New Normal Sepak Bola: Wajah Bursa Transfer Akan Sangat Berbeda

Reporter

Antara

Editor

Nurdin Saleh

Senin, 25 Mei 2020 19:25 WIB

Jadon Sancho. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Sepak bola Eropa mulai bangkit setelah sempat dihentikan akibat virus corona. Namun, ada banyak perbedaan dalam masa normal baru atau New Normal, termasuk soal bursa transfer pemain.

Liga Jerman saat ini sudah bergulir lagi. Liga Inggris, Liga Italia, dan Liga Spayol dijadwalkan bergulir pada bulan depan. Tapi, klub-klub harus bersiap menanggung kerugian karena mereka harus menggelar laga kanang tanpa penonton. Artinya tak ada lagi pemasukan dari tiket.

Hal itu kemudian diprediksi akan memukul keuangan klub. Pemasukan berkurang jauh, tapi mereka masih tetap harus membayar gaji pemain yang tinggi. Kini, semua klub berjuang mengencangkan ikat pinggang. Bila diterapkan di bursa transfer, ini bisa berarti tak akan ada lagi klub terkemuka yang berani mengeluarkan biaya sampai 100 juta euro untuk membeli pemain.

Mantan pelatih Damien Comolli telah mengamati berbagai peristiwa setelah meninggalkan perannya di klub Turki Fenerbahce pada Januari lalu. Mantan direktur olahraga Liverpool dan Tottenham Hotspur mengatakan itu mengatakan kepada AFP bahwa dia memperkirakan penurunan biaya antara 30 dan 50 persen dibandingkan dengan biasanya, dan pengurangan 70-75 persen dalam hal aktivitas.

Secara khusus, kehilangan pendapatan klub dari hasil pertandingan yang dimainkan tanpa penonton akan sangat berdampak pada anggaran. Ketika klub harus merekrut pemain, mereka yang bertanggung jawab atas perekrutan pemain di klub, juga tidak bisa melakukan pekerjaan mereka.

Martyn Glover, kepala pencari bakat dan perekrutan di klub Liga Inggris, Southampton, sudah merasakan pengaruhnya. "Bagian terbesar dari pekerjaan saya adalah menindaklanjuti target untuk jendela transfer berikutnya," kata dia. Para pencari bakat biasanya menghabiskan banyak waktu mereka di jalan dan melakukan perjalanan jauh untuk menonton permainan calon pemain yang akan direkrut.

Advertising
Advertising

"Saya biasanya berada di luar negeri setiap minggu di beberapa titik," kata Glover, yang sebelumnya bekerja di Everton. "Saya mungkin terbang ke Paris untuk menonton PSG dan hari berikutnya ke Jerman untuk menonton pemain lain. Dalam seminggu saya mungkin akan menyaksikan tiga atau empat pertandingan secara langsung."

Robert McKenzie memiliki peran yang serupa di klub divisi kedua Belgia, Leuven, yang pada 2017 diambil alih oleh King Power, pemilik Leicester City asal Thailand. Biasanya dia akan menonton hingga 20 pertandingan dalam sebulan, mengamati pemain yang menjadi target.

"Situasi saat ini jelas memiliki implikasi signifikan terhadap apa yang secara historis menjadi bagian terpenting dari proses: penilaian pemain dalam pertandingan langsung," katanya kepada AFP. "Saya sering berpikir pada diriku sendiri kapan akan saya benar-benar duduk di stadion sepak bola menonton pertandingan? Siapa tahu!"

Namun, ia mengakui bahwa perintah penutupan akibat pandemi telah memberinya banyak waktu untuk mencari calon pemain dan mempertimbangkan beberapa pilihan.

Sebaliknya, Newcastle United menjadi berita utama ketika kepala perekrutan mereka, Steve Nickson, terpaksa cuti bersama dengan seluruh departemen pencari bakat, menghentikan bagian fungsi penting dari klub.

Lalu, bagaimana klub Liga Premier dapat merencanakan untuk musim panas tanpa mengetahui apakah mereka akan tetap menjadi klub papan atas musim depan, atau apakah musim ini bisa dimulai kembali, dengan semua konsekuensi biaya?

"Ada banyak hal yang masih belum dapat dibuktikan," kata Glover. "Kami bukan klub yang mungkin menghabiskan 80 juta untuk seorang pemain. Saya yakin akan ada beberapa peluang yang muncul dari apa yang telah terjadi, baik di dalam maupun luar negeri, tetapi bagian tersulit adalah masalah keuangan." Glover mengakui bahwa cara pekerjaannya bisa berubah selamanya.

Comolli membantu memperkenalkan penggunaan data dan analisis ke dalam sepak bola Inggris dan yakin bahwa pendekatan tersebut bisa diterapkan secara lebih luas.

"Mungkin semakin banyak klub akan menggunakan data dan statistik alih-alih pencari bakat secara langsung dan mungkin klub juga akan mempelajari lebih banyak pemain itu sendiri, keluarga mereka, cara mereka hidup," kata dia.

"Jika saya memiliki kesempatan untuk pergi dan menonton pemain secara langsung atau kesempatan untuk bertemu dengannya dan keluarganya, saya akan mengambil kesempatan untuk pergi dan bertemu dengannya."

Dia percaya klub-klub yang sudah menekankan pada penilaian pemain melalui video dan data dapat mengatasi krisis tanpa merugikan tim. Bahkan klub dari peringkat yang lebih rendah bisa dapat muncul lebih kuat.

Klub itu termasuk Leuven, meskipun mereka harus menunggu hasil play-off pada bulan Agustus untuk melihat di divisi mana mereka akan berada pada musim depan.

Bagi klub papan bawah, kondisi krisis karena Covid-19 bisa berpotensi membawa berkah. "Saya pikir mungkin ada peluang bagi kami sebagai klub akibat dari situasi saat ini yang sebelumnya dianggap tidak mungkin," tegas McKenzie.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Berita Liga 1: Persebaya Surabaya Perpanjang Kontrak Bruno Moreira hingga 2026

11 hari lalu

Berita Liga 1: Persebaya Surabaya Perpanjang Kontrak Bruno Moreira hingga 2026

Klub Liga 1 Persebaya Surabaya memperpanjang kontrak pemain asingnya, Bruno Moreira selama dua tahun.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

13 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

14 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Bursa Transfer: Ciro Immobile Bisa Tinggalkan Lazio dan Bergabung dengan Napoli

18 hari lalu

Bursa Transfer: Ciro Immobile Bisa Tinggalkan Lazio dan Bergabung dengan Napoli

Kapten Lazio, Ciro Immobile, disebutkan bisa pindah ke Napoli pada bursa transfer musim panas nanti.

Baca Selengkapnya

Rumor Bursa Transfer Liga Inggris: Anthony Martial Akan Tinggalkan Manchester United Akhir Musim Ini

18 hari lalu

Rumor Bursa Transfer Liga Inggris: Anthony Martial Akan Tinggalkan Manchester United Akhir Musim Ini

Penyerang asal Prancis, Anthony Martial, dikabarkan akan menyudahi kiprahnya di Manchester United pada akhir musim ini.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

20 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya