Kebangkitan Ajax Amsterdam, Kuncinya di Van der Sar dan Overmars
Reporter
Terjemahan
Editor
Hari Prasetyo
Rabu, 1 Mei 2019 10:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ajax Amsterdam hanya membutuhkan sebuah pertandingan 90 menit lagi untuk mencapai babak final Liga Champions 2018-2019. Setelah menang 1-0 di Stadion Tottenham Hotspur, London, dinihari tadi, Rabu 1 Mei 2019, mereka tinggal memerlukan hasil 0-0 di Johan Cruyff Arena, Rabu mendatang, untuk lolos.
“Tidak ada yang memperkirakan Ajax bisa melangkah sejauh ini,” kata Edwin van der Sar, kiper legendaris Belanda dan Manchester United yang kini menjadi CEO atau ketua eksekutif Ajax.
Musim lalu, prospek masa depan Ajax terancam suram. Edwin van der Sar dan mantan bintang Belanda lainnya, Marc Overmars, yang kini menjadi direktur sepak bola Ajax, memanggil tujuh pemain muda paling berbakat untuk sebuah pertemuan khusus.
Andre Onana, Matthijs De Ligt, Donny van de Beek, Frenkie De Jong, Justin Kluivert, Kasper Dolberg, dan David Neres dipanggil dalam pertemun spesial itu. Di hadapan mereka dipresentasi video yang merekam penampilan para pemain legendaris Ajax pada masa lalu, masing-masing pada posisi bermain yang ditempati Onana dan kawan-kawan.
“Kami bilang, ‘Jika kalian ingin menjadi seorang legeda di Ajax, kalian mesti memenangi sesuatu yang besar,’” kata Van der Sar menceritakan pertemuan mereka dengan tujuh pemuda itu.
Kecuali Kluivert yang kemudian pindah klub, enam pemain muda Ajax lainnya tersebut tampaknya terinspirasi dari pertemuan khusus ini untuk menjadi lokomotif kebangkitan Ajax dalam musim ini. Mereka berpeluang memborong tiga gelar juara musim ini di Liga Champions, Eredivisie, dan Piala Belanda.
“Kami perlu bicara dengan para pemain muda. Tunggulah untuk kami. Yakinlah kepada kami. Kami akan memasitkan ada sebuah tim yang mampu menjawab tantangan besar. Ini sudah pekerjaan yang ajaib buat kami,” kata Van der Sar.
Suntikan di luar lapangan seperti yang terwujud dalam pertemuan itu yang membangun kembali Ajax Amsterdam, yang dari dulu sampai sekarang terbukti sebagai pencetak bibit pemain hebat terbaik di dunia.
Injeksi lain yang dilakukan Van der Sar dan Overmars dengan dukungan pelatih kepala tim, Erik ten Hag, adalah memulihkan kekuatan para pemain kawakan yang sudah tampak akan habis di belahan Eropa lainnya.
Mereka dibeli dengan harga yang relatif murah dan sekarang menjadi senjata Ajax untuk menguatkan anak-anak mudanya. Daley Blind, pulang kembali ke Ajax setelah dipinggirkan oleh Jose Mourinho di Manchester United. Dinihari tadi, Blind dinilai Arsene Wenger tampil nyaris sempurna sebagai bek tengah mendampingi juniornya, Matthijs de Ligt.
Musim lalu, Dusan Tadic hanyalah seperti penyerang yang renta karena usia digempur perang fisik di Liga Primer Inggris bersama Southampton. Musim ini Tadic adalah mesin gol Ajax.
Van der Sar dan Overmars adalah dua anggota laskar terakhir Ajax Amstedam yang memenangi Liga Champions pada 1995. Mereka tahu benar bagaimana memanfaatkan pengalaman mereka.
“Kembali kepada pengalaman kami dalam 1995, kami punya pemain sangat muda dan berbakat dalam tim seperti Edgar Davids, Clarence Seedorf, Overmars, Frank dan Ronald de Boer, dan Patrick Kluivert. Tapi, kami juga punya Frank Rijkaard and Danny Blind –ayah dari Daley Blind,” kata Van der Sar.
“Mereka tampil di Piala Dunia dan memenangi Liga Champions. Kami mengambil refleksi dari 1995. Kami memadukan pemain muda berbakat dengan pemain berpengalaman,” kata Van der Sar.
Injeksi lain yang dilakukan Van der Sar dan Overmars adalah mengadakan serangkaian diskusi dengan pelatih Erik ten Hag. Setelah menumbangkan Real Madrid, Juventus, dan menembus semifinal Liga Champions, menurut Van der Sar, Ajax Amsterdam mencapai tingkatan yang tidak pernah diperkirakan oleh pengamat sepak bola dunia.
IRISH TIME | GUARDIAN | ESPN