Wawancara Eksklusif: Ketua Umum PSSI Bicara Restu Kapolri

Reporter

Tempo.co

Selasa, 12 November 2019 05:21 WIB

Ketua Umum PSSI Periode 2019-2023 Mochmad Iriawan alias Iwan Bule di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu, 6 November 2019. TEMPO/Irsyan

TEMPO.CO, Jakarta - PAKAIAN dinas harian lengkap berkelir cokelat masih membalut tubuh Komisaris Jenderal Polisi Mochamad Iriawan alias Iwan Bule saat menghadiri acara makan siang bersama para pemain tim nasional U-23 dan U-19 di Hotel Sultan, Rabu 6 November lalu. Ketua Umum PSSI ini langsung meluncur ke Jakarta seusai menghadiri upacara serah terima jabatan Kepala Kepolisian RI yang baru, Jenderal Idham Azis, di Markas Korps Brigade Mobil Polri, Kelapa Dua, Depok.

“Kenapa saya pakai ini (pakaian dinas harian)? Ini memompa semangat mereka (para pemain tim nasional). Saya sebenarnya merasa panas pakai ini, tapi ini kan baju kebanggaan Polri,” tutur Iriawan saat ditemui di Hotel Sultan sore itu.

Mantan penjabat Gubernur Jawa Barat ini terpilih sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia pada 2 November lalu. Ia menjadi jenderal polisi pertama yang menduduki jabatan tertinggi di asosiasi sepak bola nasional tersebut. Iriawan menggaransi jabatannya selaku Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) tak bakal merecoki tugas barunya untuk membenahi kualitas sepak bola Tanah Air hingga empat tahun ke depan.

Keputusan Iriawan mencalonkan diri tidak lepas dari dukungan bekas atasannya di Korps Bhayangkara, Jenderal Tito Karnavian, yang kini menjabat Menteri Dalam Negeri dalam Kabinet Indonesia Maju. "Terus terang saja, dukungan saya memang dari Pak Tito. Beliau bilang, 'Bang, silakan maju saya dukung. Sekarang waktunya memberikan yang terbaik untuk negara'," kata dia.

Sebagai Ketua Umum PSSI anyar, Iriawan menghadapi seabrek pekerjaan rumah yang tak kunjung rampung, dari seretnya prestasi tim nasional, semrawutnya jadwal pertandingan, praktik lancung pengaturan skor, hingga kerusuhan suporter. Pada hari pertamanya bekerja, Iriawan langsung mendatangi ruangan Komite Eksekutif (Exco) untuk mengingatkan agar komite yang merupakan representasi masyarakat itu tidak main-main dalam menjalankan tugasnya. “Saya bilang ke Exco, jangan main-main. Saya tak akan melindungi. Komitmen saya jelas kalau soal itu.”

Ketua Umum PSSI periode 2019-2023 Mochamad Iriawan alias Iwan Bule. TEMPO/Nurdiansah

Advertising
Advertising

Iriawan menerima tim Tempo. Dalam perbincangan selama 30 menit, jenderal bintang tiga itu mengungkapkan komitmennya memberantas mafia bola dalam organisasinya. Iriawan merasa semakin mantap setelah mendapat dukungan kepolisian lewat satuan tugas anti-mafia bola.

Ada dukungan besar dari Kepolisian RI terhadap pencalonan Anda sebagai Ketua Umum PSSI?
Jelas lah, tanpa dukungan Kapolri (saat itu Tito Karnavian) saya tidak akan maju. Kita kan harus izin pimpinan. Kalau Pak Tito bilang maju ya saya maju. Sama seperti waktu Pak Cucu Soemantri lapor ke KSAD dan Panglima TNI (menjadi Wakil Ketua PSSI).

Seberapa besar dukungan Kapolri terhadap pencalonan Anda saat itu?
Terus terang saja, dukungan saya memang dari Pak Tito. Beliau bilang, "Bang silakan maju saya dukung. Sekarang waktunya memberikan yang terbaik untuk negara". Semua satuan tugas yang berkepentingan mengungkapkan kasus-kasus dalam sepak bola akan diback up.

Tak sebatas dukungan moral?
Ya. Selama ini "permainan" dalam sepak bola tidak tersentuh. Tapi akhirnya tersentuh oleh Polri. Ekspektasi masyarakat luar biasa, dan berubah. Sekarang mungkin di liga-liga kecil masih ada. Boleh ditanyakan ke pemilik klub, satgas anti-mafia bola itu memberikan efek detterence (pencegahan) yang tinggi.

Anda juga sudah mengantongi restu dari Presiden?
Kapolri saja cukup. Saya kan bawahan, kalo Pak Kapolri ke Presiden saya tidak tahu. Tapi cukup buat saya Kapolri.

Kenapa Anda mengincar posisi Ketua Umum PSSI?
<!--more-->

Kenapa Anda mengincar posisi Ketua Umum PSSI?
Ini akan mengangkat nama negara selain lewat bulu tangkis. Akan menaikkan derajat bangsa kalau kita berkiprah. Saya ingin berbuat sesuatu di sini. Apalagi ada banyak permasalahan seperti match fixing, pengaturan skor. Mudah-mudahan dengan saya jadi ketua, tentu dibantu aparat kepolisian kita berupaya.
Hidup saya sebenarnya sudah cukup dengan empat cucu. Sudah selesai lah ya. Anak-anak sudah pada beres. Ini pertaruhan nama baik. Bayangkan saja meniti karier dari letnan dua sampai sekarang, kalau saya mau macam-macam di bola, kan mahal sekali harganya. Ini bisa jadi warisan saat saya sudah tidak ada di dunia ini. Makanya saya bekerja keras sekali. Ini tiap hari rapat.

Apa perhatian utama Anda kala memimpin PSSI?
Ada skala prioritasnya. Kita tahu sebaik-baiknya kompetisi kalau timnas kita tidak maju, rakyat marah enggak? Tapi kalau kompetisi lebih bagus, timnas lebih bagus, permainan enak ditonton, lalu ada industri untuk menopang jalannya sepak bola, karena kita kan kemarin enggak pakai duit negara. Tapi sekarang sudah ada Instruksi Presiden, mungkin lain lagi. Siapa tahu Timnas akan didukung pemerintah. Target saya yang pertama adalah mempersatukan bangsa kita lebih erat dengan sepak bola. Saya juga ingin sepak bola kita mendunia. Orang bilang ah mimpi lu. Kita hidup harus bermimpi.

Seserius itu?
Ketika saya memutuskan maju saya harus fokus dan maksimal kepada bola. Saya sudah putuskan akan maju. Kasarnya saya wakafkan diri saya kepada bola. Karena saya harus mengembalikan kemudahan yang negara berikan kepada saya. Negara memberi terlalu banyak kepada saya. Saya jenderal bintang tiga, menjadi Kapolda tiga kali, sempat jadi Penjabat Gubernur (di Jawa Barat), saya akan berikan itu. Sebenarnya ini kan pekerjaan baru bagi saya. Kalau udah pensiun kan lebih baik saya jalan-jalan sama cucu.

Ketua PSSI Mochamad Iriawan dan Menpora Zainudin Amali mengelar konfrensi pers usai bertemu di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin, 4 November 2019. TEMPO/Irsyan

Di awal terpilihnya Anda jadi ketua PSSI, apa yang menjadi arahan dari Menpora?
Presiden sangat concern terhadap olahraga khususnya, sepak bola.
Manifestasi dari itu presiden mengeluarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2019 Tentang Pembangunan Pesepakbolaan Nasional. Sudah keluar sejak awal tahun. Belum sempat ditindaklanjuti pengurus lama, mungkin karena kesibukan atau lainnya. Kalau nanti 12 kementerian terlibat dalam Inpres itu kami buat roadmapnya. Meskipun kita tahu bahwa kementerian yang dikedepankan adalah Menpora, tapi yang tahu banyak di lapangan kan PSSI.

Presiden sempat menitipkan pesan khusus ke Menpora saat pelantikan kabinet.
Ya, pesan Presiden kepada Menpora, "Ingat bolanya ya, Pak." Ini pekerjaan rumah yang besar bagi saya karena bidangnya PSSI. Saya langsung jemput bola, menghadap Menpora dan mendiskusikan berkaitan dengan Inpres, kemudian masalah pemain, Piala Dunia, dan lainnya. Presiden sangat berharap. Piala Dunia U-20 bisa terwujudkan berkat presiden yang bersurat ke FIFA, meminta kementerian terkait, Kapolri melakukan hal yang sama untuk menjamin keamanan. Baru kami berangkat untuk menindaklanjuti. Peran pemerintah besar sekali. Tanpa itu takkan terwujud.

Apa yang dibicarakan dengan Menpora terkait persiapan Piala Dunia U-20?
Menjelang penyelenggaraan tentunya harus sukses U-20, sukses penyelenggaraannya, turnamennya, semua. Ada safety security, akomodasi, transformasi, fiskal, barang masuk, dan lainnya yang harus dibicarakan dengan berbagai kementerian. Nanti steering committee (SC) dan organizing committee (OC) ya dari kami. Tanpa dukungan pemerintah tak akan bisa. Saya dan Menpora sudah sempat mengecek stadion, masih ada waktu satu tahun. Inasgoc juga menyiapkan Asean Games dua tahun. Jadi ini pun harus cepat sehingga kami jemput bola untuk segera mendiskusikan dengan pemerintah, itu yang disampaikan dengan Menpora.

Sudah berapa kali menggelar pertemuan dengan Menpora?
Sebelum menjadi ketua, saya sudah kenal baik dengan beliau. Saya sudah sampaikan visi misi sejak enam bulan lalu. Saya juga keliling menyampaikan visi misi ke Semarang, Surabaya, Indonesia timur, Kalimantan, ada sepuluh kali lah. Saya sampaikan visi misi saya, kalau cocok silakan, kalau tidak silakan pilih pemimpin yang lain, enggak masalah.

Anda keliling daerah sebelum pencalonan ketum PSSI?
Iya, kemarin itu kenapa alhamdulillah saya bisa menang telak karena mereka sudah tahu. Saya sampaikan kalau kalian tidak mau memilih saya silakan, saya juga gak patheken. Saya hanya ingin memberikan yang terbaik. Buat saya sudah cukup. Bagi saya di PSSI ini kan sebenarnya pekerjaan baru. Bayangkan saya dari pagi enggak ada napasnya.

Setiap hari?
Hampir seperti ini. Di Lemhanas kan tidak seperti dulu saat menjadi Kapolda. Waktunya sangat banyak. Yang jelas Jumat sudah longgar, Sabtu-Minggu sudah pasti libur. Kita kan hanya memberikan kajian kepada Presiden, kalau ada peserta kita melakukan pendidikan, itu saja.

Sekarang Anda jadi rangkap jabatan sebagai Sestama Lemhanas. Bagaimana mengatur waktunya?
<!--more-->


Sekarang Anda jadi rangkap jabatan sebagai Sestama Lemhanas. Bagaimana mengatur waktunya?
Ini buktinya bisa.

Bagaimana respons pimpinan Anda di Lemhanas?
Ini kan seizin beliau juga. Beliau respons sekali. Silakan maju, majukan sepak bola Indonesia dan yakin Pak Iwan bisa, saya doakan, itu pesannya.

Anda tidak diharuskan melepas jabatan?
Kesibukan di Lemhanas tidak seperti waktu menjadi Kapolda. Kalau Kapolda mungkin lebih susah ya, tapi kan ini bisa. Tadi habis upacara di Kelapa Dua, saya mampir di sini. Tadi ada kegiatan di kantor, saya kirim surat-suratnya. Jadi tidak terlalu mengganggu.

Banyak jenderal polisi mengisi jabatan di lembaga sipil. Apakah ada arahan atau instruksi dari Kapolri?
Enggak ada, mereka memilih saya dengan sukarela. Saya katakan tidak dipilih juga tak masalah, saya ingin berbuat yang terbaik untuk negara dan sepak bola. Kalau ada yang lebih bagus silakan, tapi bukan berarti saya paling bagus, ya. Itu terlalu didramatisasi. Saya pikir tak begitu. Banyak pos lain yang ditempati institusi tertentu. Ini jangan diadu domba lah dengan mereka. Saya tahu lah yang bermain siapa.

Apakah Anda ada rencana menyusun kembali komposisi pengurus PSSI?
Kan sudah ada. Kalau di bawah ini ada departemen-departemen dan divisi-divisi, pasti. Ya nanti kita lihat, yang bagus dipertahankan. Kalau enggak ya kita ganti.

Secara jumlah bakal dikurangi?
Saya belum ke sana, saya fokus dulu ke sini. Timnas kan menjadi sorotan masyarakat.

Ketua Umum PSSI Periode 2019-2023 Mochmad Iriawan alias Iwan Bule di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu, 6 November 2019. TEMPO/Irsyan

Kalau melihat susunan Exco kan bukan tim Anda…
Kalau Exco saya percayakan ke voters yang memilih, saya enggak bisa menentukan. Makanya saya bilang kepada Exco, kamu sudah dipilih voters, jangan aneh-aneh di sini. Apalagi seperti dulu. Saya tidak bisa melindungi kamu, malah bakal saya dorong kalau macam-macam.

Exco nanti boleh tetap pegang klub?
Tidak ada aturan tentang itu. Tinggal kita berkomitmen saja.

Tapi tetap diizinkan?
Memang faktanya begitu. Kecuali saya minta dia mundur dari klub. Tapi kan dia tahu kami tidak punya wewenang itu juga. Yang jelas kan kita bisa tahu, makanya dari kompetisi tidak boleh dipegang pemilik klub. Nanti ada komite tetap kompetisi dan jadwal. Saya sudah merekrut orang dari luar. Exco nanti di bawahnya ada orang seperti wasit, saya akan rekrut dari luar negeri, karena itu boleh tidak diisi Exco. Misalnya dari Inggris, itu pun kontraknya per tahun. Exco pun nanti akan dievaluasi tiap enam bulan, kalau memang tidak cocok akan saya tukar lagi. Percayalah saya juga ingin baik buat sepak bola ini.

Banyak pertandingan ditunda karena tidak mendapat izin kepolisian. Apakah ke depannya Anda bisa jamin lebih mudah?
Saya optimistis karena saya dari Polri. Izin penundaan kompetisi ada di Polri. Kami bisa berkomunikasi. Pak Tito mantan Kapolri sudah perintahkan kepada saya, dan saya sudah punya konsep untuk MoU dengan Kapolri atau dengan Asops (asisten operasi Kapolri) berkaitan dengan masalah izin dan jadwal pertandingan. Asops itu kan tahu.

Soal mafia bola, apa ada konsep untuk koordinasi dengan satgas?
Makanya Pak Tito memperpanjang masa tugas satgas anti-mafia bola. Ini kan sudah mau selesai. Itu luar biasa, harus diteruskan oleh Pak Idham Aziz.

Bagaimana dengan komitmen Anda terhadap pemberantasan mafia bola?
Saya pikir itu tidak perlu diragukan. Satgas kita dorong. Kalau teman-teman tahu, beri tahu kami. Suruh pak Hendro (Kapolrestabes Bandung Kombes Hendro Pandowo, Ketua Satgas Anti Mafia Bola) tindaklanjuti. Itu kan ranah polisi, saya kan ketua umum PSSI. Tenang saja, saya tidak ada beban kok. Saya bilang kemarin ke Exco, jangan main-main. Saya tidak akan melindungi, bahkan saya akan sampaikan ke satgas. Komitmen saya jelas kalau soal itu.

Seperti apa mafia bola bermain selama ini?
Itu tanya ke satgas lah. Yang jelas permainan itu ada yang mengatur wasit, mengatur pemain, ada kenaikan gradasi dari liga dua ke tiga. Yang jelas secara gambaran umum saya mengerti lah. Orang-orangnya juga mungkin satgas sudah punya. Saya tidak pas menyampaikan di sini.

Komunikasi dengan satgas akan semakin mudah?
Jelas, diberikan akses oleh Pak Kapolri Tito dan Pak Idham.

Sejak kapan Anda menyukai sepak bola?
Saya dulu main di Persib junior tahun 1973.

Posisi apa?
Bek kanan.

Sekarang masih suka main?
Masih iseng-iseng saja main sama cucu dan anak kalau pas liburan. Banyak yang tidak tahu, saat saya ditempatkan di Bandung, saya jadi pembina Persib.

Berapa tahun?
Sampai sekarang saja hitung. Saat saya menjadi Kapolda Jabar, kan juara tuh. Diaraknya dari Polda, bukan dari Gubernuran (kantor Gubernur), karena waktu itu saya menjabat Kapolda. Tapi sekarang saya duduk di tengah, semua kepada klub sama.

IRSYAN HASYIM | MAHARDIKA S. H. | AISHA SHAIDRA | INDRA WIJAYA | RINA W.

Berita terkait

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

1 hari lalu

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan alasannya mengangkat tokoh buruh, Andi Gani Nena Wea, sebagai salah satu staf ahlinya.

Baca Selengkapnya

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

1 hari lalu

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

Timnas Indonesia kalah melawan Uzbekistan dalam semifinal Piala Asia U-23 2024. Ini komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin.

Baca Selengkapnya

Penyidikan Kematian Brigadir RA Disetop, Ini Kata Kapolri

1 hari lalu

Penyidikan Kematian Brigadir RA Disetop, Ini Kata Kapolri

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merespons perihal penghentian penyidikan kasus kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi atau Brigadir RA

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Andi Gani Nena Wea, Presiden KSPSI yang Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri

1 hari lalu

Rekam Jejak Andi Gani Nena Wea, Presiden KSPSI yang Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea ditunjuk Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Staf Ahli Kapolri. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Kapolri Lantik Brigjen Dwi Irianto Sebagai Kapolda Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Kapolri Lantik Brigjen Dwi Irianto Sebagai Kapolda Sulawesi Tenggara

Pelantikan Kapolda Sulawesi Tenggara yang baru itu dipimpin langsung oleh Kapolri dan dihadiri pejabat utama Mabes Polri di Rupatama, Mabes Polri.

Baca Selengkapnya

Lindungi Buruh Migran, Polri Bentuk Tim Khusus Pidana Ketenagakerjaan

1 hari lalu

Lindungi Buruh Migran, Polri Bentuk Tim Khusus Pidana Ketenagakerjaan

Polri menyoroti keselamatan buruh hingga sengketa buruh vs pengusaha, sehingga dirasa perlu pendampingan dari polisi.

Baca Selengkapnya

Kapolri Tunjuk Andi Gani Nena Wea Jadi Staf Ahli Bidang Ketenagakerjaan untuk Urus Sengketa Buruh vs Pengusaha

2 hari lalu

Kapolri Tunjuk Andi Gani Nena Wea Jadi Staf Ahli Bidang Ketenagakerjaan untuk Urus Sengketa Buruh vs Pengusaha

Listyo Sigit mengatakan, penunjukan Andi Gani sebagai staf ahli Kapolri dilandasi banyak sengketa antara buruh dengan pengusaha.

Baca Selengkapnya

Peringatan Hari Buruh Internasional 2024, Kapolri Sebut Ada 71 Titik Kegiatan di Seluruh Indonesia

2 hari lalu

Peringatan Hari Buruh Internasional 2024, Kapolri Sebut Ada 71 Titik Kegiatan di Seluruh Indonesia

Kapolri Listyo Sigit Prabowo menyampaikan ada 71 titik dengan puluhan ribu buruh di seluruh Indonesia yang mengikuti aksi Hari Buruh Internasional 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

2 hari lalu

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Andi Gani Nena Wea, ditunjuk menjadi Staf Ahli Kapolri Bidang Ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya

Kapolri Pertimbangkan Lanjutkan Pemeriksaan Kematian Brigadir RA, meski Polres Jaksel Resmi Sebut Bunuh Diri

2 hari lalu

Kapolri Pertimbangkan Lanjutkan Pemeriksaan Kematian Brigadir RA, meski Polres Jaksel Resmi Sebut Bunuh Diri

Kapolri menyatakan polisi masih terus mendalami motif Brigadir RA nekat menghabisi nyawanya dalam mobil Alphard hitam di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya