Kisah Tim Krul dan Rekor Buruk Penalti Manchester United
Reporter
Irfan Budiman
Editor
Nurdin Saleh
Selasa, 29 Oktober 2019 10:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Keberhasilan kiper Norwich City, Tim Krul, membendung dua tendangan penalti Manchester United dalam lanjutan Liga Inggris, Ahad lalu, mengingatkan pada peristiwa di Piala Dunia 2014.
Laga itu sudah hampir usai. Namun Louis van Gaal menarik Jasper Cillessen dan memasukkan kiper pengganti Tim Krul, kala itu masih jadi kiper Newcastle.
Skor laga perempat final antara Belanda dan Kosta Rika dalam Piala Dunia, di Bahia, 7 Juli 2014, selama 120 menit, macet di angka 0-0. Rupanya Krul sengaja diplot untuk menghadapi adu tendangan penalti.
Alan Shearer, yang saat itu menjadi komentator pertandingan, geleng-geleng kepala dengan keputusan Van Gaal tersebut.
“Dia benar-benar mengambil risiko,” katanya. “Di Newcastle, dia menghadapi 20 penalti. Dua yang berhasil digagalkan.”
Keputusan yang nyeleneh tentu saja. Tapi hasilnya, gemilang. Krul berhasil menggagalkan dua dari empat tendangan pemain Kosta Rika. Belanda kemudian menang dan melenggang ke semifinal.
Krul tak punya kiat hebat untuk itu. Namun ada tiga hal yang dia lakukan.
Sebelum bola disepak, dia berbicara kepada para algojo asal Kosta Rika, melompat-lompat di bawah gawang, dan mengantisipasi arah tendangan yang selalu tepat.
Lima tahun berselang, kecuali berbicara kepada eksekutor pelnalti, Krul melakukan hal yang sama di Carrow Road, kandang Norwich City, Ahad lalu.
Krul memang sudah pindah klub. Saat ini dia bermain untuk klub berjulukan The Canaries tersebut.
Hasilnya, dua tendangan penalti yang dilakukan oleh Marcus Rashford dan Anthony Martial, gagal total. Seperti yang terjadi di Itaipava Fonte Nova Arena, lima tahun lalu, dua sepakan penalti itu kandas di tangan Krul.
Rashford dan Martial adalah penendang penalti terpilih dari klub berjulukan Setan Merah. Dalam laga melawan Partizan Belgrade, tengah pekan lalu, Martial melakukan tugasnya dengan baik.
Tendangannya berhasil mengecoh kiper Partizan, Vladimir Stojkovic. Stojkovic bergerak ke arah yang salah, bola pun meluncur santai melewati garis gawang.
Namun malam itu, arah bolanya terbaca dengan baik. Krul bergerak ke arah kiri gawang dan berhasil meninjunya ke samping. Gagal.
Lebih buruk lagi dengan Rashford yang juga menendang ke arah kiri gawang. Krul berhasil menangkapnya. Tendangan Rashford teramat lemah.
Wajah Rashford tegang dan kesal. Padahal, beberapa pekan lalu, seperti halnya Martial, dia memberikan kemenangan untuk timnya melalui sepakan penalti. Berkat golnya itu, United pun unggul tipis 1-0 atas Leicester.
Tak pelak, keberhasilannya tersebut membuat dia senang. Resep penaklukkannya itu diumbar pada MUTV–televisi klub itu.
Kasper Schmeichel, kiper Leicester, dinilainya memiliki lompatan yang baik. “Dia pun lebih suka bergerak lebih awal,” katanya.
Sekejap dia menganalisis situasi yang terjadi saat itu. Dengan kemampuan tersebut, bola yang diarahkan ke pojok bukan keputusan yang tepat. “Dia bisa menyelamatkannya,” katanya.
Walhasil, dia menendang ke arah kiri gawang. Berhasil. Penonton bersorak riang. Rashford pun menganggap kutukan kegagalan dalam mengeksekusi penalti sudah usai.
Sebelumnya, dia gagal menyelesaikan tendangan penalti. Dalam laga melawan Crystal Palace, tendangan penaltinya membentur tiang. Hasilnya buruk. United kalah 1-2.
Nyatanya kutukan itu belum usai. Sebelumnya, Paul Pogba juga mengalami masalah dengan tendangan 12 meter ini.
Dalam pertandingan melawan Wolverhampton di Stadion Molineux, dia gagal mencetak gol dari titik penalti. Akibatnya, mereka hanya bisa bermain imbang 1-1.
Penalti masih menjadi masalah besar untuk pasukan Solskjaer ini. Dua kegagalan penalti di Carrow Road tentu tidak bisa dianggap main-main. Sepertinya ada masalah besar pada mental para algojo penalti Setan Merah.
Solskjaer, yang ditanya selepas pertandingan, mengaku kecewa dengan dua kegagalan tersebut. “Saya ingat Krul dalam Piala Dunia di Brasil. Dia memang kiper hebat,” katanya.
Namun, menurut dia, hal ini bukan jadi persoalan. Sebab, kata dia, para pemainnya bisa memenangi adu penalti.
Seperti saat mengalahkan Rochdale dalam Piala Liga. Ketika itu, mereka menang 5-3 atau seluruh pemainnya berhasil mengeksekusi penalti dengan baik.
Pun dengan yang terjadi dalam masa tur pramusim. Mereka unggul dalam adu penalti.
Boleh jadi Solskjaer bisa menahan kekecewaannya karena timnya menang. Apalagi dua algojonya tersebut bisa merespons dengan gol yang mereka ciptakan.
“Mereka melupakan kegagalan itu dan masing-masing mencetak gol,” katanya.
Martial dan Rashford memang mencetak gol. Ditambah satu gol dari Scott McTominay, United pun unggul 3-1. Tuan rumah mencetak gol lewat Onel Hernandez, tiga menit sebelum laga usai.
Dengan tambahan tiga poin, United melompat ke posisi ketujuh dari sebelumnya berada di posisi ke-14.
Tentu, beda ceritanya bila kejadiannya kalah. Persis seperti Rashford yang gagal mengeksekusi penalti dalam laga melawan Crystal Palace. “Jika berhasil cetak gol, tentu lain ceritanya.”
Riwayat Penalti Manchester United Musim Ini
Tanggal Lawan Eksekutor Hasil
11 Agustus Chelsea Marcus Rashford Gol
19 Agustus Wolves Paul Pogba Gagal
24 Agustus Crystal Palace Marcus Rashford Gagal
14 September Leicester Marcus Rashford Gol
27 Oktober Norwich Marcus Rashford Gagal
27 Oktober Norwich Anthony Martial Gagal.
BBC | MIRROR | MANUTD | IRFAN BUDIMAN