TEMPO.CO, Jakarta - Kompetisi divisi satu Liga Belanda (Eredivisie) dan divisi kedua (Eerste) 2019/20 secara resmi telah dihentikan tanpa juara serta tanpa tim promosi-degradasi. Putusan itu membuat para suporter Liverpool di Liga Inggris khawatir.

Federasi sepak bola Belanda, KNVB, akhirnya memutuskan untuk menghentikan total Eredivisie dan Eerste Divisie musim ini pada Jumat. Putusan itu diambil setelah pemerintah Belanda memperpanjang masa karantina wilayah pencegahan pandemi COVID-19 di negara tersebut hingga 1 September 2020. KNVB menilai dengan putusan pemerintah itu tak mungkin menyelesaikan kompetisi tanpa mengorbankan musim berikutnya.

Belanda itu mengakhiri liga tanpa juara maupun promosi/degradasi karena masih banyak sisa pertandingan yang belum dimainkan. Eredivisie baru menjalani 25 laga dari 34 yang dijadwalkan. Saat kompetisi terhenti, Ajax memimpin klasemen dengan nilai 56 sama dengan AZ Alkmaar, tapi unggul dalam selisih gol.

Putusan KNVB sesuai pedoman dari badan sepak bola Eropa (UEFA) yang menggariskan bahwa liga musim ini bisa diakhiri bila mereka memiliki alasan kuat yang masuk akal. Mereka juga menetapkan memberikan tiket ke kompetisi Eropa musim depan dari posisi klasemen terkini.

Kondisi yang dialami Liga Belanda ini disebut-sebut akan menjadi acuan atau cetak biru bagi liga-liga di negara lain yang juga menghadapi tantangan sama karena pandemi virus corona.

Bila itu terjadi, kehebohan besar dipastikan akan terjadi di Liga Inggris. Dengan 9 laga tersisa, Liverpool saat ini sudah unggul 25 poin dari Manchester City. Mereka hanya membutuhkan dua kemenangan lagi agar bisa juara.

Problem di Liga Inggris tak jauh berbeda dengan Liga Belanda. Kompetisi masih terhenti karena pandemi virus corona. Tak jelas kapan liga akan dimulai. Sejumlah media menyebut kompetisi direncanakan akan digelar lagi dalam beberapa pekan, tapi banyak yang ragu hal itu akan terjadi melihat perkembangan pandemi virus corona yang belum juga mereda.

Bila akhirnya Liga Inggris dibatalkan, menurut Standard.co.uk putusan sama seperti di Liga Belanda kemungkinan akan diterapkan. Artinya Liverpool tak akan ditetapkan jadi juara. Artinya, penantian suporter The Reds selama 30 tahun untuk meraih kembali gelar kembali akan berujung kekecewaan. Hal itu akan lebih menyakitkan bagi suporter terutama bila melihat keunggulan poin yang dimiliki tim dari para rivalnya.

STANDARD | MIRROR