Kisah Virus Corona dari Bergamo, Ini Kesaksian Kapten Atalanta
Reporter
Antara
Editor
Hari Prasetyo
Selasa, 24 Maret 2020 15:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kapten Atalanta, Alejandro Gomez, menyatakan penduduk kota Bergamo yang menjadi basis klub ini dan sekaligus menjadi kota di Italia yang paling parah terhantam wabah virus corona, menggunakan segala cara untuk menghindari lockdown.
Menurut dekrit pemerintah Italia, penduduk dilarang keluar rumah untuk ke pasa swalayan atau bekerja, atau sekadar jalan-jalan bersama anjingnya, namun Gomez melihat aturan itu acap dilanggar oleh banyak orang di kota itu. Olahraga sendirian di luar rumah dibolehkan jika orang masih berada dekat rumahnya.
"Tetap saja ada orang di jalan-jalan," kata Gomez dalam wawancara dengan harian olah raga Ole yang berbasis di negara asal pemain ini, Argentina, seperti dikutip Reuters.
"Ada yang keluar untuk berlari, ada yang pergi ke taman untuk sit-up, ada yang mengajak anjingnya jalan-jalan karena mereka bosan di rumah atau ada juga yang bohong agar bisa ke supermarket."
"Saya tak keluar untuk lari-lari sekalipun saya olahragawan dan itu tugas saya," Gomez menegaskan.
Di Bergamo di provinsi Lombard di Italia timur laut, 134 dokter dari total 600 dokter atau 22 persennya, jatuh sakit atau dikarantina, kata Guido Marinoni, ketua asosiasi dokter setempat. Seri A Liga Italia sudah dihentikan sementara sejak 9 Maret.
Kasus pertama virus ini dilaporkan di Italia utara pada pekan ketika Atalanta menikmati malam paling menyenangkan dalam sejarah mereka ketika menggilas Valencia 4-1 pada pertandingan pertama 16 besar Liga Champions. Mereka kemudian memenangkan laga kedua dengan skor 4-3.
"Saya kira banyak misinformasi sejak awal dan kami semua menganggap enteng hal ini. Kami kira itu cuma flu biasa, virus yang biasa muncul pada musim dingin, jadi kita tetap menjalankan kehidupan sebagaimana biasa," kata Gomez.
"Suatu hari, militer datang membawa peti-peti jenazah dan mengkremasi jenazah-jenazah itu di suatu tempat karena sudah tidak ada lagi ruang untuk dikuburkan di sini. Luar biasa sekali. Setiap pagi saya bangun menonton berita dan selalu saja berita buruk," kata kapten Atalanta ini.