan akhirnya, PSS Sleman promosi ke Liga 1 dengan status juara Liga 2.

Advertising
Advertising

Keterlibatan Vigit Waluyo di PSS Sleman sebelumnya bisa dilihat sejak merapatnya Danilo Fernando di jajaran pelatih. Asisten pelatih yang pernah bermain untuk Persik Kediri dan Persebaya Surabaya tersebut tak lain adalah menantu Vigit Waluyo.

Selain itu, ada skandal "offside dua kilometer" saat PSS Sleman mengalahkan Madura FC 1-0 di Stadion Maguwoharjo. Wasit pengganti tetap mensahkan gol bunuh diri pemain Madura meski sebelumnya pemain PSS Sleman dalam posisi offside.

Selanjutnya: Seperti apa praktik pengaturan skor itu?
<!--more-->
Suap Pengadil
Seperti apa praktik pengaturan skor itu? "Kami tidak pernah mengatur skor, hanya mencari menang kalah saja," kata Vigit.

Dia membantah praktek curang itu ia lakukan atas perintah bandar judi. "Saya tidak pernah punya bandar di Thailand atau di mana pun saya tidak pernah. Saya hanya memainkan uang saya sendiri untuk kepentingan klub saya sendiri yang saya bina."

Vigit berkilah hal tersebut terpaksa ia lakukan karena Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), selaku federasi yang mengelola kompetisi, tidak peduli dan tidak mau tahu soal pendaan klub, terutama klub-klub yang bermain di Liga 2.

"Seharusnya dia (PSSI) menyadari klub ini butuh dana karena tidak ada APBD. Intinya harus memberikan solusi tentang pendanaan. Kalau dana yg diberikan kecil mana mungkin klub itu bisa ikut kompetisi," kata mantan manajer Deltras tersebut.

Menurut dia, uang hasil pengaturan pertandingan yang ia lakukan nilainya tidak begitu besar. Hasilnya pun, kata dia, digunakan kembali untuk kepentingan klub, yakni untuk membiaya kebutuhan klub.

Dia mengatakan salah satu cara mengatur pertandingan adalah dengan menyuap pengadil pertandingan. Itu dilakukan agar klub binaannya tidak dikerjain. "Jadi uang itu hanya untuk menjamin kita tidak dikerjai saja oleh orang itu," katanya.

Baca: Berapa banyak uang untuk pengaturan skor?
<!--more-->
Uang Untuk Komite Wasit
Berapa banyak uang untuk pengaturan skor? Vigit Waluyo mengaku memberi uang puluhan juta kepada komite wasit dan wasit agar membantu klub binaannya meraih kemenangan saat bermain di kandang. Nilanya pun bervariasi.

Vigit memberi duit Rp 25-50 juta untuk komite wasit, sedangkan wasit Rp 25-30 juta. "Pembagiannya mereka bagi sendiri terserah," kata dia saat konferensi pers setelah diperiksa Satgas Antimafia Bola di Polda Jatim, Kamis, 24 Januari 2019.

Dia mengatakan menyuap pengadil pertandingan adalah salah satu cara mengatur pertandingan. Itu terpaksa dilakukan agar klub binaannya tak dikerjain. "Jadi uang itu hanya untuk menjamin kita tidak dikerjai saja oleh orang itu."

Dia bercerita, saat kompetisi Liga 2 2017, salah satu klub binaannya, PMSP Mojokerto Putera, dikerjain wasit. Sejak itu, musim depannya ia mencari solusi bagaimana timnya tidak dikerjain, yakni dengan menjalin komunikasi dengan komite wasit.

Melalui anggota komdis PSSI, Mbah Putih alias Dwi Irianto, Vigit dipertemukan dengan Nasrul Koto, salah satu anggota komite wasit. Setelah bertemu dengan Koto, "Pertandingan kami aman-aman saja," kata mantan manajer Deltras tersebut.

Dari tiga klub binaan Vigit yang bermain di Liga 2, dua di antaranya musim ini promisi ke Liga 1. Mereka adalah PSS Sleman dan Kalteng Putera. Sedangkan PSMP Mojokerto Putera gagal promosi setelah sengaja gagal mengeksekusi penalti.

Sebelumnya Vigit ditetapkan tersangka setelah Satgas menyidik Mbah Putih, yang lebih dulu ditetapkan tersangka. Dari hasil penyidikan itu, Vigit diduga terlibat pengaturan pertandingan PSMP Mojokerto vs Aceh United di Liga 2 2018.

Kepada Mbah Putih, mertua dari Danilo Fernando itu meminta bantuan agar PSMP Mojokerto bisa lolos ke Liga 1. Sebagai imbalan, Vigit Waluyo memberi uang tunai 50 juta sebagai uang muka, transfer 25 juta, dan 30 juta via ATM Mandiri.

NUR HADI

Berita terkait

Kontroversi Sivakorn Pu Udom, Wasit VAR yang Akan Awasi Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak

6 jam lalu

Kontroversi Sivakorn Pu Udom, Wasit VAR yang Akan Awasi Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak

Sivakorn Pu Udom , wasit VAR yang akan mengawasi laga timnas U-23 Indonesia vsIrak kerap membuat keputusan kontroversial.

Baca Selengkapnya

Mengenal Calvin Verdonk yang sedang Proses Naturalisasi

1 hari lalu

Mengenal Calvin Verdonk yang sedang Proses Naturalisasi

Ketua PSSI Erick Thohir mengatakan, Calvin Verdonk dan Jens Raven menjalani proses naturalisasi

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Konfirmasi Proses Naturalisasi Calvin Verdonk dan Jens Raven Sedang Berjalan

1 hari lalu

Erick Thohir Konfirmasi Proses Naturalisasi Calvin Verdonk dan Jens Raven Sedang Berjalan

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan Calvin Verdonk dan Jens Raven diproyeksikan untuk memperkuat Timnas Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jadwal Timnas U-23 Indonesia vs Irak di Perebutan Posisi 3 Piala Asia U-23 2024 Kamis 2 Mei, Kejar Tiket ke Olimpiade Paris 2024

2 hari lalu

Jadwal Timnas U-23 Indonesia vs Irak di Perebutan Posisi 3 Piala Asia U-23 2024 Kamis 2 Mei, Kejar Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Ketua Umum PSSI Erick Thohir memotivasi timnas U-23 Indonesia usai kalah di semifinal Piala Asia U-23 2024 untuk kejar tiket Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Shin Tae-yong Pernah Dilempar Telur di Negaranya Sendiri, Ini Sisi Lain Coach Shin

2 hari lalu

Shin Tae-yong Pernah Dilempar Telur di Negaranya Sendiri, Ini Sisi Lain Coach Shin

Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong berhasil bawa Garuda Muda ke perempat final Piala Asia U-23 2024. Berikut sisi lain Coach Shin.

Baca Selengkapnya

Putusan Wasit Dinilai Rugikan Timnas U-23 Indonesia saat Dikalahkan Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

2 hari lalu

Putusan Wasit Dinilai Rugikan Timnas U-23 Indonesia saat Dikalahkan Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Timnas U-23 Indonesia kalah 0-2 dari Uzbekistan dalam semifinal Piala Asia U-23 2024 Qatar. Akmal Marhali sebut putusan wasit merugikan Garuda Muda.

Baca Selengkapnya

Fakta Menarik Shin Tae-yong yang Sukses Bawa Timnas U-23 Indonesia ke Semifinal Piala Asia U-23 2024

3 hari lalu

Fakta Menarik Shin Tae-yong yang Sukses Bawa Timnas U-23 Indonesia ke Semifinal Piala Asia U-23 2024

Sejumlah fakta menarik Shin Tae-yong yang sukses bawa timnas U-23 Indonesia ke semifinal Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia Punya Pengalaman Buruk dengan Shen Yinhao, Wasit Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

3 hari lalu

Timnas Indonesia Punya Pengalaman Buruk dengan Shen Yinhao, Wasit Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Wasit Shen Yinhao asal Cina pimpin laga semifinal timnas Indonesia vs Uzbekistan. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Sukses Timnas Indonesia di Piala Asia U-23, PSSI Diminta Perkuat Peminaan Atlet Usia Muda

4 hari lalu

Sukses Timnas Indonesia di Piala Asia U-23, PSSI Diminta Perkuat Peminaan Atlet Usia Muda

Mantan pemain Timnas Indonesia, Bambang Nurdiansyah, meminta PSSI semakin menggiatkan pembinaan atlet sepakbola usia muda.

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23, Serba-serbi Peluang Timnas Indonesia menuju Final

5 hari lalu

Piala Asia U-23, Serba-serbi Peluang Timnas Indonesia menuju Final

Timnas Indonesia akan menghadapi Uzbekistan laga semifinal Piala Asia U-23, pada Senin, 29 April 2024

Baca Selengkapnya